dalam perut rayap tingkat rendah. Oleh karena itu jenis serangga ini mampu mendekomposisi kayu untuk memperoleh energi guna perkembangan dan
pertumbuhannya. Efek racun pada flagelata menyebabkan flagelata tidak mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi contoh uji
yang memungkinkan flagelata tersebut mati sehingga berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup rayap. Menurut Nandika 1995, kehidupan rayap khususnya rayap tanah C.
curvignathus sangat bergantung pada flagelata, karena enzim selulase untuk mencerna selulosa dari kayu sebagian atau seluruhnya disediakan oleh
flagelata tersebut. Dengan kata lain, rayap tidak dapat hidup jika flagelata dalam ususnya sudah tidak aktif. Kemampuan rayap mencerna kayu adalah
berkat adanya enzim selulase yang dihasilkan oleh flagelata yang bersimbiosis dengan rayap di dalam saluran pencernaan rayap. Dengan
demikian terserangnya flagelata ini mengakibatkan aktivitas rayap terhenti dan lama-kelamaan rayap pun akan mati, maka nilai mortalitas akan
meningkat.
4.2 Pengujian Lapangan
Nilai rata-rata persentase kehilangan berat kayu Ulin setelah dikubur selama 3 bulan pada pengujian lapangan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Nilai rata-rata kehilangan berat contoh uji kayu Ulin pada uji lapang.
1,82 0,92
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0
26 39
Ke h
il an
gan Be
ra t
Umur Tebang Tahun
Persentase kehilangan berat contoh uji kayu Ulin umur 26 tahun adalah 1,82 ± 0,43 dan 0,92 ± 0,25 untuk contoh uji umur 39 tahun. Nilai
rata-rata kehilangan berat kayu Ulin pada kedua umur kayu, menurun dengan semakin meningkatnya umur kayu.
Berdasarkan analisis sidik ragam terhadap nilai kehilangan berat uji lapang pada selang kepercayaan 95 diperoleh hasil bahwa kehilangan berat
contoh uji kayu Ulin umur 26 tahun berbeda nyata dengan kehilangan berat contoh uji kayu Ulin umur 39 tahun Tabel 7.
Tabel 7 Analisis sidik ragam kehilangan berat contoh uji kayu Ulin pada uji lapang dengan tingkat kepercayaan 95
Sumber DB
JK KT
F Pr F
Umur Kayu Ulin 1
1,65 1,65
13,24 0,0108
Contoh uji kayu Ulin umur 39 tahun nilai kehilangan beratnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai kehilangan berat contoh uji kayu Ulin umur
26 tahun. Hal ini diduga karena perbedaan jumlah zat ekstraktif yang terkandung dalam kayu. Diduga kayu Ulin umur 39 memiliki kandungan
ekstraktif lebih tinggi dari kayu Ulin umur 26 tahun. Keawetan kayu dipengaruhi oleh kandungan zat ekstraktif yang bersifat racun bagi organisme
perusak kayu, sehingga organisme perusak tersebut tidak dapat masuk dan merusak kayu Dumanaw 1990. Zat ekstraktif menolak jamur pembusuk dan
serangga sehingga semakin banyak zat ekstraktif dalam kayu semakin tinggi ketahanan kayu terhadap serangan jamur dan serangga Haygreen dan
Bowyer 1982. Secara umum kedua umur kayu Ulin ini memiliki kehilangan berat yang
relatif kecil. Pengaruh umur terhadap kehilangan berat kayu Ulin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Berdasarkan penilaian secara visual
terhadap contoh uji yang telah dikubur selama tiga bulan, sebagian besar contoh uji tidak mengalami kerusakan, karena pada contoh uji tidak
ditemukan bekas gigitan rayap tanah, sehingga berdasarkan klasifikasi pada Tabel 4 kedua kayu Ulin yang berbeda umur ini termasuk dalam nilai 10
tidak ada serangan: 1-2 lubang gerek kecil. Hal ini memberikan hasil yang sama dengan penelitian Wardani et al. 2009 yang menyatakan bahwa kayu
Ulin dari hutan alam yang diuji di lapangan adalah sangat tahan dan tidak ada serangan atau memiliki tingkat serangan 0.
Bentuk contoh uji kayu Ulin sebelum dan setelah pengujian lapangan seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Contoh uji kayu Ulin sebelum 1 dan setelah 2 pengujian lapangan.
Jumlah rayap yang menyerang contoh uji pada pengujian lapangan tidak dapat dihitung sehingga sulit untuk menentukan faktor yang
menyebabkan terjadinya kerusakan atau kehilangan berat contoh uji. Namun, berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian yaitu Arboretum Fakultas
Kehutanan IPB, ditemukan rayap jenis Macrotermes gilvus Hagen Famili Termitidae Gambar 7, dengan ciri-ciri pada kasta prajurit minor adalah:
kepala berwarna coklat tua dengan lebar 1,52-1,71 mm, mandibel berkembang dan berfungsi; mandibel kanan dan kiri simetris dan tidak
memiliki gigi marginal, mandibel melengkung pada ujungnya, ujung labrum tidak jelas, pendek dan melingkar, antena 17 ruas, ruas kedua sama panjang
dengan ruas keempat Nandika et al. 2003. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sulistyawati et al. 2010 yang menyatakan bahwa rayap yang terdapat di
Arboretum Fakultas Kehutanan IPB adalah rayap tanah Macrotermes gilvus Hagen.
2 1
Gambar 7 Rayap Macrotermes gilvus Hagen kasta prajurit 1 dan pekerja 2 Perbesaran 10x
Berdasarkan pengamatan contoh uji kayu Ulin setelah diumpankan, tidak terdapat bekas serangan rayap, tetapi terdapat benda berwarna putih
yang menempel pada permukaan contoh uji yang diduga adalah jamur.
4.3 Kemungkinan Penurunan Umur Tebang Pohon Ulin