Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

SMK Dr. Tjipto Semarang merupakan sekolah menengah kejuruan yang memiliki kompetensi kejuruan Teknik Instalasi Tenaga Listrik TITL dengan jumlah siswa 25 pada kelas XII. Salah satu mata pelajaran pada TITL adalah sistem pengendali elektromagnetik. Sistem pengendali elektromagnetik merupakan mata pelajaran kompetensi kejuruan yang mencerminkan kompetensi siswa TITL kelas XII SMK Dr. Tjipto Semarang. Pengajaran sistem pengendali elektromagnetik mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan siswa terhadap penguasaan materi sistem pengendali elektromagnetik. Pada hakikatnya pembelajaran sistem pengendali elektromagnetik diarahkan untuk mempertajam keterampilan siswa dalam teori maupun dalam praktek merangkai rangkaian sistem pengendali elektromagnetik. Dalam hal ini guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan hasil belajar dari mata pelajaran tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau model mengajar. Keberhasilan guru 2 dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar. Berdasakan pengamatan rata-rata nilai dari 25 siswa kelas XII TITL pada materi rangkaian instalasi menggunakan MC magnit contactor dengan beban lampu adalah 78,5, materi tersebut adalah salah satu materi dari sistem pengendali elektromagnetik. Nilai tersebut sudah cukup bagus, namun beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam mendalami materi tersebut dan cara merangkai rangkaian sistem pengendali elektromagnetik. Selain itu cara mengajar guru SMK dr. Tjipto semarang masih menggunakan model ceramah. Hal inilah yang menjadi alasan mereka belum optimal dalam mata pelajaran sistem pengendali elektromagnetik. Menurut keterangan dari guru teknik instalasi tenaga listrik SMK Dr. Tjipto Semarang, model pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan model ceramah belum banyak bervariasi karena belum diterapkannya inovasi pembelajaran yang mutakhir. Untuk mencoba mengatasi hal tersebut perlu diadakan sebuah perbaikan model yang dilakukan oleh guru. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Samijan 2009 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Keterampilan Elektronika Siswa SMA Negeri 1 Kudus ” menunjukan bahwa ada peningkatan yang relevan. Perubahan juga terjadi pada perilaku siswanya di setiap siklus yang menunjukan hal yang positif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil rata-rata nilai pada prasiklus sebesar 60,6. Pada siklus I rata-rata nilai sebesar 77,03 dan pada siklus II rata-rata nilai sebesar 84,06. Peningkatan tersebut juga diikuti dengan 3 perilaku siswa yang semakin positif. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mencoba menerapkan sistem pembelajaran baru. Bentuk konkret sistem ini yaitu berupa pemberian model kepada siswa pada setiap pembelajaran dengan menguji pengaruh suatu model. Model yang digunakan peneliti adalah model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok merupakan pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan dalam bentuk kelompok. Siswa akan menyelesaikan masalah dengan cara berkelompok yang terdiri atas empat sampai lima orang dengan cara menginvestigasi materi yang mereka inginkan. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif harus dilaksanakan agar pembelajaran siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran sistem pengendali elektromagnetik. Pemilihan dan penerapan model yang tepat sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan adanya penerapan dan pemilihan model yang tepat dan efektif, akan menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Belajar secara kooperatif juga dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga membuat siswa dapat saling bertukar pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah. Pada penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK dalam 2 siklus dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran sistem pengendali elektromagnetik. Secara singkat penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif Syamsuddin dan Vismaia 2007:228 4

1.2 Rumusan Masalah