KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian

5.1.1. Profil Sampel Penelitian

  Adapun karakteristik sampel penelitian terdapat pada Tabel 5.1 berikut

  Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian

  Nama Sekolah

  h Siswa tasi

  Dalam Rupiah

  1 SMP NEGERI 1 BP

  MANDOGE

  N 887433400 64,3 7.04 B

  2 SMP NEGERI 2 BP MANDOGE

  N 377879955 67,2 7.24 18 336 B

  3 SMP NEGERI 3 BP MANDOGE

  N 581602200 55,6 7.01 12 234 C

  4 SMP NEGERI 4 SATU ATAP BP MANDOGE

  N 164612000 54,2 6.82 11 172 -

  5 SMP NEGERI 1 BANDAR PULAU

  N 1371361264 66,5 7.24 30 468 B

  B

  6 SMP NEGERI 2 BANDAR N 227004086 50,2 5.76 PULAU 16 272

  7 SMP NEGERI 3 BANDAR PULAU

  N 120006000 52,8 6.14 14 334 B

  8 SMP NEGERI 4 SATU ATAP 6.43 BANDAR PULAU 16 93 N 63231000 50,6

  9 SMP NEGERI 1 AEK KUASAN

  10 SMP NEGERI 1 PULAU RAKYAT

  N 1716909720 59,2 6.76 41 728 B

  11 SMP NEGERI 2 PULAU

  RAKYAT

  N 648737563 60,1 6.88 B

  A

  12 SMP NEGERI 3 PULAU N 1916739976 69,8 7.48 RAKYAT 37 621

  13 SMP NEGERI 1 SEI KEPAYANG

  N 602365119 60,2 7.41 18 249 B

  14 SMP NEGERI 2 SEI KEPAYANG

  N 546450472 60,1 6.57 18 230 B

  15 SMP NEGERI 3 SEI KEPAYANG

  N 547601465 61,4 7.32 18 390 B

  16 SMP NEGERI 1 TANJUNG BALAI

  N 691766100 58,2 6.19 24 276 B

  17 SMP NEGERI 2 TANJUNG BALAI

  N 147770000 55,4 6.48 14 85 C

  18 SMP NEGERI 1 SIMP.EMPAT

  19 SMP NEGERI 2 SIMP.EMPAT

  20 SMP NEGERI 3 SIMP.EMPAT

  21 SMP NEGERI 1 AIR BATU

  22 SMP NEGERI 2 AIR BATU

  23 SMP NEGERI 3 AIR BATU

  24 SMP NEGERI 1 BUNTU PANE

  N

  6.18 27 433 B

  Lanjutan Tabel 5.1

  25 SMP NEGERI 2 BUNTU PANE

  26 SMP NEGERI 1 MERANTI

  27 SMP NEGERI 2 MERANTI

  28 SMP NEGERI 1 SEI BALAI

  29 SMP NEGERI 1 AIR JOMAN

  30 SMP NEGERI 2 AIR JOMAN

  31 SMP NEGERI 2 KISARAN

  32 SMP NEGERI 4 KISARAN

  33 SMP NEGERI 5 KISARAN

  34 SMP NEGERI 1 KISARAN

  35 SMP NEGERI 3 KISARAN

  36 SMP NEGERI 6 KISARAN

  37 SMP NEGERI 7 KISARAN

  38 SMP PTPN IV BP MANDOGE

  39 SMP UMUM SENTOSA

  40 SMP TRIYADIKAYASA

  41 SMP HARAPAN S

  42 SMP Swt Saniah Aek Songsongan

  S 39900000 54,6 6.43 13 100 C

  43 SMP KARYA BARGOT

  44 SMP SWADAYA PULAU RAKYAT

  S 70252000 58,9 6.2 15 193 B

  45 SMP RK MATAMUN

  46 SMP HKBP PARDOMUAN

  47 SMP DAERAH SIMPANG S 66196000 60,4 6.87 EMPAT 16

  187 C

  48 SMP AMAL BAKTI

  49 SMP ISLAMIYAH

  50 SMP DAERAH AIR BATU

  51 SMP YAPENDAK S

  52 SMP YAPIM S

  53 SMP DAERAH BUNTU PANE

  54 SMP AL WASHLIYAH 15

  55 SMP MUHAMMADIYAH 38 S

  56 SMP DHARMA PUTRA

  57 SMP BINA BAKTI

  58 SMP TAMAN SISWA S.DAMAI

  59 SMP TAMAN SISWA RAWANG

