Dari hasil proyeksi tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2015 diperkirakan TFR mengalami penurunan menjadi 2,7 bayi.
4.3 Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat
sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya status sosial orang tua si bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi
merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya interfensi yang dilakukan pemerintah khususnya dibidang kesehatan.
Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian pembangun sumber daya manusia dalam rangka
mencapai bangsa yang mandiri. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk membentuk manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Program di
bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, yang dimulai pada masa dalam kandungan, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
Berikut keterangan dalam tabel 4.4 tentang angka kematian bayi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Tingkat Infant Mortality Rate IMR Tahun 2008 sd 2010 di Kecamatan Medan Kota
TAHUN IMR
Angka Harapan Hidup AHH
2001 53,6
63,9 2002
52,6 63,9
2003 48,5
65,1 2004
48,5 66,3
2005 48,8
67,8 2006
48 67,8
2007 47,8
68,4 2008
47,3 68,4
2009 46,9
72,4 2010
46,6 70,1
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Gambar 4.4 Tingkat Infant Mortality Rate IMR tahun 2001 sd 2010 di Kecamatan Medan Kota
Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Medan Kota mengalami penurunan dalam tingkat kematian bayi. Dengan kata lain, semakin
rendah tingkat kematian bayi Infant Mortality Rate maka Angka Harapan Hidup AHH akan semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencari proyeksi angka kematian bayi IMR, maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat
dilakukan dengan angka pertumbuhan kematian bayi secara eksponensial:
Rumus :
Pt = Po.e
rt
Dengan :
P2010 = 46,6 P2001 = 53,6
t = 10 tahun
r = …?
Penyelesaian : Pt
= Po.e
rt
P2010 =
P2001.e
rt
46,6 =
53,6 × 2,718282
10r
2,718282 =
2,718282
10r
= 0,869
10r log 2,718282 =
log 0,869 10r × 1,4343
= -0,06098
Universitas Sumatera Utara
10r =
= -0,1404
r =
= -0,014
r =
-0,014 × 100 =
-1,4
4.3.1 Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup AHH pada suatu umur didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur tepat 60 tahun dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Imdikator yang sering
dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir expectation of live at birth yang didefinisikan sebagai rata-rata kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru
lahir.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Mekanisme Angka Kematian Bayi
Faktor sosial-ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi. Namun faktor sosial-ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme tertentu
variabel antara yang kemudian menimbulkan resiko morbiditas dan selanjutnya bayi akan sakit dan apabila tidak sembuh akan mengalami cacat atau meninggal.
Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bayi itu
sendiri. Faktor-faktor seperti material, lingkungan, penolong persalinan pertama, dan pelayanan kesehatan juga merupakan variabel antara yang berpengaruh cukup
besar terhadap angka kematian bayi.
1. Tenaga KesehatanPenolong Persalinan Pertama
Tenaga KesehatanPenolong Persalinan Pertama dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis
seperti dokter atau bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Selain proses persalinan, bayi juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan yang paling penting adalah pemberian ASI Air Susu Ibu. ASI merupakan zat
yang paling sempurna dan sangat dibutuhkan bayi untuk membantu pertumbuhan bayi dan dapat menambah berat badan lebih cepat. Selain itu, ASI juga
mengandung zat untuk imunitaskekebalan tubuh terhadap penyakit serta dapat memberikan dampak psikologis yakni mendekatkan hati ibu dan anak dalam
menjalin hubungan.
Tabel 4.5 Banyaknya Tenaga KesehatanPenolong Persalinan di Kecamatan Medan Kota
TAHUN Dokter
Analis Bidan
Spesialis Umum
Gizi
2001 22
44 32
14 72
2002 -
4 5
13 20
2003 8
63 98
- 19
2004 35
24 15
- 6
2005 12
108 42
34 37
2006 25
48 21
15 73
2007 32
60 18
25 47
2008 42
71 27
34 57
2009 61
101 41
6 40
2010 115
144 55
6 39
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Banyaknya tenaga kesehatanpenolong persalinan di Kecamatan Medan Kota
Dari data yang telah diperoleh pada tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa engan adanya penambahan jumlah tenaga medis memungkinkan tingkat
kesehatan di Kecamatan Medan Kota akan mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui karena tenaga medis dapat membantu masyarakat dalam pelaksanaan
hidup dengan sehat dan dalam lingkungan yang bersih.
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan Kesehatan Suatu tingkat kelahiran dan kematian bayi tergantung juga terhadap tempat
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2010 di Kecamatan Medan Kota terhitung 3 buah puskesmas, 29 buah Balai Pengobatan Umum BPU, 12 buah
Rumah Bersalin dan 10 buah Rumah Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya di Kecamatan Medan Kota tahun 2001 sd 2010
TAHUN PUSKESMAS
PUSTU BPU
Rumah Bersalin
Rumah Sakit
2001 3
- -
- -
2002 3
- 15
24 1
2003 3
- 11
12 1
2004 3
- 12
6 4
2005 3
15 10
8 2006
3 -
8 8
6 2007
3 -
8 6
- 2008
3 25
12 2009
3 33
19 10
2010 3
- 29
12 10
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan sejenisnya di Kecamatan Medan Kota
Sesuai data yang terlihat sebelumnya, dalam hal ini juga dapat dijelaskan bahwa semakin bertambahnya tenaga medis di Kecamatan Medan Kota yang juga
berbanding lurus dengan penambahan rumah sakit dan Balai Pengobatan Umum BPU, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan di Kecamatan
Medan Kota akan mengalami peningkatan dari sebelumnya dikarenakan oleh fungsi dari tenaga medis tersebut dapat memberikan penyuluhan kesehatan agar
masyarakat mampu melaksanakan hidup sehat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Banyaknya KelahiranKematian Bayi dan Balita dalam 5 lima tahun terakhir di Kecamatan Medan Kota
TAHUN Jumlah
Kelahiran Jumlah
Lahir Mati Jumlah Bayi
Mati Jumlah
Balita
2006 43833
5 16
178131 2007
44592 7
26 185539
2008 49011
16 43
106117 2009
41367 25
43 137396
2010 41946
31 45
136328 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara; Medan Dalam Angka
Gambar 4.7 Banyaknya kelahiran dan kematian bayi dan balita dalam kurun waktu lima 5 tahun terakhir di Kecamatan Medan
Kota
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel dan grafik tersebut di atas diketahui bahwa adanya penurunan jumlah bayi yang lahir dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Namun, lain halnya
dengan jumlah bayi yang mati, dimana dari data di atas terlihat jelas bahwa mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah bayi yang mati mengalami
peningkatan.
4.3.3 Proyeksi Angka Kematian Bayi IMR Pada Tahun 2015 dengan Rumus Eksponensial
Rumus : Pt = Po.e
rt
Dengan : Pt
= P2015 = …? Po
= P2010 = 46,6 t
= 5 tahun r
= -0,014
penyelesaian : Pt
= Po.e
rt
= 46,6 × 2,7182827
-0,014 x 5 -0,07
= 46,6 × 2,718282
-0,07
= 46,6 × 0,9323
Universitas Sumatera Utara
= 43,449 = 43,5
Dari hasil proyeksi diperoleh bahwa pada tahun 2015 diperkirakan IMR mengalami penurunan menjadi 43,5 bayi yang berarti setiap 1000 bayi yang
lahir 43,5 diantaranya meninggal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi