Syamsudin Pengaruh Biaya Pendidikan Terh

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN TESIS

Oleh

SYAMSUDIN 077017083Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAMSUDIN 077017083Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

  Judul Tesis

  : PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP

MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN

  Nama Mahasiswa

  : Syamsudin

  Nomor Pokok

  Program Studi

  : Akuntansi

  Menyetujui Komisi Pembimbing,

  (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak)

  Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak) (

  Ketua

  Anggota

  Ketua Program Studi

  Direktur,

  (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., M.Sc)

  Tanggal lulus : 24 Agustus 2009

  Telah diuji pada Tanggal : 24 Agustus 2009

  PANITIA PENGUJI TESIS Ketua

  : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak

  Anggota

  : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, Ak

3. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

“PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN”

  Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

  Kisaran, September 2009 Yang membuat pernyataan

  Syamsudin

ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh biaya Pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana dan regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen, dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening. Metode penarikan sampel menggunakan puposive sampling sebanyak 76 sekolah SMP di Kabupaten Asahan.

  Hasil penelitian ini membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R 2 . Model kedua menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R 2 . Pada model ketiga Mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R 2 . Sedangkan pada model keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif, akan tetapi biaya pendidikan berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian

  Kata kunci : Biaya pendidikan, mutu proses belajar dan mutu hasil belajar.

ABSTRACT

  The aim of This research is to know the influence of cost of education on the quality of education result by the quality of learning process (Study in Junior High School in the Asahan Regency). The analyze method employed in this research is quantitative method with ordinary and multiple linier regression analysis. The variables of this research are cost of education (X), the quality of education result (Y) and the quality of learning process (Z). The Tecnique sampling is used the purposive sampling as many 76 schools of Junior High School in The Asahan Regency .

  The result of this research by the first model is cost of education influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R 2 . The

  second model is cost of education influence on the quality of learning process with explained by variation the expressed in R 2 . The Third model is the quality of

  learning process influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R 2 . While at the fourth model is direct influence at cost of

  education on the quality of education result is negative but cost of education influence on the quality of education result by the quality of learning process . The result of this research explained too, that variable of the quality of learning process as show as some of intervening variables.

  Keywords : Cost of Education, Quality of Learning Process , and Quality of

  Education Result.

KATA PENGANTAR

  Segala puji yang tidak terhingga kepada Allah SWT atas kurnia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan analisis tentang Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

  Pada kesempatan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

  1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

  2. Bapak Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

  3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

  4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Andasari Lubis, M.Si, Ak selaku pembimbing I dan II, yang telah banyak membantumembimbing saya dalam penyelesaian Tesis ini.

  5. Ibu Dosen Penguji, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Acc, Ak.

  6. Drs. H. Ismail selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang banyak memberikan motivasi dan membantu agar pendidikan ini dapat diselesaikan.

  7. Khususnya yang tercinta Hj.Rirawati Harahap S.Pd, Indah Pristina Sari, Dwi Maulida Sari, dan Heru Cara Asari (Istri dan anak-anakku) yang selalu memberikan energi dan spirit kebahagiaan.

  8. Semua sahabat-sahabatku pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan dan Kepala Sekolah dijenjang Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Asahan yang selalu setia membantuku.

  Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan jasa jasanya. Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian ini.

  Hormat Saya

SYAMSUDIN RIWAYAT HIDUP

  1. N a m a : Syamsudin

  2. Tempattgl lahir : Pulau Simardan, Tanjung Balai, 16 Mei 1964

  3. Pekerjaan : PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

  4. Agama : Islam

  5. Orang tua

DAFTAR LAMPIRAN

  1 Data Sampel SMP NegeriSwasta TP. 20082009 Kabupaten Asahan …. 64

  2 Regresi (Biaya Pendidikan thd Mutu Hasil Belajar) ………………......... 65

  3 Model 2 …………………………………………………………………. 66

  4 Model 3 …………………………………………………………………. 67

  5 Model 4 Hasil Pengujian Regresi Berganda Model 4 (Y=a+bX+bZ+e) .. 68

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional mereka. Sumber daya manusia yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan, merupakan kunci keberhasilan suatu negara.

  Menyadari hal tersebut di atas pada tahun 1994 telah dicanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Program ini mentargetkan semua warga negara Indonesia memiliki pendidikan minimal setara Sekolah Menengah Pertama dengan mutu yang baik. Dengan bekal itu diharapkan seluruh warga negara Indonesia dapat mengembangkan dirinya lebih lanjut yang akhirnya mampu memilih dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, sekaligus berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  Ketika dicanangkan pada tahun 1994, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun diharapkan dapat tuntas pada tahun 20032004. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 menyebabkan target tersebut tidak dapat tercapai. Target penuntasan wajar

  kemudian disesuaikan dari 20032004 menjadi 20082009 dengan indikator angka partisipasi kasar SMP 95 dengan mutu pendidikan yang baik.

  Sejalan dengan itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129U2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Bab III, Pasal 3 ayat (2) menyatakan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Sekolah Menengah Pertama terdiri atas : 90 persen anak dalam kelompok usia 13-15 tahun bersekolah di SMP, 90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional, Angka Putus Sekolah (APS) tidak melebihi 1 persen dari jumlah siswa yang bersekolah., 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya, 90 persen dari jumlah guru SMP yang diperlukan terpenuhi, 90 persen guru SMP memikili kualifikasi, sesuai dengan kompetisi yang ditetapkan secara nasional, 100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran, jumlah siswa SMP per kelas antara 30 – 40 siswa, 90 persen dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan standar nasional mencapai nilai > 8,00 (memuaskan) dalam mata pelajaran

  Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan 70 persen dari lulusan SMP melanjutkan ke sekolah Menengah Kejuruan (SMK),dan Sekolah Menengah Atas ( SMA ).

  Kondisi umum pendidikan tingkat SMP di Kabupaten Asahan dapat dilihat dari tabel 1.1. berikut :

  Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan

  Satuan Umum

  1 Luas Wilayah Kabupaten Asahan

  371945 Ha

  2 Jumlah Kecamatan Kabupaten Asahan

  25 Kecamatan

  3 Jumlah Desa

  177 Desa

  4 Jumlah Kelurahan

  27 Kelurahan

  5 Pertumbuhan Penduduk

  1.94 Persen

  6 Usia SMP ( 13 - 15 ) tahun

  7 Angka Partisipasi Kasar SMP

  8 Jumlah SMP Negeri

  51 Sekolah

  9 Jumlah SMP Swasta

  40 Sekolah

  10 Banyak ruang kelas SMP Negeri

  518 Kelas

  11 Banyak ruang kelas SMP Swasta

  254 Kelas

  12 Jumlah MTs Negeri

  2 Sekolah

  13 Jumlah MTs Swasta

  73 Sekolah

  14 Jumlah Guru SMP

  15 Kualifikasi Guru DI, DII dan DIII

  Tamatan SLTA

  399 Orang

  Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

  Kondisi mutu prestasi belajar siswa SMP tahun 2006 dan 2007 dapat dilihat dari Tabel 1.2 dibawah ini.

  Tabel 1.2 Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa

  1 Rata-rataNilai Ujian Nasional

  7.03 7.07

  144 dari 36.205 orang

  499 orang dari 39435

  2 Jumlah Siswa Mengulang

  (0.40)

  orang (0.25)

  767 orang dari 36205

  644 orang dari 39435

  3 Jumlah Siswa Putus Sekolah

  orang (2.12)

  orang (1.62)

  Jumlah lulusan SMP yang melanjut ke 8897 orang dari 11121

  11098 orang dari 13213

  Jumlah lulusan SMP yang tidak

  5 20 16

  melanjut ke SLTA

  Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

  Proses pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi .Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah – pisahkan. Sejalan dengan itu,

  Supriadi (2001) menyatakan bahwa proses pembelajaran yang bermutu terjadi jika pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah dilakukan secara harmonis dan terpadu sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan , mampu mendorong motivasi dan minat belajar dan mampu memberdayakan peserta didik menguasai pengetahuan yang telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari. Dari hasil monitoring pengawas pendidikan Kabupaten Asahan menyatakan tidak semua guru menyusun perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran, pembelajaran masih didominasi guru melalui metode ceramah yang kurang melatih anak untuk berfikir kitis, kreatif, dan inovatif. Dari laporan bulanan setiap sekolah dinyatakan bahwa kehadiran guru dalam satu tahun pelajaran tidak mencapai 100 .

