Kata Ganti Persona Kedua Jamak

berganti lagi mengacu pada Roy sebagai lawan bicara dari Rosdiana. Jadi, jelas kalau kata ho pada kalimat di atas referennnya berganti-ganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan. Dari kalimat di atas tampak juga bahwa kata ho hanya dipergunakan apabila si penutur masih sebaya atau lebih tua daripada lawan lawan tuturnya. Pada kalimat 25a Rosdiana sebagai orang yang berbicara dapat ditafsirkan masih sebaya dengan Dina sebagai lawan bicaranya, kalimat 25b Rosdiana sebagai orang yang sedang berbicara ditafsirkan berusia lebih tua daripada adik sebagai lawan bicaranya, dan pada kalimat 25c Rosdiana sebagai orang yang sedang berbicara ditafsirkan masih sebaya dengan Roy sebagai lawan bicaranya.

2.1.2.2 Kata Ganti Persona Kedua Jamak

Bahasa Simalungun menggunakan hanima dan nasiam untuk menunjukkan persona kedua jamak. Di dalam bahasa Simalungun, kata ganti persona hanami dan nasiam memiliki makna yang sama, yaitu kalian, tetapi pemakaian kata ganti tersebut dapat menunjukkan perbedaan usia antara penutur dengan lawan tutur. Kata ganti persona nasiam dipakai untuk menyapa orang kedua jamak yang memiliki usia lebih tua, atau penutur dan lawan tutur memiliki usia yang sama yang sudah orang tua, sedangkan hanima, dipakai untuk menyapa orang kedua jamak yang usianya lebih muda daripada penutur, atau penutur masih seumur sebaya dengan lawan tutur masih anak-anak atau pemuda. Dalam bahasa Simalungun, kata ganti persona jamak dapat ditandai dengan pemarkah jamak haganupan ‘semua’, yaitu hanima haganupan ‘kalian semua’, nasiam haganupan ‘kalian semua’. 29 Universitas Sumatera Utara Contoh: 26 a. “Maningon itaruhon hanima buku-buku on hu kantor guru.” nini guru bani Josep pakon hasomanni. “harus diantarkan kalian buku-buku ini ke kantor guru.” kata bapak guru kepada Josep dan teman-temannya. “Kalian harus mengantarkan buku-buku ini ke kantor guru.” kata bapak guru kepada Josep dan teman-temannya. b. “Maningon itaruhon hanima buku-buku on hu kantor guru.”nini bapak guru bani Viktor pakon hasomanni. “Harus diantarkan kalian buku-buku ini ke kantor guru.”kata bapak guru kepada Viktor dan teman-temannya. “Kalian harus mengantarkan buku-buku ini ke kantor guru.” kata bapak guru kepada Viktor dan teman-temannya. c. “Maningon itaruhon hanima buku-buku on hu kantor guru.” nini bapak guru bani Donna pakon hasomanni. “harus diantarkan kalian buku-buku ini ke kantor guru.” kata bapak guru kepada Dona dan teman-temanya. “Kalian harus mengantarkan buku-buku ini ke kantor guru.” kata bapak guru kepada Donna dan teman-temannya. Pada kalimat 26a kata hanima referennya mengacu kepada Josep dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari bapak guru, kalimat 26b kata hanima referennya berganti mengacu kepada Viktor dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari bapak guru, dan kalimat 26c kata hanima referennya berganti lagi mengacu kepada Donna dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari bapak guru. Dengan demikian, kata hanima refernnya selalu berganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan. Dari kalimat di atas tampak juga bahwa hanima dipergunakan apabila lawan tutur memiliki usia yang lebih muda daripada penutur. Pada kalimat 26a bapak guru sebagai penutur memiliki usia yang lebih tua daripada lawan tuturnya, yaitu Josep dan teman-temannya, kalimat 26b bapak guru sebagai penutur memiliki usia yang lebih tua daripada Viktor dan teman-temannya, dan kalimat 26c bapak 30 Universitas Sumatera Utara guru sebagai penutur memiliki usia yang lebih tua daripada Donna dan teman- temannya. Kata ganti hanima dapat juga dipakai apabila penutur dan lawan tutur memiliki usia yang sama sebaya, seperti dijelaskan dalam contoh kalimat berikut ini. Contoh: 27 a. “Mase lang saud hanima marlangui natuari?” sungkun Riste bani Mega pakon hasomanni. “mengapa tidak jadi kalian berenang kemarin?” tanya Riste kepada Mega dan teman-temannya. “Mengapa kalian tidak jadi berenang kemarin?” tanya Riste kepada Mega dan teman-temannya. b. “Mase lang saud hanima marlangui natuari?” sungkun Riste bani Juli pakon hasomanni. “mengapa tidak jadi kalian berenang kemarin?” tanya Riste kepada Juli dan teman-temannya. “Mengapa kalian tidak jadi berenang kemarin?” tanya Riste kepada Juli dan teman-temannya. c. “Mase lang saud hanima marlangui natuari?” sungkun Riste bani Nita pakon hasomanni. “mengapa tidak jadi kalian berenang kemarin?” tanya Riste kepada Nita dan teman-temannya. “Mengapa kalian tidak jadi berenang kemarin? tanya Riste kepada Nita dan teman-temannya. Pada kalimat 27a kata hanima referennya mengacu kepada Mega dan teman-temannya, yaitu lawan tutur dari Riste, kalimat 27b kata hanima referennya berganti mengacu kepada Juli dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari Riste, dan kalimat 27c kata hanima referennya berganti lagi mengacu kepada Nita dan teman- temannya, yaitu lawan bicara dari Riste. Dengan demikian, kata hanima referennya selalu berganti-ganti bergantung pada siapa yang menjadi lawan bicara. 