35
BAB III TEKNIK DAN FILOSOFI OLAHRAGA KENDO
Sebelumnya pada bab II penulis telah memaparkan mengenai pengertian kendo, sejarah dan perkembangan, perlengkapan dalam olahraga kendo, serta
elemen dasar dalam olahraga kendo. Dalam bab III ini penulis akan mencoba menjabarkan teknik-teknik dalam olahraga kendo, serta analisis filosofi kamae
dalam olahraga kendo.
3.1 Teknik–teknik dalam Olahraga Kendo
Ada beberapa teknik waza dalam bermain pedang atau katana, yaitu kenjutsu, kendo, dan iaido Tokeshi, 2003:120.Perbedaannya secara mendasar
yaitu kenjutsu adalah teknik perkelahian yang biasanya menggunakan pedang kayu bokken sebagai sarana latihan.Kendo lebih ke arah olahraga yang
pedangnya berupa shinai. Sedangkan iaido menggunakan pedang atau katana sungguhan dan lebih ke arah seni bermain pedang, antara lain teknik mencabut
dan menyarungkan pedang agar terlihat lebih indah. Kenjutsu dan kendo bertarung dengan pedang terhunus, lain halnya dengan iaido yang bertarung
dengan posisi pedang masih di dalam sarung.Teknik waza dalam kendo sebenarnya sangat sederhana, namun cukup sulit untuk dipelajari.Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, kendo berasal dari kenjutsu.Jadi teknik-teknik ini didasari oleh teknik kenjutsu.
Sebuah pukulan yang efektif dalam kendo disebut yūkō datotsu.Supaya
pukulan dapat efektif, diharuskan memukul terlebih dahulu pada datotsubui area target dengan monouchi yang ada pada shinai dengan arah pedang yang
tepat.Juga, pada saat memukul diharuskan penuh semangat ki, kiai yang bagus,
Universitas Sumatera Utara
36 dan postur tubuh yang baik kamae.Setelah memukul pun harus tetap waspada
zanshin.Salah satu konsep yang penting untuk diingat dalam memberikan pukulan yang efektif adalah semangat menyerang seme.Jika tidak memiliki seme
maka tidak di anggap sebagai pukulan yang baik.Sangat penting untuk menekan lawan dengan seme dan ki, dengan demikian, dapat menang sebelum memukul.
Waza dapat diberikan ketika lawan memperlihatkan suki pembukaan atau posisi lengah.Suki muncul dan hilang dalam sekilas.Suki muncul antara lain pada
saat lawan mencoba memukul, ketika lawan mundur dalam menghadapi seme, setelah selesai melancarkan waza, ketika lawan menangkis pukulan, dan ketika
lawan merasa terkejut, takut ataupun ragu.Menurut Tokeshi, 2003:120 waza dapat dibagi menjadi dua yaitu shikake waza teknik menyerang dan
ōji waza teknik serangan balasan tergantung siapa yang menyerang diawal.
3.1.1 Shikake waza
Shikake wazateknik menyerang adalah serangan yang akan dilancarkan kepada lawanTokeshi, 2003:120. Hampir tidak mungkin untuk melakukan waza
yang bagus jika lawan berada dalam kamae sikap yang bagus, dengan kensen ujung pedang mengarah ke tenggorokan atau mata kiri.Harus bisa menemukan
suki lawan atau memaksa lawan membuat suki, lalu memukul.Ini disebut shikake waza, dan ini adalah teknik menyerang yang agresif.Sangat penting untuk
mempertahankan bentuk dan sikap yang baik, untuk melihat pergerakan lawan, dan untuk memukul dengan cepat.Shikake waza terbagi menjadi sepuluh Tokeshi,
2003:120-128 yaitu :
1. Renzoku Waza teknik berurut
Universitas Sumatera Utara
37 Teknik ini berurutan antara nidan waza dua urutan waza atau sandan
waza tiga urutan waza Gambar 3.1a.Ketika pukulan pertama tidak efektif, diharuskan dengan cepat mamakai renzoku waza. Contoh lainnya, membuat
serangan tipuan ke satu area untuk menarik perhatian lawan dan dengan cepat memukul dari sisi yang berlawanan ke area yang lain Gambar 3.1b. Supaya
waza ini berhasil harus menggunakan langkah kaki yang benar.
Gambar 3.1a Renzoku Waza teknik berurut
Gambar 3.1b Renzoku Waza teknik berurut 2.