  Fatah (1998:136) menyatakan pembiayaan pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen input pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input yang bermutu akan membuat proses belajar mengajar yang bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar lebih baik. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk Fatah (1998:136) menyatakan pembiayaan pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen input pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input yang bermutu akan membuat proses belajar mengajar yang bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar lebih baik. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk

  

  da minimal 20 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan dinas pendidikan Kabupaten Asahan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama kegiatan yang dilakukan yaitu : (1) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), (2) Pembangunan SD – SMP Satu Atap, (3) Pembangunan Ruang Kelas Baru ( RKB ), (4) Pelaksanaan Program SMP terbuka, Paket B Setara SMP,.(5) Pemberian Bea Siswa berprestasi. (6) Pemberian Dana Bantuan Operasional Sekolah melalui Program PKPS-BBM, (7) Sharing Dana Pendamping BOS bagi Siswa SMP Negeri dan MTs Negeri dari Dana APBD Pemkab Asahan , (8) Pelatihan Peningkatan Profesional guru SMP, tutor Paket B,(9) Pelatihan Workshop peningkatan profesionalisme dan Kinerja Kepala Sekolah SMP., (10) Pelatihan Workshop peningkatan profesionalisme Pengawas Sekolah

  (11) Pembekalan kepemimpinan dan manajemen sekolah bagi Calon Kepala Sekolah dan Pengawas., (12) Pelaksanaan KKGMGMP Mandiri bagi Guru SMP di Kab. Asahan, (13) Pelaksanaan K 3 S MKKS bagi Kepala Sekolah SMP se Kab. Asahan, (14) Pelaksanaan Kelompok Kerja Pengawas sekolah SMP Se Kab. Asahan.,(15) Pelaksanaan Pemilihan Pemberian Penghargaan untuk Siswa SMP berprestasi,(16) Pelaksanaan Olimpiade dan Lomba Mata Palajaran bagi siswa SMP, (17) Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan bagi guru, Kepala Sekolah dan Pengawas SMP, (18) Pelaksanaan program SMP Standart Nasional., (19) Pelaksanaan Akreditasi untuk SMP,(20) Pelaksanaan Sertifikasi guru kepala sekolah., (21) Pemberian beasiswa bagi Guru SMP untuk mendapatkan kualifikasi S1 dan S2.

  Biaya pendidikan khususnya untuk biaya pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan mengalami peningkatan misalnya pada tahun 2006 biaya pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama Rp. 32.654.750.500, dan tahun 2007 sebesar Rp. 35.755.650.800. Biaya pendidikan tersebut berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor : 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan BAB I pasal 2 ayat (1) menyatakan : Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan yang diterima sekolah dituangkan dalam Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang Biaya pendidikan khususnya untuk biaya pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan mengalami peningkatan misalnya pada tahun 2006 biaya pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama Rp. 32.654.750.500, dan tahun 2007 sebesar Rp. 35.755.650.800. Biaya pendidikan tersebut berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor : 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan BAB I pasal 2 ayat (1) menyatakan : Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan yang diterima sekolah dituangkan dalam Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang

  Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa mutu hasil belajar masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal, sedangkan pemerintah terus meningkatkan biaya pendidikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneltian tentang pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui variabel intervening mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

