PRINSIP KEBEBASAN DI LAUT LEPAS

Laut lepas menurut Konvensi Jenewa 1958 adalah hanya 3 mil dari laut territorial, sedangkan laut lepas menurut Konvensi Hukum Laut 1982 adalah dimulai dari zona ekonomi eksklusif yang berarti dimulai dari 200 mil. 5 Siapapun dapat melihat dari Pasal 86 Konvensi Hukum Laut 1982 telah merombak konsep tradisional laut lepas. 6 Dibandingkan dengan keadaan pada waktu sebelum dihasilkannya Konvensi Hukum Laut 1982, luas perairan laut lepas kini menjadi berkurang karena Konvensi telah mengakui batas terluar laut teritorial menjadi 12 mil 7 , oleh karena itu wilayah laut lepas benar-benar telah mengalami penyusutan ribuan mil persegi. 8

2. PRINSIP KEBEBASAN DI LAUT LEPAS

Pada abad pertengahan terjadi tuntutan-tuntutan kedaulatan terhadap laut dikarenakan adanya prinsip kebebasan pelayaran di laut, salah satunya tuntutan dari Paus-Alexander VI tahun 1493 yang membagi dunia baru atas 2 bagian, yaitu: - Portugal memperoleh seluruh Samudera Hindia dan Laut Atlantic di sebelah Maroko; - Spanyol memperoleh lautan Pasific dan Teluk Mexico. 9 Hal tersebut mengundang protes dari berbagai pihak, khususnya sejak abad XVI dan XVII dimana pada abad itu karakteristiknya adalah penemuan- penemuan daerah baru, karena tuntutan tersebut akan menjadi halangan bagi negara-negara yang ingin bebas berlayar kemana saja untuk mendapatkan daerah-daerah baru dengan segala kekayaan alamnya. Selain itu, tuntutan juga datang dari negara-negara di bawah ini, yaitu: - Inggris Inggris merupakan salah satu negara besar yang mengajukan protes keras terhadap tuntutan kedaulatan di laut sejak tahun 1602 dikarenakan 5 Abdul Alim Salam. Loc. Cit. 6 J.G. Starke. Introduction To International Law Pengantar Hukum Internasional. Diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja. Jakarta: Sinar Grafika, halaman 360 7 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: PT Alumni, halaman 188 8 J.G. Starke. Loc. Cit. 9 Boer Mauna. Op. Cit., halaman 315 Kelompok 3 7 Inggris sudah mulai tertarik dengan ekspedisi-ekspedisi yang jauh untuk menemukan daerah-daerah baru. Jadi, pada intinya Inggris mempertahankan prinsip kebebasan berlayar karena prinsip tersebut sesuai dengan kepentingannya. Akan tetapi pada tahun 1609 Inggris mengubah sikapnya dengan melarang orang-orang asing untuk menangkap ikan di Laut Utara yang dianggap Inggris sebagai lautan Inggris, kecuali kalau mendapatkan izin sebelumnya. 10 Hal ini dilakukan Inggris karena Inggris ingin mengeruk kekayaan laut untuk dirinya sendiri, jadi ia pun menuntut kedaulatan terhadap wilayah laut tertentu dan tidak mendukung prinsip kebebasan berlayar di laut. Selanjutnya pada abad ke XVIII, melalui perintah Ratu Anne yang menduduki tahta kerajaan Inggris pada masa itu, Inggris kembali mengakui prinsip kebebasan berlayar di laut. - Belanda Pada saat itu kapal-kapal VOC milik Belanda sering dihalang- halangi oleh kapal-kapal Spanyol dan Portugis. Oleh karena itu melalui Grotius yang merupakan ahli hukum, pada tahun 1868 keluarlah alasan- alasan untuk mempertahankan prinsip kebebasan di laut, yaitu laut tidak bisa ditinggali secara tetap akan tetapi orang-orang dapat tinggal di darat maka laut tak dapat berada di bawah kedaulatan negara manapun dan karena itu pula laut menjadi bebas untuk dilayari oleh siapapun, selain itu Grotius juga mengungkapkan berdasarkan falsafah hukum alam bahwa angin berhembus dari segala jurusan dan membawa kapal-kapal ke seluruh pantai maka laut itu bebas dan dapat digunakan oleh siapapun. Terlepas dari sejarah mulai berkembangnya prinsip kebebasan berlayar di laut, prinsip kebebasan di laut lepas sendiri berdasarkan Pasal 87 Konvensi Hukum Laut 1982 berarti laut lepas dapat digunakan oleh negara manapun. Semua negara mempunyai kebebasan di laut lepas freedom of the high seas, yaitu sebagai berikut: 10 Ibid., halaman 318 Kelompok 3 8 a. Kebebasan pelayaran freedom of navigation; b. Kebebasan penerbangan freedom of overflight; c. Kebebasan memasang kabel dan pipa bawah laut freedom to lay submarine cables and pipelines; d. Kebebasan membangun instalasi lainnya freedom to construct other installations permitted under international law; e. Kebebasan penangkapan ikan freedom of fishing; dan f. Kebebasan riset ilmiah kelautan freedom of scientific research. Kebebasan di laut lepas tersebut harus memperhatikan kepentingan negara lain dalam melaksanakan kebebasan yang sama karena pelaksanaan kebebasan tersebut harus dilaksanakan untuk tujuan-tujuan damai peaceful purposes dan negara tidak boleh menundukkan laut lepas di bawah kedaulatannya sebagaimana yang ditegaskan oleh Pasal 88-89 Konvensi Hukum Laut 1982. 11 Adapun teori mengenai natur yuridik sifat hukum laut lepas terdiri atas: a. Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut lepas adalah bebas karena tidak ada yang memilikinya. Namun teori ini dapat menimbulkan persepsi bahwa suatu negara dapat memiliki laut lepas atau setidak-tidaknya berbuat semaunya disana seolah-olah laut lepas itu merupakan miliknya. 12 b. Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik bersama, karena itu negara-negara bebas menggunakannya. Jika laut milik bersama maka itu berarti laut lepas itu berada di bawah kedaulatan bersama negara- negara, ini berarti negara-negara tersebut dapat menggunakan semaunya kebebasan-kebebasan di laut sehingga mengganggu negara-negara lain. c. Domaine Publik Internasional, yang merupakan satu-satunya solusi terbaik dimana melalui teori ini, laut digunakan untuk kepentingan bersama masyarakat internasional. Jadi, laut lepas itu tidak dapat dimiliki oleh siapapun tetapi dapat digunakan bersama untuk kepentingan anggota- anggota masyarakat internasional. Teori ini dikatakan sebagai solusi 11 Abdul Alim Salam. Op. Cit., halaman 46 12 Boer Mauna. Op. Cit., halaman 319 Kelompok 3 9 terbaik karena ia dapat menjamin penggunaan kebebasan-kebebasan di laut bagi semua negara besar atau kecil. 13

3. STATUS HUKUM KAPAL DI LAUT LEPAS