Tuhan. Ajaran ini juga memberikan pengertian agar manusia janganlah terlalu berambisi dalam melaksanakan pekerjaan, karena baik buruknya hasil yang diperoleh
adalah mutlak keputusan Tuhan. Aspek ketuhanan muncul pada Ilmu dan Laku Jawa Ajaran R.M.P.
Sosrokartono sebagai landasan atau fondasi bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Aspek ketuhanan sebagai fondasi
kehidupan bangsa Indonesia haruslah diimbangi dengan ajaran agama sebagai tuntunannya. Tanpa adanya aspek ketuhanan sebagai fondasi dan agama sebagai
tuntunan, maka dikhawatirkan akan terjadi krisis moral dan keimanan pada bangsa Indonesia. Aspek pendidikan yang selanjutnya akan dibahas mengenai pendidikan
keagamaan sebagai penyeimbang pendidikan ketuhanan.
4.2.2 Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan berbeda pengertian dengan pendidikan ketuhanan. Pendidikan ketuhanan lebih menekankan pada hubungan manusia dengan Tuhan,
sedangkan pendidikan keagamaan lebih menekankan pada hubungan antar sesama manusia sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan agama merupakan aspek pendidikan
yang mengatur hidup manusia di dunia dalam hubungannya dengan manusia yang lain dalam konteks sebagai makhluk Tuhan.
Pada ajaran Sosrokartono yang terkandung dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran R.M.P. Sosrokartono memunculkan aspek pendidikan, yaitu pendidikan keagamaan.
Pendidikan keagamaan muncul pada kategori mituhu. Pada kategori ini, pendidikan
keagamaan muncul pada ajaran ingkang tansah kula mantepi agami kula lan kejawen kula. Ajaran ini mengajarkan kepada bangsa Indonesia agar dalam menjalani
kehidupan selalu berpegang teguh pada agama atau kepercayaan yang dianut. Pada ajaran ini disebutkan adanya sebuah kepercayaan kejawen. Konsep kejawen pada
ajaran ini tatarannya sama dengan agama., karena kejawen merupakan tuntunan sikap orang Jawa dalam menjalani kehidupan. Secara tersirat, ajaran ini juga mengajarkan
konsep saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan. Ajaran ini mengajarkan untuk menghindari sikap saling mengejek atau membenci antar umat
bergama, karena pada dasarnya semua agama dan kepercayaan adalah mulia. Konsep ajaran agama yang satu dengan yang lain adalah sama yaitu mengajarkan manusia
untuk berbuat kebaikan. Begitu juga dengan kepercayaan yang dianut oleh bangsa Indonesia, semisal kejawen. Prinsip ajaran kejawen sama dengan ajaran agama.
Prinsip ajaran kejawen juga mengajarkan kebaikan, dan sama sekali tidak mengajarkan kejelekan. Bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan haruslah selalu
berpegang teguh pada agama dan kepercayaannya. Tujuannya yaitu tidak lain agar antar pemeluk agama serta penganut kepercayaan di Indonesia dapat saling
menghormati dan menghargai, sehingga terciptalah kerukunan antar umat beragama yang berujung pada persatuan dan kesatuan bangsa.
4.2.3 Pendidikan Sosial