1.2 Rumusan Masalah

  Penelitian ini berangkat dari asumsi utama bahwa pendidikan mempunyai nilai ekonomi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu memerlukan biaya secara memadai. Anggaran belanja pendidikan khususnya untuk Sekolah Menengah Pertama masih sangat terbatas, baik dalam besarnya maupun pengelolaannya. Disisi lain mutu pendidikan SMP relatif masih sangat rendah yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan. Nilai Ujian Nasional, angka tinggal kelas, angka putus sekolah dan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA. Keterkaitan antar faktor pembiayaan pendidikan dengan mutu pendidikan, baik dalam proses maupun hasil prestasi belajar siswa SMP tersebut merupakan fokus penelitian ini. Mengacu dari fokus penelitian ini dibuat Penelitian ini berangkat dari asumsi utama bahwa pendidikan mempunyai nilai ekonomi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu memerlukan biaya secara memadai. Anggaran belanja pendidikan khususnya untuk Sekolah Menengah Pertama masih sangat terbatas, baik dalam besarnya maupun pengelolaannya. Disisi lain mutu pendidikan SMP relatif masih sangat rendah yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan. Nilai Ujian Nasional, angka tinggal kelas, angka putus sekolah dan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA. Keterkaitan antar faktor pembiayaan pendidikan dengan mutu pendidikan, baik dalam proses maupun hasil prestasi belajar siswa SMP tersebut merupakan fokus penelitian ini. Mengacu dari fokus penelitian ini dibuat

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui secara empiris bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

  a. Nilai praktis penelitian ini berhubungan dengan sumbangan dalam cara- cara upaya perbaikan kebijakan anggaran yang lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan biaya pendidikan bagi Pemerintah Daerah dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Temuan penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti terhadap perbaikan mutu pendidikan Sekolah menengah pertama di Kabupaten Asahan.

  b. Nilai akademis (teoritis) penelitian ini sangat berkepentingan untuk

  mengkaji dan menguji konsep ekonomi pendidikan, khususnya analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Konsep ekonomi pendidikan mengkaji dan menguji konsep ekonomi pendidikan, khususnya analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Konsep ekonomi pendidikan

  

  c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pijakan untuk meneliti efektivitas pelaksanaan program program Pemerintah Kabupaten Asahan khususnya dalam menentukan biaya dan analisis manfaat biaya (cost benefit analysis) di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.5. Originalitas

  Penelitian ini terinspirasi dari pemikiran yang terdapat pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian dengan judul studi tentang pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar oleh Nanang Fatah tahun 1998. Penelitian Nanang Fatah merupakan penelitian analisis empiris yang dilakukan di

  Bandung. Adapun variabel yang diteliti meliputi prestasi belajar (Y1), proses belajar mengajar (Y2), gajikesejahteraan (X1), biaya pendidikan profesional (X2), biaya pengadaan alat-alat pelajaran (X3), biaya pengadaan buku pelajaran (X4), biaya rehabilitasi gedung ruang belajar (X5), biaya pengadaan sarana kelas (X6), biaya pengadaan sarana sekolah (X7), biaya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler (X8) dan biaya pengelolaan sekolah (X9). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian biaya pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD, baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar, dimana komponen- komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah gaji kesejahteraan pegawai, biaya pendidikan guru, pengadaan alat pelajaran, pengadaan bahan pelajaran, pengadaan sarana sekolah. Sedangkan komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar siswa adalah gajikesejahteraan guru, pengelolaan sekolah, pengadaan alat pelajaran, dan pengadaan sarana sekolah. Selain itu Fatah menyimpulkan dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas, dan jumlah pegawai.

  Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana pada penelitian ini dengan mengambil sampel pada 76 (tujuh puluh enam) SMP

  Negeri dan Swasta di Kabupaten Asahan dan melakukan pengujian secara empiris menggunakan alat uji statistik regresi sederhana dan regresi berganda. Variabel independen yang digunakan yaitu biaya pendidikan dan variabel dependen adalah mutu hasil belajar dengan mutu proses belajar sebagai variabel intervening.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Mutu Pendidikan

  Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis baik yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program utama sebab kelangsungan dan kemajaun usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan permintaan dan tuntutan penguna. Permintaan dan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa terus berubah dan berkembang. Sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa yang diberikan harus selalu ditingkatkan. Dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis saja, tapi juga dalam bidang-bidang lainnya seperti pemerintahan, layanan sosial, pendidikan, bahkan bidang keamanan dan ketertiban.

  Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan seperti mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar. Mutu-mutu tersebut terkait erat dengan biaya pendidikan sebagaimana yang dikatakan Johns (1983) dalam Fatah (1998 : 108) yaitu biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan seperti mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar. Mutu-mutu tersebut terkait erat dengan biaya pendidikan sebagaimana yang dikatakan Johns (1983) dalam Fatah (1998 : 108) yaitu biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar

  a. Dimensi mutu mengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor kemampuan dan profesioanalitas guru, sehingga kajian terhadap mutu pendidikan berarti kajian masalah mutu guru dan mutu proses pendidikan.

  b. Dimensi bahan ajar, yang berbicara masalah kurikulum dalam arti sejauh mana kurikulum suatu insitusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak di masyarakat dan kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah demikian cepat.

  c. Dimensi hasil belajar. yang terakhir ini mencakup baik perolehan nilai-nilai hasil belajar maupun dalam cakupan yang luas, yaitu perolehan lapangan pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan setiap lulusan.

  Dalam penelitian ini fokus mutu proses belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing- masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran Dalam penelitian ini fokus mutu proses belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing- masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran

2.1.2. Biaya Pendidikan

  Pendidikan memiliki nilai konsumtif dan nilai investatif. Nilai konsumtif pendidikan dalam bentuk jasa yang dapat memberikan kegunaan terhadap pemakai jasa pendidikan. Sedangkan nilai investatif pendidikan dapat diukur dengan pendapatan (income) seseorang yang terdidik sesuai dengan tingkat produktivitasnya. Biaya pendidikan diartikan sebagai jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup : gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, pernbaikan ruang belajar, pengadaan perabotmeubiler, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan keuangan, dan supervisisipembinaan pendidik dan tenaga kependidikan yang semuanya dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan

  Belanja Sekolah (RAPBS) setiap tahun pelajaran. Menurut sifatnya biaya dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses pencapaian hasil dan tujuan suatu organisasi. Menurut Bastian (2007) bahwa biaya langsung di sekolah adalah biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Biaya langsung merupakan komponen utama dari biaya pendidikan ,atau dapat dikatakan biaya langsung merupakan biaya sesungguhnya dari pendidkan itu sendiri. Biaya tidak langsung adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap .

  Biaya dalam penelitian ini terbatas pada jenis biaya langsung (direct cost ) dan tidak langsung (indirect cost) terhadap proses belajar mengajar atau biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh lembaga, artinya, biaya- biaya yang tidak dianggarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, seperti yang dibelanjakan siswa untuk kepentingan sendiri dan biaya kesempatan (oppurtunity cost) tidak termasuk dalam pengertian biaya pendidikan dalam penelitian ini. Demikian juga biaya penyusutandepresiasi atau nilai bangunan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.

  Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan pendidikan yang dibuat berdasarkan estimasi pengeluaran dalam periode Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan pendidikan yang dibuat berdasarkan estimasi pengeluaran dalam periode

  

2.1.3. Hubungan Biaya Pendidikan dengan Mutu Proses Belajar

  Mengajar dan Hasil Belajar

  Biaya pendidikan yang merupakan dana sebagai salah satu input suatu kegiatan adalah sumberdaya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa dukungan dana yang cukup ,akan sangat sulit mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar dapat dicapai. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, terlaksananya aktivitas sekolah ( intra dan ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Dalam buku panduan bantuan operasional sekolah Departemen Pendidikan Nasional, dinyatakan dana bantuan operasional sekolah diutamakan membiayai :

  (1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, Penggadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut, (2) Pembelian buku teks pelajaran (diluar buku yang telah dibeli dari dana BOS buku) dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan, (3) Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya, (4) Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolahmadrasahponpes dan laporan hasil belajar siswa, (5) Pembelian bahan-bahan habis pakai : buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, kopi, teh, dan gula untuk kebutuhan sehari-hari disekolahmadrasahponpes, (6) Pembiayaan langganan daya dan jasa : listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolahmadrasahponpes, (7) Pembiayaan perawatan sekolahmadrasahponpes: pengecetan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubilair, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainya, (8) Pembayaran honorium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Tambahan insentif rutin bagi kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintahan daerah, (9) Pengembangan profesi guru : pelatihan,

  KKGMGMP dan KKKSMKKS (dan sejenisnya untuk di madrasah), (10) Pemberian batuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolahmadrasahponpes, (11) Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat menyurat dan penyusunan laporan, (12) Khusus untk pesantren salafiyah dan sekolah kegamaan non islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asramapondokan dan membeli peralatan ibadah, (13) Bila komponen 1 sd

  13 diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan meubilair sekolahmadrasahponpes. Fatah (1998) menyatakan faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan yaitu : (1) Komponen masukan, seperti karakteristik siswa, guru, biaya, sarana prasarana pendidikan, (2) proses pendidikan meliputi pengelolaan proses belajar mengajar dan pengelolaan sekolah.

  Dari premis di atas, mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Keterkaitan komponen-komponen tersebut akan menciptakan kondisi yang baik untuk proses belajar mengajar Dari premis di atas, mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Keterkaitan komponen-komponen tersebut akan menciptakan kondisi yang baik untuk proses belajar mengajar

2.2. Review Peneliti Terdahulu

  Fatah (1998) meneliti tentang pembiayaan pendidikan di sekolah dasar. Variabel yang digunakan meliputi : (1) Biaya pendidikan di sekolah dasar, (2) Mutu proses belajar mengajar, (3) Mutu hasil belajar siswa, (4) Pelaksanaan kebijakan anggaran pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) Penerimaan biaya pendidikan yang dimanfaatkan untuk peningkatan mutu di sekolah dasar masih dominan dari pemerintah pusat, (2) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah : (a) gajikesejahteraan pegawai, (b) biaya pendidikan guru, (c) pengadaan alat pelajaran, (d) pengadaan bahan pelajaran, dan, (e) pengadaan sarana sekolah, (3) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar siswa adalah : (a) gajikesejahteraan guru, (b) Pengelolaan sekolah, (c) Pengadaan alat pelajaran, dan (d) Pengadaan sarana sekolah, (4) Dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas dan jumlah pegawai.

  Supriadi (2001) meneliti anatomi biaya pendidikan di SD, SMP, SMU, dan SMK.Penelitian ini menggunakan variabel- variabel : (1) Biaya pendidikan yang dikeluarkan pemeritah daerah dan pusat, (2) Biaya langsung dan tidak langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang bersekolah, (3) Biaya partisipasi masyarakat ke sekolah. Hasil yang diperoleh adalah (1) Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan, (2) Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pemerintah, (3) Kontribusi masyarakat sangat rendah, (4) Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

  Syam (2005) yang meneliti tentang interaksi antara partisifasi anggaran dan penggunaan anggaran sebagai alat ukur kinerja dengan orientasi manajerial. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel (1) Komitmen profesional yang meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada masyarakat, (2) Partisifasi dan pengguna anggaran, (3) Orientasi manajerial, (4) Kontak peran. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Orientasi profesional akan memberi pengaruh terhadap konflik peran utama jika dimodrenisasi oleh orientasi manajerial.(2) Perguruan tinggi hendaknya memisahkan antara orientasi profesional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik peran.

  Sukmadinata, dkk (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisa Pengendalian Mutu Pendidikan dengan variabel: (1) Model pengendalian pengajaran dan bimbingan di SMK, (2) Model manajerial pendidikan di SMK, (3) Mutu proses pembelajaran dan hasil pendidikan di SMK. Hasil yang diperoleh yaitu Mutu pendidikan (proses dan hasil pembelajaran) dengan menerapkan model pengendalian lebih baik dari pada tidak menggunakan model pengendalian.

  Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu

  Variabel Penelitian

  Hasil yang Diperoleh

  1. Fatah Studi Tentang

  1. Prestasi belajar (Y1).

  1. Sebagian biaya pendidikan memberikan

  Pembiayaan

  kontribusi yang signifikan terhadap upaya

  Pendidikan

  2. Proses belajar mengajar

  peningkatan mutu pendidikan SD, baik

  Sekolah

  (Y2)

  terhadap mutu proses maupun mutu hasil

  Dasar

  3. Gajikesejahteraan (X1).

  2. Komponen-komponen biaya pendidikan

  profesional (X2).

  yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar

  5. Biaya pengadaan alat-alat

  adalah :

  pelajaran (X3).

  a. gaji kesejahteraan pegawai. b. biaya pendidikan guru.

