51 gerakan setengah lingkaran untuk membelokkan shinai lawan. Pada saat-saat ini
kensen tidak akan keluar dari chusin sen. Sebuah teknik serangan yang dilancarkan dalam kendo bukanlah semata-
mata hanya mengandalkan teknik gerakan saja, namun juga harus disertai dengan mental yang kuat untuk dapat melancarkan serangan secara efektif dan sempurna.
3.2 Filosofi Kamae
Salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam kendo adalah sikap atau cara berdiri yang disebut juga sebagai kamae. Aguero 2009 dalam
situs http:www.bestkendo.comkendo-tr-kamae.html
Kamae dapat juga dibagi menjadi dua bagian, kamae fisik katachi no kamae dan kamae mental kokoro no kamae.Kokoro no kamae adalah suatu
sikap mental dari seseorang.Kamae ini tidak mempunyai bentuk fisik dan lebih ke sikap mental.Sedangkan katachi no kamae merupakan sebuah sikap fisik yang
dilakukan untuk menghadapi lawan. Ada 5 sikap yang termasuk dalam katachi no kamae, lima sikap itu dikenal sebagai gogyo no kamae, yaitu :
menjelaskan bahwa kamae adalah sikap fisik yang dilakukan sebelum menyerang secara
fisik.Kamaebukanlah posisi bertahan, dan bukan posisi berdiam diri dalam kekosongan.Kamae adalah bagian dari strategi untuk mengalahkan lawan, dan
juga sebagai penilaian singkat untuk melancarkan serangan kepada lawan. Bahkan kamae atau sikap dalam kendo yang terlihat terbuka untuk diserang juga bagian
dari strategi untuk membingungkan lawan sambil menyembunyikan serangan yang akan dilakukan. Kamae yang bagus dapat membuat lawan merasa ragu dan
takut.
1. Chūdan no Kamae air
Universitas Sumatera Utara
52 Kamae ini adalah kamae yang paling berguna, pedang dapat diarahkan ke
tenggorokan, wajah atau mata kiri lawan.Ketika sedang menghadapi lawan dengan menggunakan pedang baja keuntungannya adalah senjata menjadi tidak
terlihat, lawan tidak dapat melihat pedang kecuali bagian ujungnya saja.Posisi tangan berada didepan pusar dengan jarak sekitar satu jengkal dari badan.
Gambar 3.14 Chūdan no Kamae air
2. Jōdan no Kamae api
Kamae ini adalah kamae yang paling menakutkan.Sikap ini menjebak lawan untuk menyerang bagian perut, karena kendoka yang melakukan sikap ini
dapat dengan mudah menyerang dan memotong men atau kote lawan.Terdapat dua gerakan yang bisa dilakukan dalam
jōdan no kamae, yaitu hidari jodan kiri, dengan posisi kaki kiri didepan dan shinai dipegang diatas kepala.Dan migi jodan
kanan dengan posisi kaki kanan berada didepan.Kebanyakan kendoka memilih hidari jodan yang mana menjadi sikap resmi jodan no kamae daripada migi jodan.
Universitas Sumatera Utara
53 Gambar 3.15
Jōdan no Kamae api 3.
Gedan no Kamae tanah Kamae ini umumnya tidak digunakan dalam pertandingan kendo modern,
sikap ini sangat efektif untuk bertahan.Fleksibilitas dan kesiapan sangat penting sehingga bisa menyerang saat melihat suki pada lawan.Arahkan kensen sejajar
dengan lutut lawan tanpa menundukkan kepala.
Gambar 3.16 Gedan no Kamae tanah 4.
Hassō no Kamae kayu
Universitas Sumatera Utara
54 Kamae ini umumnya tidak digunakan dalam pertandingan, sikap ini
bersifat menipu lawan untuk menyerang.Posisi tangan berada didekat wajah, dengan tsuba pelindung tangan pedang berdekatan dan sejajar dengan mulut.
Gambar 3.17 Hassō no Kamae kayu
5. Wakigamae metal
Sikap ini menempatkan pedang ke belakang berlawanan dengan lawan seperti menyembunyikan pedang.Menyembunyikan pedang membuat sulit bagi
lawan untuk mempertimbangkan jarak untuk memukul.Sikap ini terlihat tanpa pertahanan atau memancing lawan untuk menyerang yang membuat rasa keraguan
bahkan ketakutan pada lawan.
Universitas Sumatera Utara
55 Gambar 3.18 Wakigamae metal
Setiap kamae terkait dengan sebuah elemen. Menurut filosofi yang mendasari hal ini, seorang kendoka akan mengambil sikap elemen yang
berlawanan dari lawannya. Jōdan no kamae api dilawan dengan chūdan no
kamae air karena air bisa memadamkan api. Chūdan no kamae air dilawan
dengan Gedan no kamae tanah karena tanah bisa membendung air. Dan hal ini juga berlaku untuk kamae yang lain.
Untuk melakukan sikap atau kamae yang baik tidaklah mudah seperti kelihatannya.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kekuatan dan disiplin
mentalmempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sebuah kamae yang sempurna, dengan kamae yang sempurna seorang kendoka dapat melakukan
serangan yang sempurna pula. Hal ini adalah berhubungan satu sama lain. Dalam kendo terdapat ajaran dasar yang mempengaruhi seorang kendoka
dalam latihannya.Jika dapat menguasainya dengan baik maka keahlian berpedang
kendo bisa dengan mudah dikuasai. Salah satu hal yang paling mendasar yaitu ki ken tai no ichi yang diartikan sebagai “energi, pedang, tubuh menjadi satu”.