31 Universitas Sumatera Utara Contoh: 28 a. “Arap ahu nasiam mamboan barita na jenges.” nini inang bani tulang pakon hasomanni. “berharap aku kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada paman dan teman-temannya. “Aku berharap kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada paman dan teman-temannya. b. “Arap ahu nasiam mamboan barita na jenges.” nini inang bani makkela pakon hasomanni. “berharap aku kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada paman dan teman-temannya. “Aku berharap kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada paman dan teman-temannya. c. “Arap ahu nasiam mamboan barita na jenges.” nini inang bani opung pakon hasomanni. “berharap aku kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada kakek dan teman-temannya. “Aku berharap kalian membawa berita yang baik.” kata ibu kepada kakek dan teman-temannya. Pada kalimat 28a kata nasiam referennya mengacu kepada tulang dan teman-temannya, yaitu lawan tutur dari ibu, kalimat 28b kata nasiam referennya berganti lagi mengacu kepada makkela paman dan teman-temannya, yaitu lawan tutur dari ibu, dan kalimat 28c kata nasiam referennya berganti lagi mengacu kepada opung kakek dan teman-temannya, yaitu lawan tutur dari ibu. Jadi, jelas kalau kata nasiam referennya selalu berganti-ganti bergantung pada siapa yang menjadi lawan bicara. Dari kalimat di atas tampak juga bahwa kata ganti nasiam dipakai jika lawan tutur lebih tua usianya daripada penutur, atau lawan tutur sebaya dengan penutur yang sudah orang tua. Kalimat 28a inang ibu sebagai penutur memiliki usia yang sebaya dengan tulang paman, yaitu lawan tutur daripada ibu, kalimat 28b inang ibu sebagai penutur memiliki usia yang sebaya dengan makkela 32 Universitas Sumatera Utara paman, yaitu lawan tutur dari ibu, dan kalimat 28c inang ibu sebagai penutur memiliki usia yang lebih muda dari opung kakek, yaitu lawan tutur dari ibu. Contoh : 33 a. “Roh ma nasiam haganupan hu pesta ai,” nini inang bani opung pakon hasomanni. “datanglah kalian semua ke pesta itu, “ kata ibu kepada kakek dan teman-temannya. “Datanglah kalian kepesta itu,” kata ibu kepada kakek dan teman- temannya. b. “Roh ma nasiam haganupan hu pesta ai,” nini inang bani bapak guru pakon hasomanni. “Datanglah kalian semua ke pesta itu,” kata ibu kepada bapak guru teman-temannya. “Datanglah kalian kepesta itu,” kata ibu kepada bapak guru dan teman-temannya.. c. “Roh ma nasiam haganupan hu pesta ai.” nini inang bani tulang pakon hasomanni. “datanglah kalian semua ke pesta itu.” kata ibu kepada tulang dan teman-temannya. “Datanglah kalian ke pesta itu.” kata ibu kepada tulang dan teman- temannya. Pada kalimat 33a kata nasiam haganupan referennya mengacu kepada opung kakek dan teman-temannya, kalimat 33b kata nasiam haganupan referennya berganti mengacu kepada bapak guru dan teman-temannya, dan kalimat 33c kata nasiam haganupan referennya berganti lagi mengacu kepada paman dan teman-temannya. Dengan demikian kata nasiam haganupan referennya selalu berganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan. Contoh : 34 a. “Ahu lang boi manlupahon habujuron hanima haganupan.” nini Maria bani adik pakon hasomanni. “aku tidak bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria kepada adik dan teman-temannya. 33 Universitas Sumatera Utara “Aku tidak akan bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria kepada adik dan teman-temannya. b.”Ahu lang boi manlupahon habujuron hanima haganupan.” nini Maria bani Riki pakon hasomanni. “aku tidak bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria kepada Riki dan teman-temannya. “Aku tidak akan bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria kepada Riki dan teman-temannya. c. ”Ahu lang boi manlupahon habujuron hanima haganupan.” Nini Maria bani Corry pakon hasomanni. “aku tidak bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria pada Corry dan teman-temannya. “Aku tidak akan bisa melupakan kebaikan kalian semua.” kata Maria kepada Corry dan teman-temannya. Pada kalimat 34a kata hanima haganupan referennya mengacu kepada adik dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari Maria, kalimat 34b kata hanima haganupan referennya berganti mengacu pada Riki dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari Maria, dan kalimat 34c kata hanima haganupan referennya berganti lagi mengacu kepada Corry dan teman-temannya, yaitu lawan bicara dari Maria. Dengan demikian kata hanima haganupan referennya selalu berganti bergantung kepada siapa kalimat itu ditujukan. 2.1.3 Kata Ganti Persona Ketiga 2.1.3.1 Kata Ganti Persona Ketiga Tunggal