  6. Biaya pengadaan buku pelajaran (X4).

  c. pengadaan alat pelajaran. d. pengadaan bahan pelajaran, dan

  7. Biaya rehabilitasi gedung

  e. pengadaan sarana sekolah.

  ruang belajar (X5).

  3. Komponen-komponen biaya pendidikan

  8. Biaya pengadaan sarana

  yang memberikan pengaruh signifikan

  kelas (X6).

  terhadap proses belajar siswa adalah : a. Gajikesejahteraan guru.

  9. Biaya pengadaan sarana

  b. Pengelolaan sekolah

  sekolah (X7).

  c. Pengadaan alat pelajaran, dan d. Pengadaan sarana sekolah

  10. Biaya

  pembinaan

  kegiatan ekstrakurikuler (X8).

  11. Biaya

  pengelolaan

  sekolah (X9)

  1. Subsidi pemerintah meningkat seiring

  2. Supriad

  Analisis

  1. Biaya pendidikan yang

  dengan meningkatnya jenjang pendidikan.

  i

  anatomi biaya

  dikeluarkan pemeritah daerah

  pendidikan di

  dan pusat.

  2. Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi

  SD,SMP,

  dibandingkan dengan kontribusi

  SMU, dan

  2. Biaya langsung dan tidak

  pemerintah.

  SMK.

  langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang

  3. Kontribusi masyarakat (selain yang

  bersekolah.

  dibayarkan oleh keluarga untuk anaknya yang bersekolah) sangat rendah.

  3. Biaya partisifasi masyarakat ke sekolah (selain yang

  4. Jenjang pendidikan yang berlaku wajib

  dibayarkan oleh keluarga).

  belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

  3. Syam Interaksi

  1. Komitmen profesional (X1)

  1. Orientasi komitmen profesional akan

  antara

  yang meliputi mengajar,

  memberi pengaruh terhadap kontak peran

  Partisifasi

  meneliti dan pemberian

  jika dimodenisasi oleh orientasi manajerial.

  Anggaran dan

  pelajaran kepada masyarakat.

  penggunaan

  2. Perguruan tinggi hendaknya memisahkan

  Anggaran

  2. Partisifasi dan pengguna

  antara orientasi profesional dan orientasi

  sebagai alat

  anggaran. (X2)

  manajerial agar tidak terjadi konflik peran.

  ukur kinerja

  3. Orientasi manajerial (X3)

  dengan Orientasi

  4. Kontak peran (Y)

  1.Model pengendalian

  Model pengendalian pengajaran dan

  dinata,

  pengendalian

  pengajaran dan bimbingan di

  bimbingan serta model manajerial pendidikan

  dkk

  mutu

  SMK (X1)

  di SMK berpengaruh terhadap mutu

  pendidikan

  2. Model manajerial pendidikan.

  pendidikan di SMK (X2)

  3. Mutu pendidikan (Y)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

  Pengaruh variabel biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar

  melalui mutu proses belajar mengajar, dinyatakan dalam diagram alur sebagai berikut :

  e 2

  Mutu Proses Belajar Mengajar (Z)

  Mutu Hasil

  Pendidikan

  Belajar (Y)

  Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

  Keterangan :

  a: Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu hasil belajar.

  b : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu proses belajar.

  c : Mutu proses belajar mengajar mempunyai pengaruh pada mutu hasil

  belajar.

  d : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh terhadap mutu hasil belajar

  melalui

  mutu proses belajar mengajar.

  e 1 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar mengajar yang tidak dapat.

