62
dekatnya. Kemudian pada kalimat keempat dikemukakan bahwa Kasno pernah memberikan sepeda pada Hermawan ketika bapaknya masih miskin. Jadi apa
yang dinyatakan pada kalimat keempat yang diawali dengan penanda hubungan malah
melebihi apa yang dinyatakan pada kalimat pertama sampai ketiga.
4.3.5 Koherensi Sebab-akibat
Koherensi sebab-akibat merupakan koherensi yang terbentuk karena adanya kalimat yang memberikan penjelasan tentang sebab atau alasan terjadinya
sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat lainnya. Di bawah ini terdapat beberapa contoh penggalan teks yang berkoherensi sebab-akibat.
47 Nanging atine Kasno trataban. Kelingan dhompet lemu. Mengko ayake Pak Hermawan weruh yen dheweke nemu dhuwit sagebung. Mesthi bakal
weruh. Sebab tamune mesthi bakal mbalik meneh. Nakokne menyang pengurus hotel. Mokal yen ora.
DL34 ‘Tetapi hatinya Kasno gemetar. Ingat dompet tebal. Jangan-jangan Pak
Hermawan tahu kalau dia menemukan uang banyak. Pasti akan tahu. Sebab tamunya pasti akan kembali lagi. Menanyakan kepada pengurus
hotel. Tidak mungkin jika tidak.’
48 “Wong sabamu adoh pitik wae kok ndadak crita werna-werna. Paling sing
crira rak kancamu, ibu-ibu arisan kantor kae. Utawa yen ora ya ibu-ibu kumpulan Dasawisma. Rak iya, ta? Utawa…” kuwi pambantahku ndhek
semana. La ya kudu menang. Ora ateges nang-nangan dupeh wong lanang, kepala keluwarga. Sebab yen ora bakalan cilaka banget.
PS47 ‘Pergaulanmu saja kurang kok bisa cerita macam-macam. Paling yang
cerita ibu-ibu arisan di kantor. Atau ibu-ibu kumpulan Dasawisma. Iya kan? Atau..” itu bantahanku dulu. Harus menang. Tidak berarti menang-
menangan tapi laki-laki kepala keluarga. Sebab jika tidak bahaya.’
Pada contoh 47 terdapat kata sebab ‘karena’ yang merupakan penanda koherensi sebab-akibat. Pada kalimat tersebut dikemukakan bahwa hatinya Kasno
gak tenang mengingat dompet tebal dan Pak Hermawan pasti akan tahu. Apa yang
63
dinyatakan pada kalimat kelima merupakan sebab bagi apa yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Pada contoh 48 kalimat terakhir berkoherensi sebab-akibat
dan koherensinya ditandai dengan kata sebab ‘karena’. Pada kalimat pertama sampai keenam mengatakan bahwa suami yang menasehati istrinya dan harus
menang tidak hanya karena laki-laki sebagai kepala keluarga. Pada kalimat selanjutnya dikemukakan bahwa seorang laki-laki harus bisa menasehati istrinya
karena apabila tidak bisa celaka. Apa yang dinyatakan pada kalimat terakhir merupakan sebab bagi apa yang dinyatakan pada kalimat pertama sampai keenam.
4.3.6 Koherensi Waktu