  S 38232000 52,4 6.9 13 108 C

  60 SMP KESATUAN

  61 SMP AL WASHLIYAH 10

  62 SMP AL WASHLIYAH 22

  63 SMP BINA BUDAYA

  64 SMP Swasta MERANTI

  65 SMP DAERAH AIR JOMAN

  66 SMP MUHAMMADIYAH 37 S

  67 SMP MUHAMMADIYAH 23 S

  68 SMP METHODIST 2

  69 SMP TAMANSISWA KISARAN

  70 SMP PANTI BUDAYA KISARAN

  S 188000000 64,2 7.68 17 296 B

  71 SMP DIPONEGORO KISARAN

  S 360800000 66,3 8.09 34 478 A

  72 SMP AL WASHLIYAH 7

  73 SMP DAAR ULUUM

  74 SMP MUHAMMADIYAH 22 KISARAN

  S 358779000 56,4 7.5 39 502 B

  75 SMP DAERAH KISARAN

  76 SMP NASIONAL KISARAN

  N = Negeri; S = Swasta

  Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan. 2009

  Berdasarkan Tabel 5.1 diatas jumlah guru pada sampel penelitian sebanyak 1.715 guru. Dari tabel tersebut juga jumlah murid sebanyak 24.400 siswa. Sedangkan Akreditasi yang memperoleh akreditasi A (9 sekolah); B (23); C (2) dan belum diakreditasi 2 sekolah untuk sekolah negeri. Sedangkan untuk sekolah swasta dalam perolehan akreditas A (1 sekolah), B (13 sekolah) dan C (27 sekolah).

  Berdasarkan data diatas dari total 76 (tujuh puluh enam) sampel penelitian ini sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) SMP dengan status Negeri atau 48,7 dan 39 (tiga puluh sembilan) merupakan SMP swasta atau 51,3 dari total sampel. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi tertinggi nilai UAN untuk SMP diperoleh SMP Negeri 2 Kisaran dan yang terendah diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran.

5.1.2. Statistik Deskriptif

  Berdasarkan hasil pengolahan data, maka deskripsi statistik dari data penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut :

  Tabel 5.2 Statistik Deskriptif

  Descriptive Statistics

  Std. Deviation

  APBS_BP_X

  KBM_MPBM_Z

  UN_MHB_Y

  Descriptive Statistics

  Std. Deviation

  APBS_BP_X

  KBM_MPBM_Z

  UN_MHB_Y

  Valid N (listwise)

  Sumber : Lampiran 5 (data diolah SPSS)

  Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah N sampel sebanyak 76 dimana rata-rata jumlah biaya pendidikan Tahun 20072008 sebanyak Rp. 434.014.237,36 dengan jumlah Biaya Pendidikan terendah Rp. 16.800.000 dan tertinggi sebanyak Rp.1.916.739.976 dengan standar deviasi Rp. 490.045.273,44 dari rata - rata. Jumlah biaya pendidikan tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri 3 Pulau Rakyat dan biaya pendidikan terendah diperoleh oleh SMP Bina Budaya Kisaran. Dengan melihat standar deviasi yang begitu besar antara dana pendidikan yang di kucurkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan menunjukkan tingkat kesenjangan yang tinggi.

  Rata-rata jumlah Mutu Proses Belajar Mengajar (MPBM) dengan nilai 58,93 dengan skor Mutu Proses Belajar Mengajar terendah sebesar 48.60 dan tertinggi sebanyak 75.10 dengan standar deviasi 6.92 dari rata - rata. Skor tertinggi yang dilakukan oleh penilik sekolah menunjukkan SMP Negeri VI Kisaran memperoleh skor yang tertinggi. Skor terendah diperoleh oleh SMP Alwashliyah 7 Kisaran dengan nilai 48.60. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukkan rendahnya disparitas mutu Rata-rata jumlah Mutu Proses Belajar Mengajar (MPBM) dengan nilai 58,93 dengan skor Mutu Proses Belajar Mengajar terendah sebesar 48.60 dan tertinggi sebanyak 75.10 dengan standar deviasi 6.92 dari rata - rata. Skor tertinggi yang dilakukan oleh penilik sekolah menunjukkan SMP Negeri VI Kisaran memperoleh skor yang tertinggi. Skor terendah diperoleh oleh SMP Alwashliyah 7 Kisaran dengan nilai 48.60. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukkan rendahnya disparitas mutu

  Untuk perolehan nilai Ujian Nasional (UN) yang dicapai rata – rata mendapatkan nilai sebesar 6.98 dengan nilai Ujian Nasional (UN) terendah sebesar

  5.33 dan tertinggi nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 8.44 dengan standar deviasi dari nilai UN sebesar 0.63 dari rata – rata. Skor UAN tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri

  2 Kisaran. Skor UAN terendah diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran. Capaian nilai UAN yang diperoleh SMP NegeriSwasta di Kabupaten Asahan cukup merata dimana nilai standar deviasi yang semakin rendah menunjukkan terjadinya pemerataan hasil belajar yang dicapai dengan melihat nilai UAN yang diperoleh. Nilai UAN yang diperoleh menunjukkan di Kabupaten Asahan lulus UAN 99.01 pada akhirnya lulus 100 karena ada yang ujian susulan dengan mengikuti ujian Paket B.

5.2. Analisis Data

  5.2.1. Uji Asumsi Klasik

  Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi- asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Untuk model 1, 2 dan 3 merupakan model regresi sederhana (ordinary least square) oleh karena itu model 1, 2 dan 3 tersebut tidak memerlukan uji asumsi klasik, Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi- asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Untuk model 1, 2 dan 3 merupakan model regresi sederhana (ordinary least square) oleh karena itu model 1, 2 dan 3 tersebut tidak memerlukan uji asumsi klasik,

  5.2.1.1 Uji normalitas model IV Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

  variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu Analisis Grafik dan analisis statistik (uji One sample Kolmogorov Smirnov).

a. Analisis Grafik

  Gambar 5.1 Grafik Uji Normalitas

  Berdasarkan pada Gambar 5.1 tersebut Ghozali (2005) menyatakan jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hasil grafik tersebut menunjukkan bahwa titik titik yang menyebar disekitar garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Statistik

  Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test . Adapun hasil pengujian terdapat pada Tabel 5.3 berikut :

  Tabel 5.3 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Normal Parameters a Mean

  Std. Deviation

  Most Extreme Differences

  Kolmogorov-Smirnov Z

  Asymp. Sig. (2-tailed)

  a. Test distribution is Normal.

  Sumber : Lampiran 5. Hasil Output SPSS 16

  Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.3 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.454 dan signifikansinya pada 0.986 dan

  nilainya jauh diatas α = 0.05 Dalam hal ini berarti H 0 diterima yang berarti

  data residual berdistribusi normal.

  5.2.1.2. Uji multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

  Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

  Model Collinearity Statistics

  Tolerance VIF (Constant)

  APBS_BP_X .425 2.354 KBM_MPBM_Z .425 2.354

  Dependent Variabel : UN_MHB_Y Sumber : Lampiran 5. Hasil Output SPSS 16

  Dari Tabel 5.4 diatas, terlihat bahwa variabel independen yaitu Biaya

  Pendidikan dan Mutu Proses Belajar Mengajar (MPBM) mempunyai angka Variance

  Inflation Factor (VIF) dibawah angka 10 (Ghozali, 2005 : 93). Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 2 (dua) variabel independen diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.

  5.2.1.3. Uji heteroskedastisitas

  Dari grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada gambar 5.2 dibawah, terlihat titik-titik tidak menyebar secara acak dan membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tidak tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar

  5.2 berikut :

  Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3)

  Gambar 5.2. Gambar Scatterplot

5.3. Pembahasan Hasil Hipotesis

5.3.1 Model Pertama (1)

  Hasil pengujian hipotesis penelitian model pertama yang menyatakan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.5. di bawah ini :

  Tabel 5.5 Pengujian Goodness of Fit

  Adjusted R

  Model

  R

  R Square

  a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

  Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 2)

  Nilai R Square pada Tabel 5.5 diatas sebesar 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa 16,7 variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Sedangkan sisanya sebesar 83,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

  Indikator signifikansi parameter koefesien R 2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t)

  dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 . Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila t hitung >t tabel maka Ho ditolak; dan apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel

  5.6 dibawah ini :

  Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Uji t

  Coefficients a

  Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

  Model

  B Std. Error

  Beta

  t Sig.

  APBS_BP_X

  a. Dependent Variable: UN_MHB_Y

  Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 2)

  Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar sebesar 3.852 sedangkan t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah 1,980 (3.852 > 1,980).

  Karena t hitung >t tabel maka H 0 ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan

  hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 .

  Berdasarkan Tabel 5.6 diatas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk :

  Y = 6.757+ 5.239E-10 APBS_BP _X +ε

  a. Nilai konstanta sebesar 6.757 artinya apabila nilai biaya pendidikan

  bernilai nol, maka nilai mutu hasil belajar akan sebesar 6.757.

  b. Koefisien regresi variabel biaya pendidikan sebesar 5.239E-10 bermakna jika variabel biaya pendidikan meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan nilai mutu hasil belajar sebesar 5.239E-10 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

5.3.2. Model Kedua (2)

  Hasil pengujian hipotesis penelitian model kedua yang menyatakan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.7. di bawah ini :

  Tabel 5.7 Pengujian Goodness of Fit

  Adjusted R

  Model

  R

  R Square

  a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 4)

  Nilai R Square pada Tabel 5.7 diatas sebesar 0,575. Hal ini menunjukkan bahwa 57,5 variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar. Sedangkan sisanya sebesar 42,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

  Indikator signifikansi parameter koefesien R 2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t)

  dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 . Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila t hitung >t tabel maka Ho ditolak; dan apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel

  5.8 dibawah ini :

  Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Uji t

  Coefficients a

  Standardized

  Unstandardized Coefficients

  Coefficients

  Model

  B Std. Error

  Beta

  t Sig.

  APBS_BP_X

  a. Dependent Variable: KBM_MPBM_Z

  Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 4)

  Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar sebesar 10.008 sedangkan t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah 1,980 (10.008 >

  1,980). Karena t hitung >t tabel maka H 0 ditolak. Dengan demikian daerah

  penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 .

  Berdasarkan Tabel 5.8 diatas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk :

  Z = 54.282+ 1.071E-8 APBS_BP _X +ε

  a. Nilai konstanta sebesar 54.282 artinya apabila nilai biaya pendidikan

  bernilai nol, maka nilai mutu proses belajar mengajar akan sebesar 54.282.

  b. Koefisien regresi variabel biaya pendidikan sebesar 1.071E-8 bermakna jika variabel biaya pendidikan meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan nilai mutu proses belajar mengajar sebesar 1.071E-8 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

5.3.3. Model Ketiga (3)

  Hasil pengujian hipotesis penelitian model ketiga yang menyatakan mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima.

  Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.9. di bawah ini :

  Tabel 5.9. Pengujian Goodness of Fit

  Adjusted R

  Model

  R

  R Square

  a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 3)

  Nilai R Square pada Tabel 5.9 diatas sebesar 0,338. Hal ini menunjukkan bahwa 33,8 variabel mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Sedangkan sisanya sebesar 66,2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

  Indikator signifikansi parameter koefesien R 2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t)

  dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 . Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila t hitung >t tabel maka Ho ditolak; dan apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel

  5.10 dibawah ini :

  Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Uji t

  Coefficients a

  Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

  Model

  B Std. Error

  Beta

  t Sig.

  1 (Constant)

  KBM_MPBM_Z

  a. Dependent Variable: UN_MHB_Y

  Sumber : Data DiolahOutput SPSS (Lampiran 3)

  Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung variabel mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar sebesar 6.140 sedangkan t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah 1,980 (6.140 >

  1,980). Karena t hitung >t tabel maka H 0 ditolak. Dengan demikian daerah

  penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H 0 .

  Berdasarkan Tabel 5.10 diatas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk :

  Y = 3.877+ 0.053 KBM_MPBM_Z +ε

  a. Nilai konstanta sebesar 3.877 artinya apabila nilai mutu proses belajar mengajar bernilai nol, maka nilai mutu hasil belajar akan sebesar 3.877.

  b. Koefisien regresi variabel nilai mutu proses belajar mengajar sebesar

  0.053 bermakna jika variabel nilai mutu proses belajar mengajar meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan nilai mutu hasil belajar sebesar 0.053 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

5.3.4. Model Keempat (4)

  Hipotesis penelitian model keempat dalam penelitian ini adalah biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square . Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.11 di bawah ini :

  Tabel 5.11. Pengujian Kelayakan Model

  Adjusted R

  Model

  R

  R Square

  Square

  Std. Error of the Estimate

  a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

  Sumber : Hasil Olah Data SPSS. (Lampiran 4)

  Nilai Adjusted R Square pada Tabel 5.11 diatas sebesar 0,322. Hal ini menunjukkan bahwa 32,2 variabel mutu hasil belajar mengajar dapat dijelaskan oleh variabel independen biaya pendidikan sedangkan sisanya sebesar 67,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Untuk melihat tingkat kepercayaan hasil uji hipotesis, selanjutnya dilakukan uji signifikan. Uji signifikan dibedakan atas uji signifikan simultan (uji F) dan uji signifikan parsial (uji t) dengan taraf signifikan α = 5.

5.4. Model Uji Hipotesis

5.4.1. Uji Signifikansi F

  Hipotesis penelitian model keempat yang berbunyi biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar. Indikator signifikansi parameter koefesien Adjusted R 2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 . Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila F hitung >F tabel maka Ho ditolak; dan apabila F hitung ≤ F tabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 5.12 dibawah ini :

  Tabel 5.12 Hasil Regresi Uji F

  ANOVA b

  Model

  Sum of Squares

  df Mean Square

  F Sig.

  a. Predictors: (Constant), KBM_MPBM_Z, APBS_BP_X

  b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

  Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 4)

  Dari Tabel 5.12 diperoleh nilai F hitung sebesar 18,796 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 ( α = 0,05) adalah 4,88 Hal ini berarti bahwa nilai F hitung >F tabel (18,796 >4,88). Hal ini memberikan arti bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.

5.4.2. Uji Signifikansi t

  Untuk menguji hipotesis penelitian model keempat untuk melihat pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar yaitu dengan melihat pengaruh langsung biaya pendidikan (X) terhadap mutu hasil belajar (Y) tetapi juga melihat pengaruh tidak langsung melalui mutu proses belajar mengajar (Z) terlebih dahulu lalu ke mutu hasil belajar (Y).

  Menurut Ghozali (2005: 160) untuk melihat pengaruh variabel intervening mutu proses belajar mengajar (Z) tersebut digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Path analysis mengestimasi hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai subsitusi untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel. Adapun koefesien jalur diperoleh dari hasil uji t dengan melihat nilai standardized coefficients beta (Ghozali, 2005 : 161). Koefesien path disimbolkan dengan (p) dimana nilainya diperoleh dari uji t pada Tabel 5.13 berikut :

  Tabel 5.13 Uji t

  B Std. Error

  APBS_BP_X

  KBM_MPBM_Z

  a. Dependent Variable: UN_MHB_Y

  Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 4)

  Berdasarkan Tabel 5.13 diatas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk :

  Y = 3.614 - 9.634E-11APBS_BP_X +0.058_KBM_MPBM_Z +ε

  a. Nilai konstanta sebesar 3.614 artinya apabila nilai biaya pendidikan dan mutu proses belajar mengajar bernilai nol, maka nilai mutu hasil belajar akan sebesar 3.614.

  b. Koefisien regresi variabel nilai biaya pendidikan sebesar -9.634E-11

  bermakna jika variabel nilai biaya pendidikan meningkat 1 , maka akan menurunkan satu satuan nilai mutu hasil belajar sebesar 9.634E-11 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

  c. Koefisien regresi variabel nilai mutu proses belajar sebesar 0.058

  bermakna jika variabel nilai mutu proses belajar meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan nilai mutu proses belajar sebesar 0.058 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

  Untuk mendapatkan total pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dengan perhitungan sebagai berikut : Pengaruh langsung X ke Y

  = p1

  Pengaruh tidak langsung X ke Z lalu ke Y

  = p2 x p3

  Total Pengaruh

  = p1 + (p2 x p3)

  Nilai coefficients beta APBS_BP (X) pada model 3 sebesar 0.758 dan signifikan pada taraf alpha dibawah 5 atau taraf signifikansi 0.000 yang berarti biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar (Z). Nilai Nilai Coefficients Beta 0.758 merupakan nilai jalur path p2. Pada Model 4, nilai coefficients beta untuk variabel APBS_BP (X) sebesar -0.075 tidak signifikan pada taraf taraf alpha diatas 5 atau taraf signifikansi 0.608 sebagai nilai jalur path p1 dan nilai coefficients beta variabel KBM_MPBM (Z) sebesar 0.638 signifikan pada taraf alpha dibawah 5 atau signifikan pada taraf signifikansi 0.000 sebagai nilai jalur path p3. Besarnya nilai residual dari jalur path p1 adalah

  e1 = (1-0.322) 2 = 0,4597 dan besarnya nilai residual e2 = (1-0.575) = 0.181.

  Atas hal tersebut maka dapat digambar diagram jalur sebagai berikut : Atas hal tersebut maka dapat digambar diagram jalur sebagai berikut :

  Mutu Proses Belajar Mengajar (Z)

  Mutu Hasil

  Pendidikan

  Belajar (Y)

  (X)

  p1 = -0.075

  e 1= 0.4597

  Gambar 5.3 Diagram Path Analysis

  Untuk mendapatkan total pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar dengan perhitungan sebagai berikut : Pengaruh langsung X ke Y

  = -0.075

  Pengaruh tidak langsung X ke Z lalu ke Y

  = 0.758 x 0.638 = 0.4836

  Total Pengaruh = -0.075 +(0.758 x 0.638)

  Hipotesis penelitian model keempat tersebut menunjukkan bahwa pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar bernilai negatif , akan tetapi biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil Hipotesis penelitian model keempat tersebut menunjukkan bahwa pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar bernilai negatif , akan tetapi biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil

  

  Hasil yang ditunjukkan oleh model 1, 2, 3, dan 4 diperoleh nilai

  b 1 = 5,293E - 10 , b 2 = 1,071E-8, b 3 = 0,053, b 4 = -9,643E-11, dan b 5 = 0,058.

  Menggunakan analisis hirakikal yang digunakan Baron dan Kenny ( 1986 ) menunjukkan bahwa mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian.

5.5. Pembahasan

  Hipotesis penelitian model pertama pada penelitian ini yaitu biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima. Untuk menciptakan kualitas manusia yang baik maka akan melalui proses pendidikan formal. Pendidikan formal di Indonesia melalui berbagai jenjang pendidikan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan meliputi Pembangunan Unit Sekolah Baru, Pembangunan SD – SMP Satu Atap, pembangunan Ruang Kelas Baru, pelaksanaan Program SMP terbuka, Paket B Setara SMP, Bea Siswa berprestasi, pemberian Dana Bantuan Operasional Sekolah melalui Program PKPS-BBM, sharing Dana Pendamping BOS bagi Siswa SMP Negeri dan MTs Negeri dari Dana APBD Daerah, pelatihan peningkatan profesional guru SMP, tutor Paket B. Seluruh kegiatan tersebut didanai berasal dari pemerintah maupun dana masyarakat.

  Penelitian ini mendukung riset sebelumnya yang dilakukan oleh Fatah (1998) yang menyimpulkan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan maka komponen biaya pendidikan merupakan unsur pendukung yang utama. Unsur biaya pendidikan tersebut meliputi a) gajikesejahteraan pegawai, (b) biaya pendidikan guru, (c) pengadaan alat pelajaran, (d) pengadaan bahan pelajaran, dan, (e) pengadaan sarana sekolah, (3) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar siswa adalah : (a) gajikesejahteraan guru, (b) Pengelolaan sekolah, (c) Pengadaan alat pelajaran, dan (d) Pengadaan sarana sekolah, (4) Dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas dan jumlah pegawai.

  Hipotesis penelitian model kedua pada penelitian ini berbunyi biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dapat diterima. Mutu suatu tingkat pendidikan diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran. Dengan pembelajaran yang baik maka akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Mutu pendidikan merupakan output yang dihasilkan dari serangkaian proses menghasilkan mutu. Untuk menghasilkan mutu, butuh tindakan supervisi yang memadai. Penelitian ini mendukung dari hasil yang dicapai oleh Sukmadinata, dkk (2005) dimana pada SMK dapat Hipotesis penelitian model kedua pada penelitian ini berbunyi biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dapat diterima. Mutu suatu tingkat pendidikan diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran. Dengan pembelajaran yang baik maka akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Mutu pendidikan merupakan output yang dihasilkan dari serangkaian proses menghasilkan mutu. Untuk menghasilkan mutu, butuh tindakan supervisi yang memadai. Penelitian ini mendukung dari hasil yang dicapai oleh Sukmadinata, dkk (2005) dimana pada SMK dapat

  Hipotesis penelitian model ketiga pada penelitian ini yaitu mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima. Hal ini berimpilkasi pada kegiatan menciptakan mutu dalam kegiatan proses ajar mengajar meliputi mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung. Mutu proses belajar mengajar diukur berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah atau pengawas sekolah tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang ada pada sekolah yang bersangkutan. Hipotesis kedua tersebut juga mendukung riset yang dilakukan oleh Fatah (1998) dan Sukmadinata dimana mutu hasil belajar ditentukan oleh mutu proses belajar mengajar.

  Hipotesis penlitian model keempat pada penelitian ini adalah biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar. Biaya dalam penelitian ini terbatas pada jenis biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect cost) terhadap proses belajar mengajar atau biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh lembaga, artinya, biaya-biaya yang tidak dianggarkan dalam Rencana Anggaran

  Pendapatan dan Belanja Sekolah, seperti yang dibelanjakan siswa untuk kepentingan sendiri dan biaya kesempatan (oppurtunity cost) tidak termasuk dalam pengertian biaya pendidikan dalam penelitian ini. Demikian juga biaya penyusutandepresiasi atau nilai bangunan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.

