4. PENGAWASAN DI LAUT LEPAS
Pengawasan di laut lepas diperlukan untuk menjamin keamanan dan kebebasan penggunaan laut di laut lepas. Pengawasan tersbut dilakukan oleh
kapal perang dari negara pantai yang dekat dari wilayah laut lepas yang bersangkutan. Pengawasan terbagi dua, yaitu:
a. Pengawasan Umum Tiap-tiap kapal perang mempunyai wewenang untuk mengetahui
kebangsaan suatu kapal dengan meminta supaya kapal tersebut mengibarkan benderanya apabila kapal tersebut tidak mengibarkannya.
Permintaan tersebut dapat dilakukan dengan kode-kode lampu atau apabila cara ini tidak berhasil maka kapal perang dapat menembakkan
peluru-peluru kosong ke arah kapal tersebut.
19
Apabila kapal perang menaruh kecurigaan pada kapal tersebut, maka dalam rangka menyelenggarakan pengawasan, kapal perang dapat
menghentikan kapal yang bersangkutan. Kapal perang dapat memeriksa surat-surat kapal beserta memeriksa muatannya. Hal tersebut
dinamakan right to visit yang diatur di dalam Pasal 110 Konvensi Hukum Laut 1982.
b. Pengawasan Khusus Pengawasan-pengawasan khusus di laut lepas terdiri dari berbagai
macam, antara lain: 1 Pemberatasan Perdagangan Budak Belian
Semenjak penghapusan perdagangan budak belian tahun 1815, ada banyak upaya yang dilakukan oleh negara-negara
di dunia untuk memberantas perdagangan budak belian, salah satunya melalui Konvensi Hukum Laut 1982 yang
memberikan kekuasaan yang luas pada kapal perang semua negara untuk mengawasi dan memberantas perdagangan
budak belian. Prinsip tersebut ditegaskan oleh Pasal 110 b Konvensi
Hukum Laut 1982 yang mengizinkan kapal-kapal perang
19 Ibid., halaman 329
Kelompok 3 13
untuk menahan kapal-kapal yang dicurigai terlibat perdagangan budak.
20
2 Pemberantasan Bajak Laut Wewenang yang diberikan pada kapal-kapal perang semua
negara untuk memberantas bajak laut sangat luas. Kapal- kapal perang dapat menahan dan menangkap kapal-kapal
bajak laut. Selanjutnya negara bendera kapal-kapal perang tersebut berhak mengadili dan menghukum pembajak-
pembajak yang ditangkap. Mengenai pembajakan ini hukum internasional mengizinkan negara-negara secara langsung
mengambil tindakan-tindakan untuk menghukum para pembajak, karena pembajakan dianggap sebagai kejahatan
terhadap umat manusia homo homini lupus. Prinsip pemberantasan bajak laut ini ditegaskan oleh Pasal
100 Konvensi Hukum Laut 1982 yang meminta supaya negara-negara bekerjasama sepenuhnya dalam
pemberantasan pembajakan di laut lepas atau tempat lain manapun di luar yurisdikdi suatu negara.
21
3 Pengawasan Penangkapan Ikan Pada dasarnya pengawasan ini bertujuan untuk memelihara
sumber-sumber biologis di laut dengan cara melarang penggunaan alat-alat yang dapat membahayakan
kelangsungan eksosistem biota laut. 4 Pengawasan Untuk Melindungi Kabel-Kabel dan Pipa Bawah
Laut Tiap-tiap kapal yang kedapatan merusak kabel-kabel dan pipa
bawah laut yang ada di laut lepas tanpa alasan yang sah harus membayar ganti rugi kepada negara pemilik kabel-kabel dan
pipa bawah laut yang bersangkutan. 5 Pemberantasan Pencemaran Laut
Negara-negara pantai diberikan wewenang oleh hukum internasional untuk mengambil tindakan-tindakan terhadap
20 Ibid., halaman 330 21 Ibid., halaman 331
Kelompok 3 14
semua kapal di laut lepas yang melakukan pencemaran laut, seperti meminta negara bendera kapal tersebut untuk
memulihkan kondisi laut yang telah tercemar. 6 Pengawasan Untuk Kepentingan Sendiri Negara-Negara
Pengawasan ini dilakukan oleh negara pantai untuk melindungi kepentingan nasionalnya, yang terdiri dari:
- Hak pengejaran seketika right of hot pursuit, yaitu hak suatu negara di laut lepas untuk mengejar, menangkap
dan membawa ke pelabuhannya suatu kapal swasta asing yang diduga telah melakukan suatu perbuatan melanggar
hukum di laut wilayah atau di perairan pendalamannya.
22
Pengejaran tersebut harus terus-menerus dan tidak boleh berhenti. Pengejaran harus dihentikan, segera setelah
kapal yang dikejar memasuki laut wilayahnya atau laut wilayah negara lain.
23
- Hak bela diri right of self-defence, yaitu hak negara pantai untuk menahan kapal beserta awaknya yang
diduga akan mengancam keamanan nasional negara pantai tersebut, dengan ketentuan:
Ancaman terhadap negara tersebut harus bersifat
segera;
Harus diberitahukan sgera kepada negara bendera;
Orang-orang yang dianggap berbahaya yang
terdapat di kapal tersebut harus diserahkan ke negara bendera untuk diadili menurut Undang-
Undangnya;
22 Wira Hipatios. Op. Cit., halaman 6 23 Boer Mauna. Op. Cit., halaman 336
Kelompok 3 15
Tindakan-tindakan yang diambil harus bersifat
tindakan-tindakan proteksi dan bukan represi; dan
Harus dibayar ganti kerugian bila kecurigaan tidak beralasan.
24
Itulah kesemua bentuk-bentuk pengawasan di laut lepas, baik yang berbentuk umum maupun khusus. Kesemua pengawasan tersebut ditujukan
untuk menjaga ketertiban dan keamanan di laut lepas serta menjaga kepentingan-kepentingan khusus negara-negara pantai.
24 Ibid.
Kelompok 3 16
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN