5. Keamanan kerja Keamanan kerja merupakan faktor penting yang perlu juga diperhatikan
oleh perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam bekerja, sehingga meningkatkan produktivitas karyawan.
Berdasarkan uraian faktor atau indikator lingkungan kerja dari dua pendapat di atas, penulis menyimpulkan indikator lingkungan kerja tersebut
yaitu suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja, tersedianya fasilitas kerja dan keamanan kerja. Hal ini karena indikator tersebut dapat di jadikan alat ukur
penulis untuk melakukan penelitian di CV. Arki Fashion Kabupaten Pekalongan.
2.4. Budaya Organisasi
2.4.1. Pengertian Budaya Organisasi
Masyarakat terdiri dari manusia dan budayanya. Para ahli antropologi sering kali menggunakan istilah sociocultural. Mereka berpendapat bahwa
budaya suatu bangsa dipelajari, diyakini bersama, dan bahwa budaya tersebut mendefinisikan batasan untuk berbagai kelompok yang berbeda dan berbagai
aspek budaya yang saling berhubungan Ivancevich,2007:41. Ada beberapa pandangan mengenai budaya organisasi, menurut
Supratikno 2006:33 budaya organisasi di definisikan sebagai nilai-nilai dan norma-norma informal yang mengendalikan bagaimana individu-individu dan
kelompok-kelompok didalam organisasi bersaling tindak satu sama lain dan bersaling tindak dengan para pihak diluar organisasi tersebut.
Menurut Ivancevich 2007:44 budaya organisasi adalah apa yang di persepsikan karyawan dan cara persepsi itu menciptakan pola keyakinan, nilai,
dan ekspektasi. Menurut Kreitner 1995 dalam Koesmono 2005:167 budaya organisasi
adalah perekat sosial yang mengingat anggota dari organisasi. Agar suatu karakteristik atau kepribadian yang berbeda-beda antara orang yang satu
dengan orang yang lain dapat di satukan dalam suatu kekuatan organisasi maka perlu adanya perekat sosial.
Berdasarkan beberapa definisi menurut penulis mengenai budaya organisasi di atas, dapat di simpulkan bahwa budaya organisasi adalah suatu
nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk memahami nilai-nilai yang ada dalam perusahaan dan bagaimana mereka harus bertindak atau
berperilaku.
2.4.2. Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Tika 2006:21 dalam Brahmasari 2008:127 memberikan kesimpulan tentang proses pembentukan budaya organisasi melalui empat tahapan, yaitu :
1. Tahap pertama terjadinya interaksi antar pimpinan atau pendiri organisasi dengan kelompok atau perorangan.
2. Tahap kedua adalah dari interaksi menimbulkan ide yang ditranformasikan menjadi artifak, nilai, dan asumsi.
3. Tahap ketiga adalah bahwa artifak, nilai, dan asumsi akan diimplementasikan sehingga membentuk budaya organisasi.
4. Tahap terakhir adalah bahwa dalam rangka mempertahankan budaya organisasi dilakukan pembelajaran learning kepada anggota baru dalam
organisasi.
2.4.3. Indikator Budaya Organisasi