3. Analisis M ultitemporal Citra
Aplikasi rule untuk citra multitemporal dilakukan pada citra tahun 2004. Hasil klasifikasi pada tahun 2004 memperlihatkan bahwa rule dapat digunakan
untuk analisis multitemporal dengan beberapa batasan. Batasan tersebut adalah kondisi re flektansi citra harus sama atau tidak terdapat bias spektral. Apabila
terdapat bias nilai spektral, citra harus dikoreksi secara radiometrik. Salah satu cara untuk koreksi radiometrik adalah dengan menggunakan image to image
contrast matching Richard, 1993. Pada citra SPOT 4 Vegetasi wilayah pulau
Sumatera untuk kedua tahun ini tidak terdapat perbedaan nilai spektral, sehingga rule
dapat langsung diaplikasikan. Dengan mengganti input pada model, citra tahun 2004 dapat
diklasifikasikan dengan menggunakan rule seperti yang digunakan pada tahun 2001. Hasil klasifikasi tahun 2001 dan 2004 dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13.
Penampakan visual hasil klasifikasi tahun 2001 menunjukkan adanya kelas penutupan yang tidak sesuai dengan training area yang diambil. Kondisi ini
ditemukan pada daerah Sumatera bagian utara. Pada daerah tertentu tidak dapat diklasifikasi dengan baik karena pada wilayah tersebut terdapat awan tipis haze.
Adanya haze awan tipis pada beberapa daerah untuk tahun 2001 menyebabkan meningkatnya reflektansi kelas penutupan Gambar 15.
Hasil klasifikasi citra pada tahun 2001 menunjukkan bahwa pada daerah yang tertutup haze diklasifikasikan sebagai awan. Sedangkan pada tahun 2004,
daerah tersebut diklasifikasikan sebagai hutan alam. Hal ini terjadi karena kondisi citra pada tahun 2004 cenderung lebih bersih dari haze untuk daerah tersebut
Gambar 13. Koreksi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan kelas penutupan hutan alam pada tahun 2004 tetap menjadi hutan alam pada tahun
2001, terutama pada daerah citra yang tertutup haze Gambar 14. Penggunaan komposit time series bulanan dapat mengurangi penutupan
awan tebal tetapi tidak dapat menghilangkan haze pada citra multitemporal. Kondisi tersebut dapat terjadi karena tingkat penutupan dan leta knya tidak sama
antar periode waktu yang digunakan. Gangguan haze dapat terjadi karena pengaruh interaksi antara radiasi matahari dengan atmosfer bumi. Jaya 2002
menjelaskan bahwa interaksi ini akan menyebabkan distorsi radiometrik eksternal
yang tidak sistematis. Pengaruh dari interaksi tersebut dapat berupa meningkatnya kecerahan brightness apabila radiasi matahari dipencarkan scattering,
sedangkan apabila radiasi diserap akan menyebabkan menurunnya brightness. Secara temporal, diasumsikan bahwa semua kelas yang terklasifikasi
sebagai hutan alam pada tahun 2004 juga merupakan hutan alam pada tahun 2001, atau kelas penutupan vegetasi non hutan alam pada 2001 dapat berubah menjadi
hutan alam pada tahun 2004. Berdasarkan asumsi ini diambil beberapa sampel nilai dijital pada daerah yang seharusnya merupakan hutan alam pada tahun 2001.
Nilai dijital ini dimaksudkan untuk memperbaiki rule sehingga dapat mengklasifikasikan kelas penutupan dengan benar. Hasil pengambilan sampel ini
menunjukkan semua nilai dijital telah termasuk ke dalam rule awal sehingga tidak berpengaruh terhadap hasil klasifikasi.
Gambar 12 Aplikasi rule pada tahun 2001
Gambar 13 Aplikasi rule pada tahun 2004
Gambar 14 Perbaikan citra hasil klasifikasi tahun 2001
Keterangan Hutan alam
Vegetasi non hutan alam
Areal terbuka Badan air
Keterangan Hutan alam
Vegetasi non hutan alam
Areal terbuka Badan air
Keterangan Hutan alam
Vegetasi non hutan alam
Areal terbuka Badan air
Keterangan
Tahun 2001 Tahun 2001 terklasifikasi
Tahun 2004 Tahun 2004 terklasifikasi
Tahun 2001 Tahun 2004
Gambar 15 Analisis perubahan rule berdasar data multitemporal
4. Evaluasi Hasil Klasifikasi