Peranan mangrove bagi biota laut

19 nyamuk. Jenis serangga lain adalah semut Aedes pembaensis, Anopheles spp., Culicoides spp.. Fauna laut merupakan elemen utama dan fauna ekosistem mangrove. Fauna laut di mengrove terdiri atas dua komponen, yaitu infauna yang hidup di lobang-lobang di dalam tanah, dan epifauna yang bersifat mengembara di permukaan tanah. Fauna umumnya didominasi oleh Crustacece. Selain itu, komunitas infauna mangrove terdiri atas beberapa jenis Bivalvia dan satu genus ikan. Sedangkan komunitas epifauna mangrove didominasi moluska dalam hal ini Gastropoda dan beberapa jenis kepiting. Fauna laut di ekosistem mangrove memperlihatkan dua pola penyebaran, yaitu fauna yang menyebar secara vertikal dan fauna yang menyebar secara horizontal. Fauna yang menyebar secara vertikal hidup di batang, cabang dan ranting, dan daun pohon yakni berbagai jenis Moluska, terutama keong- keongan, seperti Littorina scrabra, L. melanostona, L. undulata, Cerithidea spp., Nerita birmanica, Chthalmus withersii, Murex adustus, Balanus amphitrite, Crassostraea cucullata, Nannosesarma minuta, dan Clibanarius longitarsus. Fauna yang menyebar secara horizontal hidup di atas atau di dalam substratum yang menempati berbagai tipe habitat sebagai berikut: a mintakan pedalaman Birgus latro, Cardisoma carnifex, Thalassina anomala, Sesarma spp, Uca lactea, U. bellator, b hutan Bruguiera dan Semak Ceriop Sarmatium spp., Helice spp., Ilyograpsus spp., Sesarma spp., Metopograpsus frontalis, M. thukuhar, M. messor, Cleistostoma spp., Tylodiplax spp., Ilyoplax spp., Thalassina anomala, Macrophthalmus depressus, Paracleistostoma depressum, Utica spp., Telescopium telescopium, Uca spp., Cerithidea spp., c hutan Rhizophora Metopograpsus latifrons, Alpheid prawa, Macrophthalmus spp.,Telescopium telescopium, dan d mintakat pinggir pantai dan saluran Scartelaos viridis, Macrophthalmus Iatreillei, Boleophthalmus boddaerti, Uca dussumieri, Periophthalmus chrysospilos, Tachypleus gigas, Cerberus rhynchops, Syncera brevicula, Telescopium telescopium, Epixanthus dentatus, Eurycarcinus integrifrons, Heteropanope eucratoides.