Harai Waza teknik memukul
Universitas Sumatera Utara
38 Dalam teknik ini diharuskan memukul shinai musuh dari samping untuk
mengalihkan perhatian lawan dari omote sisi kanan lawan atau dari ura sisi kiri lawan, atau dari bawah dan atas dengan gerakan memukul Gambar 3.2. Pukulan
harus dilakukan secara sempurna. 3.
Harai Men teknik menyapu men Dari posisi
chūdan no kamae, naikkan ujung shinai sedikit ketika mulai mengangkat kaki kanan dan memukul kearah bawah atau kesisi samping kiri dari
shinai lawan untuk membuat lawan lengah , lalu pukul lawan dengan cepat dibagian depan men ketika maju dengan kaki kanan. Gambar 3.2 b
Gambar 3.2 Harai Men teknik menyapu men 4.
Katsugi Waza teknik memanggul Teknik ini digunakan sebagai taktik. Ketika akan meletakkan shinai pada
bahu, lawan akan mengganti posisi kamae dan memperlihatkan suki. Maju
Universitas Sumatera Utara
39 kedepan dan ke kanan dengan kaki kanan, arahkan shinai ke bahu kiri dan
ayunkan kebawah sejajar dengan shinai lawan.Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Katsugi Waza teknik memanggul 5.
Debana Waza teknik menyerang dari awal Disaat lawan memulai sebuah waza disebut debana.Waza yang digunakan
untuk memukul lawan pada saat yang rentan ini disebut debanawaza.Saat lawan memulai menyerang, pikiran lawan sudah terfokus dan tidak mempunyai
pertahanan melawan serangan.Teknik ini paling efektif ketika ki dan seme kuat dan memaksa lawan untuk berusaha menyerang duluan.Pada saat memukul
gunakan gerakan menggertak pada pergelangan dan pukul perlahan.Postur yang baik dan zanshin dibutuhkan dalam teknik ini.Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
40 Gambar 3.4 Debana Waza teknik menyerang dari awal
6. Katate Waza teknik satu tangan
Teknik ini efektif saat lawan berada dijarak yang jauh seperti ketika lawan mundur.Arahkan dan jaga seme di bagian tengah lawan, ambil sebuah langkah
dengan kaki kiri, dan lakukan jōdan no kamae lalu pukul migi men lawan sambil
melangkah.Ketika mengarahkan shinai kebawah, putar badan sedikit ke kanan, panjangkan sikut kiri, dan arahkan tangan kanan kesisi kanan untuk menjaga
keseimbangan.Saat lawan datang untuk memukul atau menusuk kote bagian kanan, badan dapat dipalingkan ke kanan untuk melakukan katate waza.Variasi dalam
teknik ini adalah katate tsuki tusukan satu tangan.Ketika melihat suki pada lawan, panjangkan siku kiri dan tusuk area mendare lawan sambil melangkah
dengan kaki kanan.Gambar 3.5.
Universitas Sumatera Utara
41 Gambar 3.5 Katate Waza teknik satu tangan
7. Jōdan Waza teknik diatas shinai
Untuk melakukan jōdan wazaGambar 3.6a., diharuskan sering
mempunyai rasa keunggulan dan seme. Saat lawan mulai memukul atau mundur adalah kesempatan untuk mengarahkan shinai kebawah.Tetap jaga seme dengan
tsukagashira bagian ujung tsuka dan cari suki pada lawan Gambar 3.6a a.Dorong shinai dengan tangan kanan kearah men lawan dan jatuhkan dengan
tangan kiri.Jaga posisi kepalan tangan kiri didepan dada dan dekatkan jarak dengan lawan Gambar 3.6a b.Saat lawan menaikkan kote untuk menangkis
pukulan pada men, melangkahlah dengan kaki kiri, palingkan badan kekanan sedikit, dan pukul kote bagian kanan lawan Gambar 3.6a c.Penting untuk
menjaga tangan kiri secara lurus ketika memukul.Gambar 3.6b.
Gambar 3.6a Jōdan Waza teknik diatas shinai
Universitas Sumatera Utara
42 Gambar 3.6b
Jōdan Waza teknik diatas shinai
8. Taitari Waza teknik hantaman badan
Teknik ini digunakan untuk membuat ma’ai yang baik dan tepat ketika berada terlalu dekat dengan lawan atau menginginkan lawan kehilangan
keseimbangannyadan membuat suki.Juga bisa membuat lawan memukul dengan taiatari untuk menghilangkan keseimbangannya, dengan demikian dapat
membuat kesempatan untuk memukul balik Gambar 3.7. Sebuah taiatari pada umumnya mengikuti
shōmen tetapi juga bisa dilakukan dari kote-men, tsuki-men, kote ataupun
dō. Setelah taiatari, pastikan ada jarak yang cukup sebelum memukul, bisa dengan mengejar ataupun mundur dari hadapan lawan.Ini disebut
hiki waza teknik mundur.Pada waktu taiatari, kaki harus sangat dekat dengan lawan dan posisi badan harus lurus dengan dagu.Hal ini harus dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
43 seluruh badan dan tidak hanya bagian tangan, yang mana ini disebut sebagai
tabrakan badan.
Gambar 3.7 Taitari Waza teknik hantaman badan 9.
Hiki Waza teknik mundur Setelah taiatari atau tsubazeriai pertarungan pelindung tangan, bisa
membuat sebuah ma’ai yang bagus dengan mengambil langkah mundur untuk memukul.Selama tsubazerai, kedua petarung mencoba mengambil posisi tengah
dan merusak keseimbangan lawan untuk membuat suki.Untuk melangkah mundur dengan kaki kiri, bisa menekan kepalan tangan diatas lawan, dorong kepalan
tangan lawan kearah atas, atau menekan lurus ke kiri atau kanan untuk membuat
Universitas Sumatera Utara
44 suki dan pukul men lawan selagi melangkah mundur dengan kaki kanan. Saat
lawan menahan men nya, dapat dengan cepat memukul dō lawan.
10. Tobikomi Waza teknik melompat dengan melangkah
Teknik ini digunakan dari tōma jarak jauh.Bengkokkan lutut kanan dan
tetap menjaga seme dari bawah, lompatlah dengan kaki kanan dan pukul shōmen
lawan selagi kaki kiri mengikuti gerakan. Ketika lawan menaikkan tangannya, jaga seme dan lompatlah untuk memukul
dō lawan.Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Tobikomi Waza teknik melompat dengan melangkah
3.1.2 Ōji Waza
Universitas Sumatera Utara
45 Ōji Wazateknik serangan balasan pada umumnya adalah serangan
balasan Tokeshi, 2003:129.Saat lawan menyerang, mengelakkan shinai, lalu memukul balik. Tangkis shinai lawan untuk menetralkan serangan dengan suriage
waza kearah atas, kaeshi waza teknik membalikkan, uchiotoshi waza teknik memukul kebawah, maki waza teknik melingkar, osae waza teknik menekan,
atau nuki waza teknik menghindar, lalu dengan cepat memukul balik. Kecuali pada waktu melakukan nuki waza, shinai membuat kontak dengan shinai
lawan.Sangat penting untuk menyamakan dengan pukulan lawan.Gerakan dari pergelangan tangan sangat penting dalam
ōji waza karena membutuhkan pergerakan yang cepat dan sedikit.Juga perlu untuk menjaga postur tubuh yang
benar selama menggunakan waza ini.Dan hal yang paling penting adalah dengan tidak menunggu lawan untuk menyerang tetapi mendekat dan terus menekan
lawan sampai lawan tidak bisa mempertahankan seme nya dan menyerang. Ada beberapa waza dalam
ōji wazaTokeshi, 2003:131-138 yaitu : 1.
Nuki waza teknik menghindar Dalam teknik ini diharuskan menghindari serangan lawan dan pada saat
lawan dalam keadaan mudah diserang seperti ini, segera memukul balik.Diharuskan untuk bisa mengantisipasi serangan lawan supaya waza ini
berhasil. Bisa menghindar dengan cara mundurkan kaki kiri keberlakang. Bila berhasil, pukulan lawan tidak akan mengenai. Melangkah dengan kaki kanan,
maju atau kekanan.Waza ini hanya satu-satunya waza dimana shinai tidak ada kontak dengan shinai lawan.Gambar 3.9.
Universitas Sumatera Utara
46 Gambar 3.9 Nuki waza teknik menghindar
2. Amashi waza teknik menghindar dengan menarik diri
Teknik ini adalah variasi dari nuki waza yang mana mengambil langkah jauh kebelakang, kekiri atau kekanan dengan shinai yang mengarah kebawah.Hal
ini menambah ma’ai, sehingga bisa menghindari shinai lawan. Lawan akan kehabisan waza, dan ini adalah saatnya untuk menyerang balik. Saat lawan
mencoba waza baru, pukul debana lawan, atau pukul ketika lawan tidak siap untuk bertahan.
3. Kaeshi waza teknik mengembalikan
Dalam teknik ini, tangkislah shinai lawan, putar pergelangan tangan kearah yang berlawanan dari shinai lawan, dan pukul balik sambil menstabilkan
Universitas Sumatera Utara
47 posisi berdiri.Didalam waza ini, belokkan shinai lawan menggunakan bagian
ujung shinai dengan menaikkan shinai. Bisa juga melangkah kekanan ataupun kiri, tergantung kearah mana shinai dibelokkan dengan omote atau ura.Gambar 3.10a
dan 3.10b.
Gambar 3.10a Kaeshi waza teknik mengembalikan
Universitas Sumatera Utara
48 Gambar 3.10b Kaeshi waza teknik mengembalikan
4. Suriage waza teknik menepis keatas
Teknik ini mirip dengan harai waza.Jika shinai lawan menyerang kearah bawah, belokkan serangan lawan keatas dan maju kearah lawan untuk menyerang
balik.Bisa mundur kebelakang atau kesamping. Juga bisa didorong keatas dengan omote atau ura pada shinai. Suriage dapat dilakukan dari omote dan memukul
men lawan, atau suriage dari ura dan pukul men kanan lawan atau kote, atau balikkan pergelangan tangan dan pukul
dō kiri lawan. Suriage dan sebuah pukulan harus dilakukan dalam satu langkah.Waza yang khusus ini dapat digunakan
sebagai shikake waza ataupun ōji waza, tergantung pada siapa yang memulai
penyerangan.Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Suriage waza teknik menepis keatas 5.
Uchiotoshi waza teknik menepis kebawah Bila lawan mengayunkan shinai kebawah, mengelaklah dan pukul shinai
lawan dari omote atau ura. Penting untuk memukul shinai lawan kebawah namun
Universitas Sumatera Utara
49 tetap menjaga posisi shinai tetap ditengah.Bisa melangkah kekanan, kiri dan
serong kekanan belakang ataupun kiri untuk memukul shinai lawan kebawah.Menggunakan monouchi pada shinai, pukul shinai lawan diantara
nakayui dan bagian tengah disaat yang tepat.Uchiotoshi pukulan kebawah dan pukulan harus dilakukan dalam satu langkah.Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Uchiotoshi waza teknik menepis kebawah 6.
Maki waza teknik melingkar Bila shinai lawan mengarah kebawah atau ingin menusuk, tangkis shinai
lawan dengan gerakan melingkar pada shinai disekitar bagian tengah lawan. Hal ini dapat dilakukan dari sisi omote atau ura pada shinai.Gambar 3.13.
Universitas Sumatera Utara
50 Gambar 3.13 Maki waza teknik melingkar
7. Osae waza teknik menekan
Bila lawan datang untuk menyerang men, arahkan badan kekanan dengan melangkah kesisi kanan atau serong kedepan atau belakang belokkan shinai
lawan dengan kaeshi waza dan tekan shinai lawan dengan bagian omoteshinai.Lalu segera pukul men lawan atau jika lawan mencoba menaikkan
shinai, pukul kote bagian kanan lawan. Jika ingin mencoba osae menekan dengan bagian urashinai, melangkah kekiri atau serong kedepan atau belakang
untuk mengarahkan badan kekiri. 8.
Harai waza teknik memukul Teknik ini juga termasuk shikake waza.Tetapi juga bisa digunakan sebagai
ōji waza. Jika lawan memukul men, dō atau kote, bisa dihadapi dengan harai pukulan atau tamparan dari omote atau ura pada shinai dengan meju kedepan,
belakang, kanan, kiri, ataupun serong ke segala arah. Lalu dengan cepat pukul men lawan, kanan
dō, kiri dō, atau gyakudō. Ketika melakukan gerakan harai, buat
Universitas Sumatera Utara
51 gerakan setengah lingkaran untuk membelokkan shinai lawan. Pada saat-saat ini
kensen tidak akan keluar dari chusin sen. Sebuah teknik serangan yang dilancarkan dalam kendo bukanlah semata-
mata hanya mengandalkan teknik gerakan saja, namun juga harus disertai dengan mental yang kuat untuk dapat melancarkan serangan secara efektif dan sempurna.
3.2 Filosofi Kamae