Ruang Lingkup Pengembangan PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran menurut Jufri, 2013: 2 yakni: Proses pengelolaan belajar yang sistematis dan berlangsung terus-menerus dalam suatu institusi formal berupa sekolah bertujuan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar guna memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang menjadi bekal siswa dalam membangun masyarakat yang terus berkembang dan beradaptasi dengan suasana lingkungan alam dan lingkungan sosial yang terus mengalami perubahan. Berdasarkan uraian di atas belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Belajar merupakan kegiatan siswa dalam memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan proses untuk membantu siswa belajar dengan baik sehingga dapat menguasai pengetahuan dan konsep fisika serta hukum-hukum fisika melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengukur, menganalisis data, dan menyimpulkan permasalahan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kolb dalam Jufri, 2013: 26 menyatakan bahwa proses belajar dalam empat macam, yaitu; 1 Pengalaman konkret, pada tahap paling awal dalam proses belajar, seorang peserta didik hanya sekedar mampu ikut mengalami suatu kejadian. 2 Pengamatan aktif dan reflektif, Peserta didik akan mampu mengadakan observasi aktif terhadap kejadian yang dialaminya. 3 Konseptualisasi, pada tahap ini peserta didik diharapkan sudah mampu untuk membuat aturan-aturan umum generalisasi dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda tetapi mempunyai landasan aturan yang sama. 4 Eksperimentasi aktif, pada tahap ini peserta didik diharapkan sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran siswa memerlukan berbagai sumber pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran fisika merupakan proses membantu siswa untuk belajar lebih baik dalam memahami konsep dan hukum fisika melalui kegiatan mengamati, meru- muskan masalah, merumuskan hipotesis, mengukur, menganalisis data, dan menyimpulkan permasalahan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Trianto, 2010: 28 menyatakan teori belajar konstruktivisme bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi guru memberikan kemudahan, memberikan kesempatan siswa untuk menemukan ide-ide sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar menggunakan strategi sendiri untuk belajar. Menurut Horsley dalam Jufri, 2013: 33 pembelajaran yang berlandaskan cara pandang konstruktivisme meliputi empat tahap yaitu; 1 tahap apersepsi mengungkap konsepsi awal dan membangkitkan motivasi belajar peserta didik, 2 tahap eksplorasi, 3 tahap diskusi dan penjelasan konsep, dan 4 tahap pengembangan dan aplikasi konsep.