2.1.3 Peranan mangrove bagi biota laut

Gambaran umum peranan suatu habitat mangrove bagi biota laut dapat dilihat dari suatu model jaringan pangan food web. Pada dasarnya sumbangsih mangrove terhadap kehidupan biota laut adalah melalui guguran serasah 20 vegetasi termasuk kotoransisa tubuh fauna yang mati ke lantai hutan. Serasah ini akan terdekomposisi oleh cendawan dan bakteri menjadi detritus, yang mana detritus tersebut merupakan makanan utama bagi konsumer primer. Selanjutnya konsumen primer ini akan menunjang kehidupan biota tingkat konsumer sekunder dengan top-konsumer di suatu habitat mengrove. Produktivitas primer habitat mangrove akan diperkaya oleh komunitas alga di lumpur di lumpur dan akar, komunitas lamun, komunitas fitoplankton dan laut, dan limbah organik terlarut dissolved-organic compound dari laut dan daratan. Kesemua fenomena ini akan mempertinggi produktivitas primer habitat mangrove. Tingginya produktivitas primer hutan mangrove salah satunya dapat dilihat dan produktivitas serasah hutan tersebut yang umumnya beberapa kali lipat produktivitas serasah tipe hutan daratan, yakni sekitar 5,7 sampai 25,7 tonha per tahun Kusmana, 1993. Kondisi habitat mangrove seperti ini mengakibatkan ekosistem mangrove berperan sebagai feeding, spawning dan nursery ground bagi berbagai jenis biota laut khususnya ikan dan udang untuk menghabiskan sebagian bahkan seluruh siklus hidupnya. Kusmana 2000, menyatakan bahwa seperti sudah diketahui secara umum bahwa ekosistem mangrove merupakan interface antara ekosistem daratan dengan ekosistem laut. Oleh karena itu, habitat-habitat lain yang berinteraksi dengan habitat mangrove berasal dan ekosistem daratan dan lautan. Hutan mangrove akan berkembang baik di muara-muara sungai, karena di muara tersebut arus airnya cukup tenang yang mengakibatkan sedimentasi sering terjadi. Proses sedimentasi ini memberikan, peluang pada jenis-jenis pohon mangrove pionir untuk menginvasi lahan tersebut, misal jenis api-api Avicennia spp. dan pidada Sonneratia spp.. Apabila sedimentasi ini tidak terkendali, maka akan terjadi pergantian komunitas mangrove dengan jenis-jenis pohon yang bertoleransi terhadap salinitas yang kecil Bruguiera spp., Xylocarpus sp. yang selanjutnya secara bertahap akan terjadi pergantian tipe hutan dari hutan mangrove menjadi hutan daratan. Dalam kaitannya dengan lingkungan perairan payau sebagai bagian integral dan ekosistem hutan mangrove, air sungai yang banyak mengandung lumpur penetrasi cahaya ke dalam air berkurang akan mengakibatkan produktivitas primer perairan tersebut berkurang. Sejalan dengan proses sedimentasi yang terus-menerus terjadi yang mengakibatkan terjadinya 21 pergantian secara bertahap dari tipe hutan mangrove ke hutan daratan, maka lingkungan perairan payau beserta biota lautnya secara bertahap akan lenyap. Estuaria merupakan suatu habitat akuatik yang tinggi produktivitas primernya. Tipe habitat ini umumnya berasosiasi dengan habitat mangrove. Nampaknya tipe habitat estuaria ini memberikan kondisi tempat hidup yang baik untuk banyak jenis pohon mangrove dan biota laut yang berasosiasi dengan habitat mangrove. Seagrass menunjang produktivitas mangrove melalui dua cara, yaitu: 1 memperkecil arus air laut dan daya dorong ombak, dan 2 menambah serasah sebagai input energi ke habitat mangrove. Fenomena semacam ini akan mempertinggi produktivitas primer habitat mangrove. Hutan mangrove yang lebat umumnya dijumpai di pantai-pantai yang terlindung dari hempasan ombak yang kuat. Dalam hal ini, secara fisik terumbu karang akan menahan hempasan ombak sehingga perairan di belakang karang tersebut akan berarus tenang yang mana kondisi seperti ini akan memberikan peluang yang baik untuk tumbuhnya pohon-pohon mangrove dan biota laut yang berasosiasi dengan habitat mangrove tersebut. Secara simultan keterkaitan antara ekosistem mangrove dengan tipe ekosistem lainnya akan menyebabkan terbentuknya tiga macam tipe ekosistem yang saling berinteraksi dengan habitat mangrove yaitu benthic ecosystem, pelagic ecosystem, dan supratidal ecosystem. Manfaat mangrove dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek ekologis, aspek ekonomis dan pemenuhan sebagai pangan. Manfaat ekologis mangrove adalah: a sebagai bahan organik dan hara bagi ekosistem akuatik yang bersangkutan, b sebagai daerah pembiakan bagi berbagai binatang terutama ikan dan udang, c merupakan lingkungan yang sangat heterogen secara fisik memberikan berbagai macam relung, tempat perlindungan, daerah khusus yang digunakan oleh spesies lainnya, d memberikan perlindungan pantai mencegah erosi selama banjir bandang dan badai, e sebagai penangkap sedimen menyebabkan pertambahan tanah akresi, f menyaring bahan-bahan pencemar dan hara yang dapat masuk wilayah pantai atau perairan menjadi suatu masalah jika ketidaksediaan hara dan bahan pencemar berlebihan ada di perairan, dan g penyangga penting bagi hutan rawa yang tidak toleran dengan air asin Rawana et al., 2001. Manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari hutan mangrove diantaranya dapat diambil dari tumbuhan mangrove, tumbuhan bukan mangrove dan dari 22 hewan yang hidup disekitar hutan mangrove. Beberapa manfaat dari hutan mangrove antara lain adalah sebagai: bahan bakar, konstruksi, produksi kertas, alat rumah tangga, obat-obatan tradisional, pupuk hijau, pakan ternak, peternakan lebah. Pada hutan mangrove selain tumbuhan mangrove, tumbuhan lain yang berada di hutan mangrove yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi adalah rumput got-got dan nipah. Manfaat ekonomi dari hewan yang hidup di sekitar hutan mangrove di antaranya: sirip ikan sebagai bahan makanan dan pupuk, krustase sebagai bahan makanan, lebah penghasil madu dan lilin, unggas sebagai bahan makanan dan kerajinan bulu unggas yang bernilai estetika atau keindahan. Mangrove mempunyai peran yang sangat strategis baik dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Beberapa fungsi utama mangrove yaitu: 1 filter air asin menghasilkan air payau, mengendalikan intrusi air laut, melindungi abrasi pantai, 2 media tumbuh dan berkembangnya flora dan fauna biologi dan mikrobiologi, dan 3 ekotourisme. Sebagian besar tanaman mempunyai toleransi yang rendah terhadap garam, tetapi dalam mangrove mengalami setidaknya dua kali sehari pasang naik air asin. Bahkan ada spesies yang tahan sampai kadar garam 90. Akar dapat melakukan fitrasi untuk dapat beradaptasi dari fluktuasi kadar garam. Tanaman mangrove dapat tumbuh ideal apabila airnya terdiri atas 50 air tawar dan 50 air laut. Mangrove dapat menyerap air asin dan CO 2 untuk keperluan fotosintesisnya. Selain menurunkan kadar garam dan menghasilkan air bersih, mangrove juga turut menyerap gas rumah kaca yang saat ini dituding sebagai salah satu penyebab pemanasan global Ball et al., 1997. Indikasi penyerapan air garam terlihat dari konsentrasi lapisan garam pada permukaan daun. Menyimpan air asin daun yang tebal, rambut yang berfungsi mengurangi transpirasi. Bahkan ada beberapa spesies yang dapat menyimpan air di jaringan internalnya. Media tumbuh dan berkembangnya flora dan fauna in-situ biologi dan mikrobiologi. Siklus flora dan fauna biologi dan mikrobiologi. Mangrove merupakan sumber makanan bakteri yang berperan dalam proses dekomposisi sisa tanaman dan hewan. Interaksi komponen tersebut menjadikan mangrove sebagai habitat pantai yang sangat penting. 23 Ekoturisme merupakan salah satu sumber pendapatan negara dari sektor non-migas yang tidak terkena dampak resesi. Pengembangan sumberdaya mangrove dengan segala komponen flora dan fauna yang ada dapat dimanfaatkan sebagai salah satu tujuan wisata. Di negara-negara maju ekotourisme kawasan mangrove dapat sejajar dengan tujuan wisata lainnya, karena di kawasan tersebut dapat dikembangkan berbagai hal menyangkut ikan, pengembangan reptil dan sebagainya. 2.2 Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan 2.2.1 Konsepsi pengelolaan sumberdaya alam