  Hasil menunjukkan pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar yang ditunjukkan oleh nilai koefesien biaya pendidikan negatif terhadap mutu hasil belajar. Hal ini disebabkan adanya disparitas biaya pendidikan yang dimiliki oleh sekolah tertentu nilainya lebih rendah tetapi mampu mencapai nilai hasil belajar lebih tinggi dari sekolah yang biaya pendidikannya lebih besar atau dengan kata lain belum tentu biaya pendidikan akan menghasilkan hasil belajar yang tinggi pula dalam hal ini hasil UN. Bisa jadi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut misalnya minat, bakat, motivasi dan banyak siswa dalam kelas sehingga proses belajar mengajar dapat lebih optimal akan tetapi biaya pendidikan akan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu proses belajar mengajar. Hasil yang ditunjukkan oleh model 1,

  2, 3, dan 4 diperoleh nilai koefisien b 1 = 5,293E - 10 , b 2 = 1,071E-8, b 3 = 0,053, b 4 = -9,643E-11, dan b 5 = 0,058.. menunjukkan bahwa

  mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian,berdasarkan analisis hirakikal yang digunakan Baron dan Kenny

  (1986 ),karena b 1 ≠ 0, b 2 ≠ 0, b 3 ≠ 0 dan b 4 ≠ 0, b 5 ≠ 0, tetapi b 4

  menunjukkan bahwa koefisien biaya pendidikan pada model 4 kurang dari koefisien biaya pendidikan pada model 1.

  Hasil penelitian ini sejalan dan konsisten dengan riset Fatah (1998) menyimpulkan bahwa sebagian biaya pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD, baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar. Selain itu konsisten juga dengan hasil Sukmadinata (2005) menyimpulkan mutu output lulusannya terjamin dengan seperangkat pengendalian yang memadai. Peranan biaya pendidikan tidak dapat berjalan optimal tanpa adanya dukungan dan pengawasan yang memadai untuk mendapatkan hasil yang baik.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

  Berdasarkan pada analisis data dan uji hipotesis penelitian serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Fatah (1998), Supriadi (2001) dan Syam (2005).

  2. Biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar. Penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Sukmadinata, dkk (2005).

  3. Mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Fatah (1998).

  4. Biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar. Penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Fatah (1998).

6.2. Keterbatasan Penelitian

  Peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu :

  1. Periode pengamatan yang relatif pendek (1 tahun), yaitu periode dan

  sampel yang diambil relatif kecil.

  2. Populasi penelitian ini hanya difokuskan pada SMP di lingkungan Dinas

  Pendidikan Kabupaten Asahan, sehingga hasilnya tidak dapat 58 digeneraliasi secara umum misalnya mengambil sampel KabupatenKota di seluruh Sumatera Utara atau Indonesia.

  3. Variabel mutu hasil belajar hanya difokuskan pada prestasi akademik

  berupa Nilai Ujian Nasional,sehingga hasilnya akan berbeda jika menggunakan pengukuran yang lain seperti akreditasi sekolah, tingkat drop out , banyak siswa yang memasuki sekolah pavorit, dan tingkat siswa mengulang.

6.3. Saran

  Terkait temuan analisis dan keterbatasan penelitian di atas, dapatlah dikemukakan saran sebagai berikut :

  1. Bagi peneliti berikutnya menggunakan tahun anggaran yang panjang sehingga membentuk data time series sehingga dapat dilihat pengaruhnya dari satu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

  2. Bagi peneliti berikutnya melakukan penelitian dengan mengambil sampel mulai dari tingkat SD, SMP dan SMU.

  3. Bagi peneliti berikutnya agar meneliti tidak hanya menggunakan nilai Ujian Nasional sebagai mutu hasil belajar tetapi dapat menggunakan indikator lain seperti akreditasi sekolah, tingkat drop out, banyaknya siswa yang masuk diterima di sekolah favorit dan tingkat siswa mengulang.

  4. Bagi pemerintah agar konsisten menerapkan anggaran biaya pendidikan minimal

  20 dari seluruh anggaran yang tersedia.