2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Basuki dan Krisna, 2006 dalam Nugraheny, 2008 mengenai tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional dan kualitas
audit. Responden penelitiannya adalah auditor yang bekerja pada KAP di Surabaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, namun tekanan waktu memiliki pengaruh positif terhadap perilaku underreporting
of time .
Dalam penelitian Herningsih, 2002 dengan menggunakan variabel time pressure
, resiko audit, tingkat materialitas menyebutkan bahwa time pressure memiliki pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Sedangkan variabel lainnya, resiko audit berpengaruh negatif terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit, namun materialitas tidak memiliki
pengaruh terhadap adanya perilaku penghentian prematur atas prosedur audit, namun ditemukan bahwa auditor yang tidak melakukan penghentian prematur atas
prosedur audit memiliki tingkat materialitas dan resiko yang lebih tinggi. Penelitian lainnya yang menggunakan variabel time pressure, locus of
control, komitmen profesi dan risiko audit dengan menggunakan analisis regresi
memperoleh hasil bahwa time pressure tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian premature atas prosedur audit, sedangkan variabel risiko audit dan
komitmen profesi berpengaruh positif atas penghentian prematur atas prosedur audit. Disebutkan juga bahwa komitmen profesi memiliki pengaruh yang
signifikan dan locus of control berpengaruh negatif terhadap kegiatan penghentian prematur atas prosedur audit Nugroho, 2008
Suryanita, et.al, 2006 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa time pressure
memiliki pengaruh yang signifikan teradap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungannya bersifat positif. Risiko audit dan materialitas
memiliki perbedaan hasil dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Herningsih, 2002. Dalam penelitian ini risiko audit penghentian prematur atas
prosedur audit memiliki hubungan positif dalam, bertentangan dari penelitian sebelumnya oleh Herningsih, 2002 yang menyatakan bahwa arah hubungan risiko
audit dan penghentian prematur atas prosedur atas audit adalah negatif begitu pula arah hubungan materialitas bersifat negatif terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan arah hubungannya adalah negatif. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini
disebutkan bahwa prosedur riview dan kontrol kualitas memiliki arah hubungan negatif dengan penghentian prematur atas prosedur audit sesuai dengan hasil
penelitian Malone dan Roberts, 1996, bahwa ketika Kantor Akuntan Publik dapat menerapkan prosedur review dan kontrol kualitas secara efisien maka dapat
meminimalisir terjadinya bentuk penyimpangan dalam pelaksanaan program audit.
Ulum, 2005 yang melakukan penelitian pada Badan Pemeriksa Keuangan BPK mengenai pengaruh orientasi etika terhadap hubungan antara time pressure
dengan perilaku premature sign off prosedur audit menyebutkan bahwa time pressure
tidak berpengaruh signifikan tehdap penghentian prematur atas prosedur
audit, namun memiliki tanda negatif pada koefisien regresi arah hubungan time pressure
dan penghentian prematur atas prosedur audit arah hubungannya negatif. Idealisme yang memoderasi time pressure dengan premature sign off memiliki
arah hubungan yang negatif signifikan. Sedangkan relativitisme yang memoderasi hubungan antara time pressure dengan premature sign off berpengaruh positif
dalam taraf yang signifikan. Rekckres, Philip M.J; Wheeler, Stephen W; dan Wong-On-Wing, Bernard,
1997 melakukan penelitian yang menguji pengaruh perilaku penghentian prematur atas prosedur audit yang dipengaruhi oleh direct and randomized response metods
terhadap kualitas audit yang dihasilkan, hasilnya bahwa randomized response metods
secara signifikan memiliki arah hubungan yang positif dengan perilaku penghentian prematur atas prosedur audit. Akibatnya hasil audit yang dihasilkan
menjadi diragukan kebenarannya atau munculnya opsi tidak percaya atas independensi auditor oleh masyarakat. Berbeda halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Raghunathan, 1991 menggunakan variabel time and budget pressure, audit risk, job level,
dan audit procedure menyatakan bahwa munculnya perilaku penghentian prematur atas prosedur audit diakibatkan karena minimnya
pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor dalam menghadapi dilema etis. Minimnya pengalaman yang didasarkan pada tingkat jabatan seorang auditor
dalam Kantor Akuntan Publik memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melakukan perilaku penghentian prematur atas prosedur audit.
Sejalan berkesinambungan dengan penelitian Shapeero, et.al, 2003 yang menggunakan job level atau pengalaman auditor sebagai salah satu variabel dalam
penelitiannya disebutkan lebih dari 60 auditor yang menjadi respondennya telah melakukan tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan
perbandingan tingkat jabatan staff audit dan senior audit lebih cenderung melukukan perilaku penghentian prematur atas prosedur audit dibandingkan
dengan tingkat jabatan pada level manajer dan patner. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa peranan penting etika pribadi dan tekanan situasional serta
peluang merupakan faktor pendukung terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit.
2.6 Kerangka Berpikir