Uji Hipotesis Analisis Korelasi Pearson

Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK tergolong memiliki kualitas yang baik.

4.1.3 Analisis Verifikatif 1.

Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas Tabel 4.14 menunjukan hasil pengujian normalitas data residual dengan menggunakan metode kolmogorov smirnov. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi untuk pengalaman 0,652, perilaku disfungsional 0,931 dan kualitas audit 0,727 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal, sehingga asumsi normalitas data terpenuhi.

B. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.15 diperoleh informasi bahwa tolerance value yang diperoleh variabel pengalaman dan perilaku disfungsional masing-masing sebesar 0,400 0,10 dan nilai VIF Variance Inflation Factor masing-masing sebesar 2,499 10. Hal ini menunjukan bahwa diantara kedua variabel bebas tidak saling berkorelasi yang kuat, dengan kata lain tidak terjadi kemiripan variabel sehingga asumsi multikolinieritas data terpenuhi.

C. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2 gambar grafik scatterplot, diketahui tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar secara acak. Hal tersebut menujukan bahwa model regresi yang akan dibentuk terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan model regresi memenuhi asumsi untuk dilakukan pengujian regresi. Dari ketiga pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya pelanggaran asumsi klasik, sehingga analisis regresi linier berganda bisa digunakan.

2. Persamaan Regresi Linier Berganda

Dari tabel output SPSS di tabel 4.34 , diketahui nilai konstanta a yang diperoleh adalah sebesar 12,821 dan nilai b 1 sebesar 0,544 X 1 dan b 2 sebesar 0,488 X 2 . Dari nilai-nilai tersebut dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 12,821 + 0,544 X 1 + 0,488 X 2 Interpretasi untuk persamaan di atas adalah sebagai berikut : 1 Konstanta a sebesar 12,821 yang menujukan nilai Kualitas Audit jika Pengalaman dan Perilaku Disfungsional secara simultan sama dengan 0 Nol. 2 Arah koefisien regresi untuk Pengalaman adalah sebesar 0,544 X 1 dan bertanda positif, artinya setiap terjadi peningkatan 1 satuan pada Pengalaman dan Perilaku Disfungsional diasumsikan konstan, diprediksikan akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,544 satuan. 3 Arah koefisien regresi untuk Perilaku Disfungsional adalah sebesar 0,488 X 2 dan bertanda positif, artinya setiap terjadi peningkatan 1 satuan pada Perilaku Disfungsional dan Pengalaman diasumsikan konstan, diprediksikan akan menurunkan kualitas audit sebesar 0,488 satuan.

3. Analisis Korelasi pearson

a. Analisis Korelasi Simultan

Tabel 4.19, diperoleh informasi bahwa nilai koefisien korelasi R secara simultan yang diperoleh antara pengalaman dan perilaku disfungsional dengan kualitas audit sebesar 0,911. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,889 termasuk dalam kategori hubungan yang sangat kuat, berada dalam interval 0,800 – 1,000.

b. Analisis Korelasi Parsial

Pengaruh Antara Pengalaman dengan Kualitas Audit Tabel 4.17 diperoleh informasi bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara pengalaman X 1 dengan kualitas audit Y sebesar 0,773. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah. Dimana semakin baik kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,773 termasuk kedalam kategori hubungan yang kuat, berada dalam interval antara 0,60 – 0,799. Pengaruh Antara Perilaku Disfungsional dengan Kualitas Audit Tabel 4.18 diperoleh informasi bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara profesionalisme auditorX 1 dengan kualitas audit Y sebesar -0,725. Nilai korelasi bertanda negatif yang menujukan hubungan yang terjadi antara keduanya adalah berlawanan yang berarti semakin tingginya perilaku disfungsional auditor akan diikuti oleh semakin menurunya kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi sebesar -0,725 termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat” berada pada interval 0,60-0,799.

4. Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4.21 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi atau R-square yang diperoleh antara kedua variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,799 atau 79,9. Hal ini menunjukan bahwa secara simultan kedua variabel bebas yang terdiri dari pengalaman dan perilaku disfungsional memberikan kontribusi pengaruh terhadap kualitas audit sebesar 79,9. Sedangkan sisanya sebesar 20,1 merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti . Tabel 4.20 akan disajikan hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus beta X zero order : 1. Pengaruh X 1 terhadap Y = 0,524 x 0,867= 0,454 atau 45,4 2. Pengaruh X 2 terhadap Y = - 0,440 x - 0,849= 0,373 atau 37,3 Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa dari kedua variabel bebas yang uji, terlihat bahwa pengalaman X 1 memberikan kontribusi yang paling dominan terhadap kualitas audit Y dengan kontribusi yang diberikan sebesar 45,4, sedangkan sisanya sebesar 37,3 diberikan oleh perilaku disfungsional X 2 . 4.1.4 Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Parsial Uji t  Pengujian Hipotesis Parsial X 1 Tabel 4.22 diperoleh informasi bahwa nilai t hitung yang diperoleh variabel pengalaman sebesar 2,667 lebih besar dari nilai t tabel 1,796 sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak H dan menerima H 1 yang berarti secara parsial Pengalaman berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas Audit.  Pengujian Hipotesis Parsial X 2 Table 4.22 diperoleh informasi bahwa nilai t hitung yang diperoleh variabel perilaku disfungsional sebesar -2,257 lebih besar dari nilai t tabel 1,796 sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak H dan menerima H 1 yang berarti secara parsial Perilaku Disfungsional berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas Audit.

2. Pengujian Hipotesis Simultan Uji F

Tabel 4.23 diperoleh informasi bahwa nilai F hitung yang diperoleh sebesar 26,913 lebih besar dari nilai F tabel 3,982 sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak H dan menerima H 1 yang berarti secara simultan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Integritas Auditor dan Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas Audit (Survei pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 30 49

Pengaruh Integritas dan Masa Perikatan Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

2 10 47

Pengaruh Indepedensi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 5 1

Pengaruh profesionalisme akuntan publik dan perilaku disfungsional akuntan publik terhada kualitas audit: (studi kasus pada Kantor Akuntans Publik di Bandung)

0 3 1

Pengaruh Independensi Dan Septisisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit (studi Kasus Pada Kantor Akuntans Publik Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 4 1

Pengaruh Integritas Dankompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 5 1

Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 8 60

Pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

6 36 66

Pengaruh Due Professional Care dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 23 65

Pengaruh Fee Audit, Pengalaman Audit Dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Tekanan Anggaran Waktu Audit Dan Dampaknya Terhadap Kualitas Audit (Survei Pada Kantor Akuntan Publik Yang Terdaftar Di Bapepam-Lk).

0 0 2