49
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA
A. Pemahaman Masyarakat Terhadap Pernikahan Usia Dini
Menikah adalah ibadah, itu berarti segala hal yang dilakukan dalam kerangka pernikahan bernilai ibadah dan mendapat pahala yang besar.
Sebagai pelaku pernikahan usia dini, masyarakat memahami pernikahan sebagai tanda sahnya hubungan anatara laki-laki dan perempuan sebagai
pasangan suami istri. Dimulai dari pernikahan itulah kehidupan rumah tangga dijalani hingga akhirnya terbentuklah sebuah keluarga.
Pemahaman mereka sangat kurang dan terbatas meski mereka adalah para pelaku pernikahan usia dini. Mereka belum sesungguhnya
mengerti apa arti pernikahan dini yang mereka lakukan. Bahkan mereka tidak mengetahui bahwa ada undang-undang perkawinan di negara kita
yang mengatur tentang batas-batas usia untuk menikah. Bagi mereka menikah tidak bergantung dari faktor usia, masih muda atau sudah tua jika
sudah menemukan pasangan yang cocok maka menikah adalah hal biasa dan wajar-wajar saja.
Meski mereka menikah di usia dini dengan minimnya tingkat pendidikan yang mereka tempuh dan minimnya sumberdaya intelektualnya
namun mereka sangat menghargai makna pernikahan. Hal itu dibuktikan dengan komitmen mereka menjalani kehidupan pernikahan di usia yang
masih sangat muda untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
50
Table 3.1 Gambaran umum informan berdasarkan,
Tingkat Pendidikan, Usia Menikah dan Agama .
NO Informan
Tingkat Pendidikan
Usia Menikah
Agama
1 A
SD 16 THN
ISLAM 2
B SMP
16 THN ISLAM
3 C
SMP 17 THN
ISLAM 4
D SD
17 THN ISLAM
5 E
SD 13 THN
ISLAM 6
F SD
15 THN ISLAM
7 G
SD 13 THN
ISLAM 8
H SD
16 THN ISLAM
9 I
SD 14 THN
ISLAM 10
J SD
16 THN ISLAM
Sumber : Hasil Wawancara dengan Informan.
Pada tabel 3.1 menunjukkan tingkat pendidikan informan yang rendah hal ini terbukti, dari 10 orang informan terdapat 8 orang
berpendidikan sampai tingakat SD Sekolah Dasar dan 2 orang lagi berpendidikan sampai tingkat SMP Sekolah Menengah Pertama. Masih
rendahnya pendidikan yang didapatkan sehingga pengetahuan baik berumah tangga, mengurus suami dan anak masih rendah. Dan cara
pandang dalam menjalankan keluarga pun masih terbatas dengan apa yang informan lihat, dengar dari orang tua dan tetangga. Usia yang masih dini,
dapat dilihat di tabel terdapat informan yang menikah di usia 13 tahun 2 orang, 14 tahun 1 orang, 15 tahun 1 orang, 16 tahun 4 orang, 17
tahun 2 orang. Seluruh informan beragama Islam, karena mayoritas warga yang berada di Desa Gunungsindur beragama Islam, dan rata-rata
51
yang melakukan pernikahan usia dini secara agama paling banyak beragama Islam.
a. Faktor Penyebab Pernikahan Dini
Menikah dini adalah sebuah pilihan, pilihan hidup yang akan dilalui setiap orang, pilihan untuk segera menikah karena sudah bertemu
dengan orang yang cocok dan siap untuk menikah. Menikah dini telah menjadi pilihan hidup, tentu ada berbagai macam alasan di balik
pernikahan dini yang mereka lakukan. Secara konkrit informan yang menikah di usia dini yang penulis wawancarai sebanyak sepuluh orang.
Tabel 3. 2 Faktor Penyebab Pernikahan Usia Dini oleh Informan.
NO PENYEBAB
ORANG PERSENTASE
1 MBA
4 Orang 40
2 Ekonomi
5 Orang 50
3 Takut Maksiat
1 Orang 10
JUMLAH 10 Orang
100 Sumber : Hasil wawancara dengan informan.
Tabel ini menunjukkan penyabab pernikahan usia dini yang dilakukan informan, karena cinta dengan pasangannya, faktor ekonomi
dan juga takut akan melakukan maksiat. Dari ketiga faktor tersebut yang paling banyak mempengaruhi terjadinya pernikahan usia dini adalah
faktor ekonomi. Ada 5 orang informan yang menunjukkan penyebab pernikahan usia dini karena faktor ekonomi, bertujuan agar ketika menikah
dapat memperbaiki ekonomi keluarga khususnya wanita. Berharap si suami dapat membantu perekonomian keluarga si wanita, dan juga bagi
52
orang tua si wanita tidak merasa terbebani karena ada salah satu anaknya menikah dan orang tua merasa lepas tanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan anaknya karena sudah mempunyai suami. Selain itu terdapat juga faktor karena MBA meried back
accsident pasangannya, terdapat 4 orang informan, diantaranya berusia 13 tahun 1 orang, 16 tahun 1 orang, 17 orang 2 orang. Dengan usia yang
relative muda mereka sudah mantap dengan pasangan mereka untuk menjadi suami, karena merasa pasangannya sudah memiliki pekerjaan.
Dan juga terdapat 1 informan yang menikah dengan alasan takut melakukan maksiat, jika berpacaran terlalu lama maka dengan izin
keluarga wanita menikah di usia 15 tahun.
b. Dampak Pernikahan Usia Dini
Sorotan utama dalam pernikah usia dini adalah faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang belum mapan dapat menimbulkan permasalahan.
Setelah menikah laki-laki mempunyai tanggung jawab penuh untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Faktor ekonomi menjadi sangat
penting karena itulah yang membuat seseorang tetap survive untuk menjalani kehidupan terutama kehidupan rumah tangga.
53
Table 3. 3 Pengahasilan dan Pengeluaran setelah menikah usia dini.
Informan Pekerjaan
Suami Isteri Penghasilan
Per-Bulan Pengeluaran
Per-Bulan
1 BuruhKaryawan Rp.1.500.000,- Rp.1.500.000,-
2 Buruh
Karyawan Rp.1.500.000,- Rp.1.000.000,-
3 Kuli Karyawan Rp.1.000.000,- Rp.1.000.000,-
4 Kuli IRT
Rp.1.000.000,- Rp.450.000,- 5
Kuli IRT Rp.500.000,-
Rp.600.000,- 6
Pegawai IRT Rp.2.000.000,- Rp.1.000.000,-
7 Pegawai IRT
Rp.2.000.000,- Rp.1.000.000,- 8
Pedagang IRT Rp.2.000.000,- Rp.1.500.000,- 9
Pegawai IRT Rp.1.000.000,- Rp.1.200.000,-
10 Guru Ngaji
IRT Rp.500.000,-
Rp.250.000,- Sumber : Hasil wawancara dengan informan.
Tabel ini menunujukkan para informan dengan tingkat penghasilan
dan pengeluaran perbulannya, dan perkerjaan masing-masing pasangan nikah dini. Terdapat 7 orang dari 10 orang informan hanya sebagai ibu
rumah tangga, dan 3 lagi menjadi karyawan di pabrik garmen. Dan untuk suaminya, 5 orang menjadi buruh kerja serabutan biasanya menjadi kuli
penurun pasir kuli nyikup. Kemudian ada 4 orang yang menjadi pengawai di perusahaan , dan 1 orang menjadi guru ngaji. Jika dilihat
sesuai tabel dalam pemenuhan kebutuhan selama sebulan masing-masing pasangan nikah dini terlihat tercukupi, bahkan ada yang lebih hal ini
menunjukkan bahwa dalam masalah ekonomi mereka sudah cukup karena memiliki pekerjaan.
Bagi wanita faktor usia menjadi sorotan utama karena wanita yang menikah dini dikhawatirkan akan berpengaruh pada kesehatannya
54
terutama saat melahirkan. Pernikahan dini cenderung dengan konflik, emosi yang masih labil dan belum dewasa dalam mengahadapi
problematika permasalahan rumah tangga sering kali memicu terjadinya pertengkaran.
Table 3.4 Gambaran Informan dalam masalah kesehatan
Informan Anggaran
kesehatan per-bulan
Tempat berobat
Keadaan psikologis
setalah menikah.
1 Rp.50.000,-
Puskesmas Stress, marah-
marah 2
Tidak ada Bidan
Stress 3
Tidak ada Dokter
Biasa saja 4
Tidak ada Bidan
Marah-marah 5
Tidak ada Dokter
Stress 6
Rp.100.000,- Dokter
Stress, marah- marah
7 Rp.50.000,-
Puskesmas Marah-marah
8 Rp.50.000,-
Puskesmas Stress, marah-
marah 9
Rp.50.000,- Klinik
Dibawa santai 10
Rp.40.000,- Bidan
Cepat emosi Sumber : Hasil wawancara dengan informan.
Pada tabel ini menunjukkan 4 orang dari 10 orang informan, belum mempersiapkan atau menyisihakan keuangan untuk biaya kesehatan bagi
keluarganya. Dan terdapat 6 orang informan yang menyisihkan sebagian uangnya untuk dana kesehatan dari penghasilan bulanannya, terdapat 4
orang informan yang menyisihkan sebesar Rp. 50.000,-, 1 orang sebesar Rp. 40.000,- dan 1 orang sebesar Rp. 100.000,-. Salain itu tabel ini
menunjukan bila informan sakit mereka ada yang mendatangi puskesmas 3 orang, Dokter praktek 3 orang, Bidan 3 orang dan klinik 1 orang. Dan
tabel ini juga menunjukan 8 dari 10 orang informan mengatakan setelah
55
berumah tangga keadaan psikologis mereka menjadi suka marah-marah, gampang emosi dan stress. Dan terdapat 2 orang informan menggapi
dengan santai dalam menjalani bahtera rumah tangganya.
B. Analisa