JALAN SENDIRI Model Kerjasama antar Daerah dalam Pembiayaan Pembangunan Daerah

B. JALAN SENDIRI

Umumnya kendala yang paling popular dihadapi oleh masing-masing daerah adalah keterbatasan anggaran APBD mereka dalam memenuhi kebutuhan belanja publik. Kebutuhan belanja publik terus meningkat sementara pendapatan daerah peningkatannya relatif lamban meskipun berbagai Perda diterbitkan untuk menggenjot pendapatan daerahnya tersebut. Kondisi ini diperburuk lagi dengan kebijakan daerah untuk membangun sarana dan prasarana publik di daerahnya dengan caranya masing-masing jalan sendiri-sendiri meskipun kebutuhan publik tersebut bisa dikerjakan secara bersama-sama dengan daerah tetangganya, sebab kebutuhan publik di daerah tersebut juga merupakan kebutuhan yang sama di daerah tetangganya. Akibat kebijakan “jalan sendiri” ini menyebabkan timbulnya masalah beban anggaran yang terlalu berat bagi daerah itu, bahkan banyak rencana pembangunan tertinggal hanya sebatas dokumen rencana sebab terbatasnya anggaran yang dimiliki sendiri. Bagaimana merealisasikannya? Jawabannya kerjasama daerah mutlak diperlukan agar tercipta suatu sinergi pembangunan. C. KERJASAMA DAERAH Kerjasama daerah juga diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004, terdapat empat pasal yang mengatur tentang kerjasama tersebut, sayangnya meskipun telah diatur di dalam undang-undang, menurut hasil survey penataan ekonomi daerah kerjasama antar daerah masih relatif rendah terutama dalam penyediaan pelayanan masyarakat di daerah yang terpencil, Murbanto Sinaga : Model Kerjasama Antar Daerah dalam Pembiayaan Pembangunan daerah, 2005 USU Repository © 2006 3 perbatasan antar daerah, pengelolaan dan pemanfaatan sungai, sumber daya laut yang melintas di beberapa daerah berdekatan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, perkebunan, perikanan maupun kerjasama pengelolaan pasca panen dan distribusinya. Selain itu, masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang bisa dikerjasamakan sesuai dengan potensi dan masalah daerah yang bertetangga. Dengan kerjasama, beban akan lebih ringan sebab ditanggung bersama, pencapaian skala pembangunan lebih besar dan akan tercipta suasana saling kontrol dalam pengelolaannya. Dengan demikian akan tercipta suatu sinergi pembangunan yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang bekerja sama. Mengapa kerjasama daerah masih rendah? Bagaimana pula dengan kondisi kerjasama di Sumatera Utara? D. BENTUK KERJASAMA Ada sepuluh bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh daerah yakni provinsi dengan provinsi, provinsi dengan kabupatenkota, provinsi dengan pihak swasta, provinsi dengan dengan masyarakat, provinsi dengan luar negeri, provinsi dengan provinsi dan kabupatenkota, provinsi dan kabupatenkota dengan kabupatenkota, kabupatenkota dengan pihak swasta, kabupatenkota dengan masyarakat, dan kabupatenkota dengan luar negeri. Untuk Sumatera, berbagai kegiatan kerjasama daerah telah terbentuk. Misalnya, kerjasama antar provinsi sesumatera di bidang transportasi laut, udara, darat dan di bidang informasi teknologi. Sebagian sudah terealisasi, lainnya masih tahap rencana. Murbanto Sinaga : Model Kerjasama Antar Daerah dalam Pembiayaan Pembangunan daerah, 2005 USU Repository © 2006 4 Di Sumatera Utara, wujud kerjasama yang telah dirasakan masyarakat manfaatnya adalah “Sutra Airlines” yang melayani rute Medan dengan bandara-bandara di wilayah pantai barat. Bentuk kerjasama adalah provinsi dengan kabupatenkota di wilayah pantai barat dalam hal penanggulangan biaya operasional, dan kerjasama provinsi dengan pihak swasta baca: Merpati Nusantara Airlines sebagai operator penerbangan Sutra Airline. Bentuk kerjasama lainnya yang sudah disepakati namun belum terealisasi antara lain pembangunan jalan sejajar Mebidang yang merupakan kerjasama antara provinsi dengan tiga kabupatenkota, dan kerjasama pengelolaan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang merupakan kerjasama lima kabupaten di wilayah Bukit Barisan. Selain itu ada kerjasama antara Kabupaten Asahan dengan Kota Tanjung Balai dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana. Sisanya, masih dalam tahapan wacana. Jumlah bentuk kerjasama yang telah dilakukan masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan peluang-peluang kerjasama yang masih memungkinkan dilakukan oleh daerah di Sumatera Utara. Lantas apa gerangan kendalanya sehingga jumlah kerjasama masih minim? Murbanto Sinaga : Model Kerjasama Antar Daerah dalam Pembiayaan Pembangunan daerah, 2005 USU Repository © 2006 5

E. BEBERAPA KENDALA