65
bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat petani kopi di kabupaten Dairi adalah masih tergolong sedang.
4.1.4. Interpretasi
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara yang dilakukan maka dapat dipahami bahwa pengeluaran rumah tangga untuk
konsumsi dan pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan adalah berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan para petani kopi di Kabupaten
Dairi. Sedangkan untuk pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Maka, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Pendapatan
Pendapatan penduduk yang merupakan petani kopi di Kabupaten Dairi yaitu rata-rata berada pada rentang 1.000.000 – 4.000.000, namun
demikian kebanyakan dari para petani kopi di Kabupaten Dairi memiliki penghasilan 2.000.000, hal ini merupakan indikator yang menyatakan
bahwa tingkat kesejahteraan petani kopi tersebut masih tergolong rendah jika hanya dilihat dari segi pendapatan sesuai dengan standar BPS.
Namun setelah survey yang dilakukan oleh peneliti maka dapat dipahami bahwa pendapatan yang diperoleh petani tersebut pada
kenyataannya sesuai dengan tingkat ataupun standarisasi kebutuhan hidupnya di desa Kabupaten Dairi tersebut.
66
2. Konsumsi atau Pengeluaran Rumah Tangga.
Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi merupakan salah satu hal yang paling diutamakan di dalam kehidupan manusia. Tidak dapat
dipungkiri bahwa ketika seseorang hidup maka manusia merupakan makhluk yang paling konsumtif di dunia ini. Dengan demikian, sangat
wajar ketika hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi memiliki pengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Dairi. Apalagi jika dilihat di dalam struktur keluarga tersebut terkait dengan jumlah
tanggungan atau jumlah anak di dalam keluarga tersebut. Masyarakat pedesaan masih cenderung mampu untuk menghasilkan makanan
mereka sendiri, jauh dari makanan siap saji, dan bahkan jauh dari bahan kimiawi seperti umunya masyarakat perkotaan.
3. Keadaan Tempat Tinggal
Keadaan tempat tinggal jika dilihat dari standar BPS adalah berdasarkan pada ketahanan kondisi bangunan, dimana terdiri dari permanen, semi
permanen dan non permanen, dan ketahanan bangunan ini dilihat dari jumlah tahun untuk ketahanan bangunan tersebut. Dan dari survey yang
telah dilakukan maka rata-rata ketahanan bangunan tempat tinggal para petani kopi yang ada di Kabupaten Dairi adalah semi permanen dan non
permanen. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri masyarakat pedesaan yang senantiasa menggunakan bangunan rumah yang masih sangat sederhana,
bahkan masih ada yang menggunakan kayu untuk pembangunan tempat
67
tinggalnya. Berbeda dengan kondisi tempat tinggal di daerah perkotaan pada umumnya yang standarisasinya merupakan batu, beton, pondasi
yang kokoh dan mayoritas gedung pencakar langit.
4. Fasilitas Tempat Tinggal