terhadap sesama, karena saudara sebangsa dan setanah air masih banyak yang mengalami kesusahan dan membutuhkan pertolongan. Tujuannya tidak lain adalah
untuk mewujudkan rasa persaudaraan dan persatuan antar sesama bangsa Indonesia.
4.2.4 Pendidikan Berbangsa dan Bernegara
Pendidikan berbangsa dan bernegara dalam konteks ini yaitu adanya ajaran Sosrokartono yang mengajarkan mengenai bagaimana menjadi warga negara yang
baik dalam hubungannya dengan bangsa dan negara Indonesia . wujud pendidikan berbangsa dan bernegara muncul pada ajaran dengan kategori narima, temen, dan
budi luhur. Pada kategori narima, ajaran yang memunculkan wujud pendidikan berbangsa
dan bernegara yaitu ngraosaken sakitipun lan awratipun agesangipun sesami. pada ajaran inin memberikan pengertian dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara haruslah saling mersakan satu kesatuan. Apabila satu merasakan sakit, yang lain haruslah juga ikut merasakannya. Dengan kata lain, ikut merasakan sakit
yang diderita oleh saudara setanah air. Tujuan dari rasa satu kesatuan yaitu untuk mumupuk rasa persaudaraan sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan
negara republik Indonesia. Ajaran pada kategori temen yang memunculkan pendidikan berbangsa dan
bernegara yaitu 1 ingkang kula eman ratu lan rakyat, 2 mbelani ingkang sami sakit, sami susah, lan ngraosaken sakitipun agesang, ngraosaken tanpa karasa, 3 memayu
ayuning negari lan rakyat, dan 4 memayu ayuning praja. Ajaran ini secara
keseluruhan mengajarkan untuk ikut menjaga dan melindungi negara mulai dari aspek warga negara, pemerintahan, sampai pada tanah tumpah darah.
Pada ajaran ingkang kula eman ratu lan rakyat mengajarkan untuk menyayangi dan merasa satu persaudaraan antara seorang pemimpin dengan
rakyatnya. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pemimpin dengan rakyat yang dipimpin. Kondisi yang demikian dapat menjadikan kehidupan berbangsa dan
bernegara menjadi harmonis, tanpa adanya kesenjangan sosial. Ajaran selanjutnya pada kategori temen juga mengajarkan konsep persaudaraan antar sesama bangsa
Indonesia. Konsep persaudaraan itu tercermin pada ajaran mbelani ingkang sami sakit, sami susah, lan ngraosaken sakitipun agesang, ngraosaken tanpa karasa. Pada
ajaran ini memberikan pemahaman agar semua lapisan masyarakat Indonesia mempunyai rasa persaudaraan, satu kesatuan, dan dapat saling tolong menolong
terhadap sesama bangsa Indonesia. Pada kategori ini, dua ajaran yang terakhir juga mengajarkan mengenai
konsep melindungi dan ikut memiliki negara Indonesia seutuhnya. Ajaran yang muncul yaitu memayu ayuning negari lan rakyatdan memayu ayuning praja. Ajaran
ini dengan lugas memberikan pengertian untuk ikut melindungi dan merasa memiliki semua aspek negara, mulai dari rakyat, pemerintahan, dan negara secara utuh. Kata
memayu ayuning negarai lan rakyat memberikan pengertian melindungi keselamatan negara dan rakyat. Secara gamblang ajaran ini mengajarkan kepada semua lapisan
masyarakat Indonesia agar ikut menjaga dan melindungi negara dan rakyat dari ancaman apapun. Kata memayu ayuning praja juga memberikan arti yang lugas yaitu
melindungi keselamatan pemerintahan. Ajaran ini juga secara lugas mengajarkan agar semua masyarakat Indonesia dapat ikut serta berperan menjaga dan melindungi
sistem pemerintahan di Indonesia. Muara akhir yang akan dituju tidak lain untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan pada semua elemen yang ada di negara
kesatuan Republik Indonesia. Pada kategori budi luhur juga memunculkan ajaran yang mengandung nilai-
nilai pendidikan berbangsa dan bernegara. Pada kategori ini, ajaran yang muncul yaitu 1 angluhuraken asma Jawi lan bangsa Jawi, 2 nyebar wiji sedherekan lan wiji
utamining kejawen ing manca negari, dan 3 tiyang gesang menika boten kenging ngina pusaka wasiyatipun piyambak.
Pada ajaran ini juga memunculkan pendidikan kebangsaan yang mengajarkan kepada masyarakat Indonesia untuk dapat membela negara dan mewujudkan
persatuan diantara bangsa Indonesia. Seperti yang tercermin pada ajaran angluhuraken asma Jawi lan bangsa Jawi. Pada ajaran ini hanya disebutkan untuk
mengharumkan nama Jawa dan bangsa Jawa, akan tetapi ajaran ini tidak semata-mata mengobarkan semangat kedaerahan atau kesukuan semata. Pada ajaran ini yang
dituliskan memang hanya suku Jawa sebagai contoh, karena latarbelakang Sosrokartono merupakan orang Jawa. Tidak ada perbedaan antara suku Jawa dengan
lainnya, pada konteks ajaran ini suku Jawa hanya dijadikan simbol salah satu suku bangsa Indonesia. Tujuan dari ajaran ini jelas mengajarkan kepada bangsa Indonesia
untuk dapat menjaga, melindungi, dan mengharumkan nama bangsa.
Ajaran yang selanjutnya mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama bangsa Indonesia. sikap saling menghormati dan
menghargai dapat mencegah terjadinya perpecahan antara sesama, sehingga rasa persatuan dan kesatuan dapat terwujud. Sikap saling menghormati dan menghargai
tercermin pada ajaran nyebar wiji sedherekan lan wiji utamining kejawen ing manca negari. Pada ajaran ini mengajarkan sikap saling menghormati dan menghargai
dengan menggunakan simbol wiji utamining kejawen, yaitu konsep merendahkan diri sendiri dan menghormati dan menghargai orang lain. Ajaran ini dalam mengajarkan
sikap saling menghormati dan menghargai tidak dibatasi hanya pada bangsa Indonesia sendiri, namun juga meluas sampai ke manca negara. Ajaran ini
mengandung artian bahwa sikap menghormati dan menghargai orang lain harus
diterapkan di mana saja dan kapan saja.
Ajaran terakhir yang memunculkan pendidikan berbangsa dan bernegara yaitu Tiyang gesang menika botenkenging ngina pusaka wasiyatipun piyambak. Ajaran ini
mengajarkan kepada generasi penerus bangsa untuk dapat menghargai warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Kemajuan jaman dan tekhnologi membuat generasi muda
sering kali melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Tidak sedikit yang melupakan bahkan meninggalkan budaya warisan leluhur bangsa Indonesia. Pada
ajaran ini menekankan kepada generasi muda untuk tidak melupakan atau bahkan menghina warisan leluhur bangsa. Tujuannya tidak lain agar generasi penerus bangsa
tetap menjaga keutuhan dan keaslian budaya warisan leluhur bangsa Indonesia.
4.2.5 Pendidikan Budi Pekerti