Universitas Sumatera Utara
56 Ajaran inilah yang sering kali diterapkan kepada kendoka. Hal ini menjelaskan
bahwa untuk memberikan pukulan yang efektif diharuskan memukul target bersamaan dengan mendaratnya kaki disertai kiai yang kuat dalam satu langkah.
Begitu juga dengan seme yang diartikan sebagai kekuatan atau tekanan
secara spiritual dan secara fisik kepada lawan.Seme adalah salah satu konsep yang penting didalam kendo.Jika kendoka mengambil posisi menyerang, harus disertai
dengan ki yang mengarah ke lawan.Ki berarti semangat, energi ataupun
udara.Yaitu kekuatan yang menghubungkan kendoka dengan lawannya.
Kemudian juga ada istilah mushinyang diartikan sebagai “pikiran tanpa
pikiran”. Hal ini bermakna pada suatu kondisi yang merubah kesadaran, suatu keadaan pikiran yang terbebas dari sebuah ego yang tidak bisa digoyangkan dari
gangguan luar, atau disebut juga sebagai diri yang sebenarnya.Keadaan ini juga dapat membuat tubuh dan pikiran bekerja dengan maksimal dan efektif.Dalam
kendo hal yang terpenting adalah mengendalikan ego.Dengan mengendalikan ego dapat bermanfaat untuk mengembangkan konsentrasi dan kewaspadaan.Mushin
tidak dapat dikuasai dalam waktu yang singkat ataupun hanya lewat meditasi.Mushin hanya bisa dikuasai melalui latihan yang panjang dan penuh
kerja keras.
Kiai adalah suatu teriakan keras yang berasal dari dalam perut yang
mengekspresikan keadaan pikiran dan bertujuan untuk menambah konsentrasi dan keberanian, juga dapat digunakan untuk mengintimidasi lawan.Kamae yang
efektif atau baik, tidak ada bagian terbuka yang tanpa pertahanan atau yang bisa
diserang. Dalam istilah kendo bagian terbuka disebut dengan suki.Kamae yang
sempurna tidak memiliki suki, dan kamae tanpa suki adalah bukti bagi seorang kendoka yang mampu bertarung tanpa ada gerakan yang sia-sia.
Universitas Sumatera Utara
57
Zanshin adalah keadaan terus semangat, kewaspadaan mental dan
kesiapan fisik untuk menghadapi situasi seperti serangan lawan yang harus dipertahankan ketika lawan kembali ke posisi kamae setelah menyerang.Ini adalah
salah satu hal penting untuk melakukan penyerangan dengan baik.
Sutemi adalah bentuk serangan yang dilakukan berdasarkan keputus-asaan,
contohnya ketika seorang kendoka menghadapi lawan yang lebih kuat, lawan dengan kamae yang mengintimidasi. Dalam hal tersebut seorang kendoka
yangbelum berpengalaman akan berpikir bahwa sutemi adalah serangan yang paling efektif. Namun, karena gerakan ini ada terbentuk dikarenakan putus-asa,
serangan seperti ini jarang digunakan oleh kendoka yang berpengalaman.
Heijo shin adalah ketenangan mental. Seseorang yang punya ketenangan
dapat mengendalikan diri, dengan begitu orang tersebut mampu membaca maksud dari lawannya, seperti gerakan yang akan dilakukan lawan dan waktu
penyerangannya. Dalam ajaran Zen, heijo shin berarti untuk menjaga mental atau emosi dalam setiap langkah kehidupan. Seorang kendoka diharapkan dapat
melakukan hal ini juga.
Dalam kendo juga terdapat sebuah aksioma Tokeshi, 2003:223, “Ichi gan, ni soku, san tan, shi riki” atau “Pertama mata, kedua kaki, ketiga keberanian,
dan keempat keterampilan atau kekuatan”. 1.
Gan mata: sebuah kemampuan untuk mengamati dan meramalkan jelas sangat penting tidak hanya dalam kendo tapi juga dalam bela diri lain dan
juga dalam kehidupan. Dengan kekuatan pengamatan yang kuat, dan kemampuan untuk melihat kebenaran lewat perbuatan, dapat menguasai
lawan.
Universitas Sumatera Utara
58 2.
Soku kaki: Ashisabaki dianggap sebagai hal kedua yang penting dalam kendo, dan juga dalam beladiri lain. Langkah kaki menentukan pemenang dan
yang kalah dalam sebuah pertandingan. 3.
Tan keberanian: Keberanian adalah karakter yang ada dari lahir atau bisa juga didapat melalui pelatihan. Karena kendo, secara tradisional, adalah
sebuah displin samurai yang menggunakan keahlian kendonya sebagai prajurit, sangat mudah untuk membayangkan keberanian sangatlah penting.
4. Ryoku kekuatan: Kekuatan bukan hanya sekedar kekuatan fisik, karena
seseorang tidak bisa menjadi yang terbaik dari kekuatan otot saja. Hal yang paling cocok untuk menafsirkan istilah ini adalah keterampilan atau giryoku
Universitas Sumatera Utara
59
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan