41
4.2 Rendemen Arang dan Arang Aktif
Dari proses karbonisasi tempurung kemiri dalam tungku drum dihasilkan arang dengan rendemen rata-rata 39,49 38,50 - 41,30 . Rendemen arang ini
lebih tinggi bila dibandingkan dengan rendemen arang tempurung kelapa hibrida yang besarnya 36,04 Nurhayati et al. 1997, akan tetapi lebih rendah daripada
rendemen arang tempurung kemiri 50,00 yang berasal dari Mataram NTB yang dikarbonisasi menggunakan reaktor pirolisis Darmawan, 2008. Rendemen
arang yang diproses dengan retort berkisar 25 – 30 , sedang dengan tungku sekitar 20 – 25 Sudrajat dan Soleh, 1994. Rendemen arang yang dihasilkan
sangat bergantung pada jenis bahan baku, kadar air bahan baku serta teknologi pengolahan.
Aktivasi arang tempurung kemiri dengan menggunakan berbagai perlakuan di dalam retort listrik menghasilkan arang aktif dengan rendemen
seperti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Rendemen arang aktif tempurung kemiri
No. Perlakuan
Rendemen No.
Perlakuan Rendemen
1. 2.
3. 4.
5. 6.
A1W1S1 A1W1S2
A1S1S3 A1W2S1
A1W2S2 A1W2S3
77,33 75,33
74,33 76,00
74,67 73,67
7. 8.
9. 10.
11. 12.
A2W1S1 A2W1S2
A2W1S3 A2W2S1
A2W2S2 A2W2S3
77,00 72,67
63,00 75,67
69,33 56,67
Jumlah 865,67
Rata-rata 72,14
Keterangan : A1 = aktivator panas S1 = suhu aktivasi 550 C
A2 = aktivator uap H
2
O S2 = suhu aktivasi 650 C
W1 = waktu aktivasi 90 menit S3 = suhu aktivasi 750 C
W2 = waktu aktivasi 120 menit
Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa aktivasi arang tempurung kemiri menjadi arang aktif diperoleh rendemen antara 56,67 – 77,33 dengan rata-rata 72,14 .
42 Rendemen arang aktif dari hasil penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan
dengan rendemen arang aktif tempurung kemiri 47,30 – 70,80 yang diaktivasi dengan bahan kimia H
3
PO
4
dan uap air pada suhu 750 – 800 C
selama 60 dan 90 menit Hendra dan Darmawan, 2007. Juga lebih tinggi dibanding rendemen arang aktif tempururung kelapa 36,7 – 51,5 yang
diaktivasi menggunakan uap pada suhu 900-1000 C selama 105 menit Hartoyo
dan Pari, 1993 maupun rendemen arang aktif kelapa hibrida 65, 82 yang diaktivasi dengan uap air pada suhu 700 – 900
C Rumidatul, 2006. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa peningkatan suhu aktivasi cenderung menurunkan
rendemen arang aktif. Peningkatan suhu aktivasi akan menyebabkan reaksi dalam retort semakin cepat dan berakibat pada peningkatan degradasi pada arang. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan Paris et al. 2005 bahwa peningkatan suhu pada proses pembakaran akan mengakibatkan sebagian arang dapat berubah
menjadi abu, gas CO, H
2
dan gas-gas hidrokarbon. Peningkatan waktu aktivasi juga mengakibatkan berkurangnya rendemen arang aktif. Semakin lama waktu
aktivasi semakin banyak bagian arang yang terdegradasi. Di samping itu, aktivasi dengan uap H
2
O juga berpengaruh terhadap berkurangnya rendemen arang aktif dibanding tanpa menggunakan uap. Penggunaan uap H
2
O dalam proses aktivasi menyebabkan pencucian hidrokarbon yang terdapat pada permukaan arang
sehingga menyebabkan berkurangnya berat arang aktif yang dihasilkan.
4.3 Struktur Tempurung Kemiri, Arang dan Arang Aktif