2. Jurnalisme Konvensional
Jurnalisme pada umumnya dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita kepada khalayak atau
masyarakat luas. Jurnalisme tidak bisa dilepaskan dengan masalah media, karena media merupakan institusi sedangkan jurnalisme sendiri adalah seperangkat
pengetahuan yang membahas seluk-beluk kegiatan yang memungkinkan institusi tersebut hadir dan berfungsi dalam masyarakat.
Dalam jurnalisme konvensional, mengandung unsur-unsur seperti Timelines atau termassa, Proximity atau kedekatan, Impact atau dampak, Magnitude, Conflict,
Kemajuan, dan Manusiawi. Para jurnalis dalam jurnalisme konvensial ini juga hanya dibekali dengan pengetahuan yang elementer dan dikenal dengan 5W + 1H. Berita
dianggap elementer bila didalamnya terdapat what, who, when, where, why, dan how. Serta dalam jurnalisme konvensional ini baru memaparkan reportase faktual, bersifat
linier dan hanya dari satu dimensi saja. Penulisan berita jurnalisme konvensional ini juga menganut sistem piramida terbalik, diawali dengan berita-berita yang penting
dan hingga akhirnya berita yang kurang penting tidak penting. Dalam jurnalisme konvensional, wartawan juga dituntut untuk memiliki
kemampuan kepekaan terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Perjuangan serta proses yang dilakukan dalam mencari, mengolah sampai
menyebarkan berita juga tidak semudah dan se-simple seperti yang terjadi dalam jurnalisme online.
Surat kabar merupakan bagian dari jurnalisme konvensional. Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder.
Fungsi utama adalah :
1. to inform menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang
terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia, 2.
to comment mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam focus berita.
3. to provide menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan
barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media surat kabar. Fungsi Sekunder adalah :
1. untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang
diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu, 2.
memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik,kartun dan cerita-cerita khusus,
3. melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan
memperjuangkan hak.
Adanya jurnalisme konvensional ini, sangat membantu masyarakat publik dalam memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan informasi, terutama bagi
masyarakat yang tidak begitu bisa menggunakan media internet jurnalisme online tersebut. Walaupun publik merupakan pemirsa penonton yang pasif dalam
mendapatkan informasi, karena hanya bersifat satu arah saja tidak seperti pada jurnalisme online, namun jurnalisme konvensional selalu berusaha menyuguhkan
berita atau informasi penting bagi masyarakat yang penyampainnya juga faktual serta menurut kaidah-kaidah jurnalisme.
3. Konstruksi Media Massa