Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan smartPLS sebagaimana di tunjukan pada gambar 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat nilai loading factor dibawah 0.50 sehingga tidak harus dilakukan drop data untuk menghapus indikator yang bernilai loading dibawah 0.50 agar memperoleh model yang baik.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari besarnya nilai T- statistic. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi mengenai hubungan antar variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan diatas adalah 1.645 untuk p0.10; 1.960 untuk p0.05; dan 2.576 untuk p0.01. Tabel berikut ini menyajikan output estimasi untuk pengujian model struktural. Tabel 4.12 Nilai Inner Weight variabel original sample estimate T-Statistic Standard deviation keputusan Kom_Prof - Prosedur -0.140 0.648 0.216 H1 ditolak Tingk_Jb - Prosedur -0.261 2.663 0.098 H2 diterima Tingk_Jb - Kom_Org 0.389 3.880 0.100 H3 diterima Kom_Org - Prosedur -0.320 2.881 0.111 H4 diterima Keterangan: signifikan pada p 0.10; p 0.05; p 0.01 Sumber: Output PLS Berdasarkan nilai inner weight sebagaimana ditunjukkan tabel 4.12 di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. H1: Komitmen Profesional KP berpengaruh negatif terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit PMSO. Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh negatif antara Komitmen Profesional KP dengan Premature Sign-off PMSO. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa Komitmen Profesional KP tidak memiliki pengaruh terhadap Premature Sign-off PMSO. Hal itu dikarenakan nilai t-statistic sebesar 0.648 tersebut berada dibawah nilai kritis ± 1.645. Dengan demikian H1 tidak dapat diterima yang berarti bahwa semakin tinggi komitmen profesional seorang auditor tidak dapat menekan terjadinya tindakan premature sign-off selama proses audit berlangsung. 2. H2: Tingkat Jabatan TJ berpengaruh negatif terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit PMSO. Hipotesis kedua menyatakan terdapat hubungan negatif antara konstruk Tingkat Jabatan TJ terhadap adanya tindakan Premature Sign-off PMSO dengan nilai koefisien parameter sebesar -0.261 dan nilai t- statistic sebesar 2.663 signifikan pada p 0.01. Dengan demikian H2 dapat diterima bahwa semakin tinggi tingkat jabatan yang dimiliki oleh auditor dapat menekan terjadinya tindakan premature sign-off selama proses audit berlangsung. 3. H3: Tingkat Jabatan TJ berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi KO. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa uji hubungan antara konstruk menunjukan bahwa Tingkat Jabatan TJ berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi KO dengan nilai koefisien parameter sebesar 0.389 dan nilai t-statistic sebesar 3.880 signifikan pada p0.01. Dengan demikian H3 dapat diterima bahwa semakin tinggi tingkat jabatan yang dimiliki oleh auditor akan meningkatkan komitmen organisasional auditor. 4. H4: Komitmen Organisasi KO berpengaruh negatif terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit PMSO. Merujuk pada hasil pengujian hubungan antar konstruk dapat dilihat bahwa Komitmen Organisasi KO berpengaruh negatif terhadap tindakan Premature Sign-off PMSO, dihasilkan nilai koefisien parameter sebesar -0.320 dan nilai t-statistic sebesar 2.881 signifikan pada p 0.10. Dengan demikian H4 dapat diterima bahwa Komitmen Organisasi yang tinggi dapat mencagah terjadinya tindakan premature sign-off.

4.5 Pembahasan