38 pathogen. Nilai pH yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar limbah
berasal dari senyawa-senyawa organik, seperti protein yang kemudian didekomposisi menjadi ammonia NH
3
. Beban air buangan selama penelitian sangat fluktuatif, terutama pada
parameter ammonium-nitrogen. Amonia, fosfat, BOD, dan COD merupakan parameter yang secara umum menjadi beban limbah cair, yang mana beban
tersebut pada instalasi Pengolahan Limbah Cair IPAL PTCI dihasilkan dari pencucian disk disk wash dan sebagian limbah domestik.
B. PENELITIAN PENDAHULUAN
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan eceng gondok, pH, dan DO Demand Oxygen. Tanaman eceng gondok yang
digunakan berasal dari lingkungan sekitar, dimana sebelum ditanam pada efluen, tanaman eceng gondok distabilkan pada air bersih selama satu hari.
Adapun hasil pengamatan pada penelitian pendahuluan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Kondisi efluen pengolahan limbah cair pada penelitian pendahuluan
pH DO mgl
Suhu
o
C Waktu hari
Waktu hari Waktu hari
Kolam 0 3 6 9 0 3 6 9 0 3 6 9
E1 7.7 7.39 7.65 7.46 4.70 3.95 4.20 4.71 28.9 27.2 27.1 25.4
E2 7.18 7.46 7.77 7.57 4.56 5.35 4.90 5.32 28.7 27.4 27.4 25.9
E3 6.90 7.20 7.21 7.35 4.64 4.58 4.68 4.99 28.8 27.2 27.1 25.5
E4 6.75 7.15 7.56 7.29 4.71 4.82 4.77 4.50 29.1 27.3 27.6 25.5
E5 6.5 7.16 7.28 7.42 4.20 4.68 4.71 4.82 28.7 27.1 27.7 25.6
E6 6.27 7.15 7.26 7.34 3.85 4.45 4.42 4.69 28.8 27.4 27.5 25.7
Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian pendahuluan, nilai pH berada dalam kisaran yang normal, sehingga pada pH tersebut eceng gondok masih
dapat untuk tumbuh dan berkembang biak. Selain itu dengan jumlah cahaya yang cukup dan suhu yang optimum untuk pertumbuhannya 27
o
C- 30
o
C menyebabkan eceng gondok mampu untuk terus tumbuh dan menyerap unsur
hara yang terkandung di dalam efluen.pengolahan limbah cair Kondisi Eceng gondok selama penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 6.
39 Pada Tabel 6 tersebut, dapat dilihat bahwa pada efluen pengolahan limbah
cair yang tidak diencerkan, tanaman eceng gondok lebih cepat layu dan mengering. Pertumbuhan tanaman pada kolam percobaan ini lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman yang ditanam pada kolam percobaan yang lain. Pada kolam ini, tanaman eceng gondok tidak dapat
berkembang biak dengan baik sampai akhir pengamatan. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan klorin yang tinggi pada efluen pengolahan limbah
cair, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Klorin dalam perairan dapat berfungsi sebagai desinfektan untuk
menghilangkan mikroorganisme yang tidak dibutuhkan, terutama bagi air yang diperuntukkan bagi kepentingan domestik. Oleh karena itu, klorin
bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme dengan cara menghambat aktifitas metabolisme mikroorganisme tersebut Tebbut, 1992.
Pada tanaman eceng gondok, mikroorganisme tumbuh di akar tanaman membantu terjadinya proses nitrifikasi. Dengan tingginya kandungan klorin
dalam air menyebabkan terhambatnya reaksi nitrifikasi, karena selain menghambat aktifitas metabolisme mikroorganisme, klorin di perairan dapat
bereaksi dengan senyawa nitrogen membentuk mono-, di-, dan tri-amines, N- kloramines, N-kloramides, dan senyawa berklor lainnya sehingga mengurangi
jumlah nutrient dalam air dan menghambat pertumbuhan tanaman. Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi:
NH
4 +
+ HClO NH
2
Cl + H
2
O + H
+
monokloramin NH
2
Cl + HClO NHCl
2
+ H
2
O dikloramin NHCl
2
+ HClO NCl
3
+ H
2
O nitrogen triklorida
40 Tabel 6. Kondisi tanaman eceng gondok selama penelitian pendahuluan
Hari ke-
Perlakuan Kondisi Eceng Gondok
3 E1
Pada permukaan daun timbul bintik-bintik, beberapa daun layu berwarna kekuningan dan kering.
E2 Beberapa daun mulai layu, tidak terdapat daun yang mati
E3 Eceng gondok dapat tumbuh bagus, tidak ada daun yang kering dan
layu, tumbuh satu buah daun baru E4
Tidak ada daun yang kering dan layu E5
Eceng gondok dapat tumbuh, hanya satu daun yang layu dan batangnya berwarna kuning
E6 Tidak ada daun yang layu dan kering, eceng gondok dapat tumbuh
baik 6
E1 Beberapa daun mulai layu dan berwarna kuning, terdapat 6 daun
yang kering E2
5 daun rusak dan ujungnya kering, terdapat bintik-bintik pada hampir semua permukaan daun
E3 Eceng gondok dapat tumbuh bagus, tidak ada daun yang kering
E4 Eceng gondok masih dapat tumbuh bagus, 4 daun ujungnya kering
berwarna kuning E5
Eceng gondok masih dapat tumbuh, 2 daun kering berwarna kuning E6
Eceng gondok masih dapat tumbuh, 1 daun rusak dan kering berwarna kuning dan beberapa daun ujungnya layu
9 E1
Eceng gondok masih dapat tumbuh, satu batang berwarna kuning dan mati
E2 Eceng gondok masih dapat tumbuh, satu batang ujungnya layu dan
berwarna kekuningan E3
Eceng gondok dapat tumbuh bagus, tidak terdapat eceng gondok yang mati, tumbuh satu daun baru
E4 Eceng gondok masih dapat tumbuh, tidak terdapat daun yang mati,
satu daun ujungnya layu E5
Eceng gondok masih dapat tumbuh, tiga batang daun kering berwarna kuning
E6 Eceng gondok masih dapat tumbuh, satu batang daun kering dan
satu batang layu ujungnya.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut diperoleh data bahwa perbandingan efluen pengolahan limbah cair IPAL dengan air sumur yang
41 sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan eceng gondok
adalah pada perbandingan 1 : 2. Perbandingan ini kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penelitian utama yang akan dilakukan, karena pada perbandingan
tersebut eceng gondok dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan perbandingan yang lainnya, sehingga jumlah eceng gondok yang tidak dapat
tumbuh lebih kecil dibandingkan dengan eceng gondok yang tumbuh. Dengan pertumbuhan yang lebih baik, maka eceng gondok dapat menurunkan senyawa
nitrogen dengan optimal pada efluen pengolahan limbah cair.
B. PENELITIAN UTAMA 1.