71 Pada Tabel 11 ditunjukkan bahwa indeks mutu bibit Q dari tanaman
melina berkisar 0,18 – 0,35. Hal ini berarti bahwa melina yang ditanam baik pada media yang diberi arang aktif atau arang, maupun pada media kontrol semuanya
menghasilkan bibit dengan klasifikasi bermutu baik Q 0,09 atau mampu betahan hidup dengan baik apabila ditanam di lapang. Bibit dengan indeks mutu
Q lebih dari 0,09 bisa bertahan hidup dengan baik di lapang Bickelhaupt, 1980. Walaupun demikian pemberian arang dan terutama arang aktif pada media tumbuh
dapat menghasilkan bibit melina dengan indeks mutu yang lebih tinggi. Semakin tinggi kadar arang atau arang aktif yang diberikan pada media tumbuh semakin
tinggi pula indeks mutu bibit. Dengan memperhatikan data pertumbuhan, biomassa dan indeks mutu
bibit, maka secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa pemberian arang aktif tempurung kemiri pada media tumbuh dapat menghasilkan bibit tanaman melina
dengan pertumbuhan tinggi dan diameter batang, bobot biomassa dan indeks mutu bibit yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pada media kontrol maupun
media yang diberi arang. Selanjutnya pertumbuhan tinggi dan diameter batang melina pada media tumbuh yang diberi 5, 10 dan 15 arang aktif berbeda
tidak nyata, akan tetapi bobot biomassa melina pada media yang diberi 15 arang aktif lebih tinggi dan berbeda nyata dengan bobot biomassa melina pada media
yang diberi 5 dan 10 arang aktif. Disamping itu, indeks mutu bibit tertinggi Q = 0,35 dimiliki oleh melina yang ditanam pada media yang diberi 15 arang
aktif, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian 15 arang aktif pada media merupakan kadar yang optimal bagi pertumbuhan melina. Pada kondisi tersebut
melina mengalami peningkatan pertumbuhan tinggi 8,20, diameter batang 45,95 dan bobot biomassa 58,82 dengan indeks mutu bibit 0,35.
4.5.2 Serapan hara tanaman melina
Nilai konsentrasi unsur esensial dalam jaringan tanaman menjadi pedoman yang berguna dan lebih dapat dipercaya dari pada analisa tanah untuk
menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih cepat jika unsur tertentu diberikan lebih banyak. Hasil analisa serapan hara tanaman melina pada beberapa
perlakuan media tumbuh disajikan pada Tabel 12.
72 Tabel 12 Kadar serapan hara tanaman melina pada berbagai perlakuan
No. Unsur Satuan
Perlakuan P0
P2 P4
P5 P6
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. N
K Ca
Mg P
Na Fe
Mn B
mg100g mgkg
mgkg mgkg
2,87 2,86
1,20 0,40
0,26 411,56
278,39 82,19
574,65 3,21
2,90 1,36
0,40 0,30
398,62 204,94
76,18 622,90
3,40 2,38
1,47 0,37
0,29 545,40
359,69 65,54
664,49 2,97
3,02 1,92
0,40 0,34
440,30 231,13
67,44 707,27
2,95 3,18
1,71 0,42
0,37 478,20
235,16 67,16
718,55 Keterangan : P0 = kontrol P4 = 5 arang aktif
P2 = 10 arang P5 = 10 arang aktif P6 = 15 arang aktif
Penyerapan hara oleh tanaman dipengaruhi oleh jumlah dan ketersediaan hara dalam tanah Hanafiah, 2007. Arang aktif merupakan bahan yang
mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman, sehingga penambahan arang aktif pada media tumbuh tanaman melina akan meningkatkan jumlah hara pada media
tersebut. Mineral yang terkandung di dalam arang aktif adalah mineral alkali seperti Ca, K dan Mg sehingga dapat meningkatkan pH media. Pada Tabel 12
ditunjukkan bahwa penambahan arang aktif dengan kadar 5 pada media meningkatkan pH dari 5,80 menjadi 6,00. Semakin tinggi kadar arang aktif yang
ditambahkan, pH media juga semakin tinggi. Kelarutan unsur tertentu di dalam tanah dan laju penyerapan oleh tumbuhan sangat dipengaruhi oleh pH Salisbury
Ross, 1992. Penyerapan makrohara N, K, Ca, Mg dan P oleh tanaman melina secara umum meningkat dengan meningkatnya kadar arang aktif yang
ditambahkan pada media. Arang aktif juga merupakan bahan yang memiliki banyak pori yang terbuka yang dihubungkan secara vertikal dan horizontal, dengan
demikian memilliki sifat retensi yang baik dan tingkat permiabelitas yang tinggi, sehingga sirkulasi udara dan air dalam tanah menjadi baik. Beberapa gas seperti
CO
2
, N
2
, NH
3
, H
2
dan gas-gas lainnya yang berasal baik dari proses dekomposisi bahan organik maupun respirasi akar apabila berkadar relatif tinggi dapat menjadi
73 racun bagi akar tumbuhan dan mikroba tanah Hanafiah, 2007. Adanya sirkulasi
udara yang baik akan memungkinkan pertukaran gas-gas ini dengan O
2
dari atmosfer, sehingga aktivitas mikroba autotrofik yang berperan penting dalam
penyediaan unsur-unsur hara menjadi terjamin dan toksisitas gas-gas tersebut ternetralisir. Arang aktif melalui bentuk partikel-partikelnya merupakan penyusun
sebagian ruang pori media tumbuh yang tidak saja berfungsi sebagai gudang udara dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk akar berpenetrasi. Makin sedikit ruang pori
tanah akan makin tidak berkembang sistem perakaran Hanafiah, 2007. Di samping itu, arang aktif sama seperti arang adalah bahan yang berwarna hitam,
sehingga menyerap panas matahari. Jika 1 m
2
permukaan tanah ditaburi dengan 200 g arang, temperatur permukaan tanah akan meningkat sebesar 7
C JICA. 1997. Jumlah dan laju pembentukan rambut akar lebih tinggi pada temperatur 26
C dibandingkan dengan temperatur 15 C Gardner et al. 1991. Hal ini juga
terbukti pada pertumbuhan akar tanaman melina, dimana rambut akarnya lebih tinggi pada media yang diberi arang dan arang aktif dibandingkan media kontrol
Gambar 8. Akar halus dan muda, terutama pada zona rambut akar merupakan bagian yang paling efektif dalam fungsi pengambila hara Gardner et al. 1991.
Variasi dalam kuantitas macam-macam hara esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman itu sangat besar. Kebutuhan kuantitatif tergantung
pada jenis tanaman, tingkat hasil panen, dan hara tertentu tersebut. Status hara dalam jaringan tanaman dan pertumbuhan tanaman dapat dideskripsikan sebagai
1 defisiensi, 2 peralihan, 3 cukup, dan 4 beracun Gardner et al, 1985. Apabila penambahan unsur hara menyebabkan penurunan pertumbuhan, maka
status hara berada pada zona beracun atau menghambat Salisbury Ross, 1992. Di zona defisiensi kekahatan penambahan riap increment hara berakibat
meningkatnya produksi berat kering, di zona peralihan penambahan riap hara meningkatkan hasil panen dan konsentrasi hara, sedangkan di zona cukup,
penambahan riap hara berakibat meningkatnya kandungan unsur tadi di dalam jaringan tanaman, tetapi sedikit atau tidak ada peningkatan hasil panen Gardner et
al, 1985. Perbandingan serapan unsur hara tanaman melina dengan konsentrasi unsur hara dalam materi tanaman pada tingkat yang dianggap cukup Borner dan
Varner, 1965 dalam Gardner et al. 1991 ditunjukkan pada Tabel 13, sedangkan
74 gejala kekahatan dan fungsi unsur hara pada tanaman Salisbury Ross, 1992
disajikan pada Lampiran 3. Tabel 13 Perbandingan serapan unsur hara melina dengan konsentrasi unsur hara
dalam materi tumbuhan pada tingkat yang dianggap cukup
No. Unsur Satuan Serapan
unsur hara melina
Konsentrasi unsur hara dalam tumbuhan pada tingkat yang
dianggap cukup 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. N
K Ca
Mg P
Fe Mn
B ppm
ppm ppm
2,87 – 3,40 2,38 – 3,18
1,20 – 1,92 0,37 – 0,42
0,26 – 0,37 204,94 – 359,69
65,54 – 67,16 57,46 – 71,85
1,5 1,0
0,5 0,2
0,2 100
50 20
Keterangan : Sumber Borner dan Varner. 1965 dalam Gardner et al. 1985
Secara umum dari Tabel 13 dapat dijelaskan bahwa kadar serapan unsur hara tanaman melina pada semua media tumbuh memenuhi konsentrasi unsur hara
dalam materi tumbuhan pada tingkat yang dianggap cukup. Penyerapan yang tinggi baik terhadap unsur makrohara N, Ka, Ca, Mg dan P maupun mikrohara
Fe, Mn dan Bo menyebabkan pertumbuhan tanaman melina tergolong cepat.
4.5.3 Kandungan unsur hara media tumbuh melina