Pengertian buruh Pengawasan perburuhan

Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil Irawati, 2004: 12.

3.2. Buruh

3.2.1. Pengertian buruh

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 4 memberikan pengertian pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Pengertian ini agak umum namun maknanya luas lebih luas karena dapat mencakup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik, perorangan, persekutuan, badan hukum atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Penegasan imbalan dalam bentuk apapun ini perlu karena upah selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruhpekerja yang menerima imbalan dalam bentuk barang Husni, 2006: 17.

3.2.2. Pengawasan perburuhan

Pengawasan perburuhan yang diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1951 dimaksudkan agar perusahaan yang merupakan aset perekonomian tersebut dapat berjalan dengan lancar, berkembang menjadi perusahaan yang kuat dan tidak mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu pengawasan perburuhan dimaksudkan untuk mendidik agar pengusahaperusahaan selalu tunduk menjalankan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku sehingga menjamin keamanan dan kestabilan pelaksanaan hubungan kerja, karena seringkali perselisihan perburuhan disebabkan karena majikan tidak memberikan perlindungan hukum kepada buruhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku Husni, 2006: 120. Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilasanakan di setiap tempat kerja perusahaan. Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 tiga unsur, yaitu: 1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial. 2. Adanya sumber bahaya. 3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamanya, baik secara terus-menerus maupun hanya sewaktu-waktu Husni, 2006: 138.

3.3. Tinjauan Umum tentang Industri