Koherensi Perlawanan Jenis Koherensi Antarkalimat dalam

59 bekas ledhek tayub. Ketika bapaknya dibuang ke Nusakambangan, ibunya lalu dibawa sopir. Setelah Prawito ikut Pakdhenya sampai lulus SMP dan SMA. Nasib baik mengiringi langkahnya, dia lolos ujian perguruan tinggi. Kemudian disusul dengan peristiwa dia menjadi buruh disalah satu pengusaha kerajinan kulit selama setaun, lalu mendapat beasiswa dari pemerintah sampai lulus sarjana ekonomi yang ditandai dengan kata terus ‘lalu’. Dengan demikian kalimat terakhir berkoherensi perurutan dengan kalimat sebelumnya. Pada contoh 42, kalimat kedua dan ketiga berkoherensi berurutan yang ditandai dengan penanda hubungan saiki ‘sekarang’, njur ‘kemudian’, dan pungkasan ‘akhirnya’. Pada kalimat kedua dinyatakan bahwa sekarang posisinya masih jadi terperiksa, yang dilanjutkan dengan keterangan bahwa setelah itu tidak ditutup kemungkinan dia menjadi tersangka, lalu terdakwa, dan akhirnya narapidana.

4.3.3 Koherensi Perlawanan

Koherensi perlawanan adalah koherensi yang terbentuk karena adanya kalimat-kalimat yang mempertentangkan suatu hal, keadaan, atau perbuatan dengan hal, keadaan, atau perbuatan lain. Hal yang dipertentangkan tidak selalu berlawanan, namun dapat juga hal yang berbeda. Di bawah ini terdapat bebrapa contoh penggalan teks yang di dalamnya mengandung koherensi perlawanan. 43 Sidane aku mulih menyang Ngawi sakulawarga nganggo BMW. Ana tanggaku sing gumun. Nanging luwih akeh sing ora. Ngerti yen aku mono mung sopir pribadi sawijining pengusaha gedhe. Sing digumuni dudu olehku nggawa mobil, ning olehe juraganku ngentuki aku mulih nggawa mobil. Gek mobil mewah pisan. Aku kober umuk, menawa mobil kuwi didol, dingo tuku lemah sakdhukuh kene isih torah. BMW13 ‘Akhirnya aku pulang ke Ngawi bersama keluarga dengan BMW. Ada tetanggaku yang heran. Namun banyak yang tidak. Tau kalau aku hanya 60 sopir pribadi salah satu pengusaha besar. Yang diherani tidak karena aku membawa mobil, namun alasan juraganku membolehkan aku membawa mobil. Mobil mewah lagi. Aku sempat sombong, jika mobil ini dijual, dipakai beli tanah satu dukuh sini saja lebih.’ 44 Waris mulih sawise ngesok tuntas bruwalane. Daktawani mangan dheweke nulak. Ning nalika dakulungi Wismilak sabungkus ditampani. FT45 ‘Waris pulang setelah menumpahkan semua emosinya. Ku tawari makan dia menolak. Namun ketika ku ulurkan sebungkus Wismilak diterima.’ Contoh 43 terdiri dari tujuh kalimat. Pada kalimat pertama dan kedua dinyatakan bahwa sewaktu Pak Atmo dan keluarga pulang kampong membawa BMW ada tetangganya yang heran, sedangkan pada kalimat ketiga dikemukakan bahwa lebih banyak yang tidak heran. Dengan demikian kalimat pertama dan kedua dengan kalimat ketiga berkoherensi perlawanan karena menyatakan dua hal yang bertentangan, dan koherensinya ditandai dengan penanda hubungan nanging ‘namun’. Pada contoh 44 terdapat kata ning ‘namun’ pada kalimat ketiga yang merupakan penanda koherensi perlawanan. Kalimat kedua menyatakan bahwa Waris menolak saat saya tawari makan. Pada kalimat selanjutnya mengatakan saat saya berikan sebungkus Wismilak Waris menerima. Jadi Waris menolak ketika saya tawari makan, namun ketika saya berikan sebungkus Wismilak dia menerima.

4.3.4 Koherensi Penekanan