  21

  dijelaskan oleh biaya pendidikan.

  e 2 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar yang tidak dapat dijelaskan

  oleh mutu proses belajar mengajar

  Berdasarkan Gambar 3.1 diatas bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Biaya pendidikan merupakan sebagai salah satu input kegiatan dan sekaligus sebagai sumberdaya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa dukungan dana yang memadai maka akan sulit memperoleh mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar merupakan output dari sebuah proses dalam hal ini mutu proses belajar mengajar. Mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Jika mutu proses belajar mengajar dicapai maka mutu hasil belajar maka akan mendapatkan hasil yang optimal berupa capaian nilai UAN yang memadai diperoleh oleh siswa, dengan demikian biaya pendidikan sebagai salah satu input sangat diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan program sekolah sehingga terlaksananya aktifitas sekolah. Oleh karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input termasuk biaya pendidikan akan membuat proses belajar mengajar lebih bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar menjadi lebih baik.

3.2. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan pada masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah : bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan disini adalah hubungan kausal, untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen, dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening.

4.2. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Asahan yang terdiri dari 37 (tiga puluh tujuh) SMP Negeri dan 39 (tiga puluh sembilan) SMP Swasta yang berlokasi di Kabupaten Asahan.

4.3. Populasi dan Sampel

  Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah

  Pertama sebanyak 91 Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten Asahan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purporsive Sampling (pengambilan sampel bertujuan). Hal ini dilakukan karena ada anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel disebabkan tidak adanya

  1. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Nasional (UN).

  2. Memiliki izin operasional menjalankan kegaiatan pendidikan dari Kepala Daerah untuk sekolah negeri dan Kepala Dinas Pendidikan untuk sekolah swasta.

  Berdasarkan kriteria tersebut, dari 91 Sekolah Menengah Pertama yang terdapat di Kabupaten Asahan maka terdapat 15 Sekolah Menengah Pertama yang belum mempunyai hasil Ujian Nasional dan 76 Sekolah Menengah Pertama yang telah mempunyai hasil Ujian Nasional, sehingga banyak sampel dalam penelitian ini adalah 76 (91-15) Sekolah Menengah Pertama.

4.4. Metode Pengumpulan Data

  Peneliti mengumpulkan data sekunder yang disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002). Metode pengumpulan data sekunder secara manual langsung ke lokasi penelitian.

  Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari Sekolah Menengah Pertama. Data yang diambil adalah biaya yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah, penilaian Kepala Sekolah terhadap Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari Sekolah Menengah Pertama. Data yang diambil adalah biaya yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah, penilaian Kepala Sekolah terhadap

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

  Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

  1. Variabel independen yaitu biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah sejumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji kesejahteraan gurupegawai, pembinaan profesional bagi gurukepala sekolahpegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja dan kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan) di SMP. Biaya pendidikan diukur berdasarkan jumlah biaya gajikesejahteraan, pembinaan profesional bagi gurukepala sekolahpegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor) di SMP yang terdapat pada 1. Variabel independen yaitu biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah sejumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji kesejahteraan gurupegawai, pembinaan profesional bagi gurukepala sekolahpegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja dan kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan) di SMP. Biaya pendidikan diukur berdasarkan jumlah biaya gajikesejahteraan, pembinaan profesional bagi gurukepala sekolahpegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor) di SMP yang terdapat pada

  2. Variabel dependen adalah mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar adalah prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa

  belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai

  evaluasi belajar. Mutu hasil belajar diukur berdasarkan nilai rata – rata JumlahSelu ujian nasional tahun 2008 dengan rumus : ruhNilai

  BanyakSisw a

  Variabel ini diperoleh dari laporan ujian nasional SMP dari setiap sekolah. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

  3. Variabel intervening yaitu mutu proses belajar mengajar. Mutu proses belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung. Mutu proses belajar mengajar diukur berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah atau pengawas sekolah tahun 2007 tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

  Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

  Variabel Dependen

  Definisi Operasional

  Pengukuran

  Skala

  Mutu hasil belajar

  Prestasi akademik yang Nilai rata rata ujian Rasio

  (Y)

  diperoleh siswa setelah nasional tahun 2008. menyelesaikan masa belajarnya (lulus) yang

  dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi belajar.

  Intervening Mutu proses belajar Mutu kegiatan yang dilakukan Hasil penilaian Rasio

  mengajar

  guru dan siswa dalam proses kepala sekolah atau

  (Z)

  optimalisasi masing-masing pengawas sekolah peran, yang mencakup tahun 2007 tentang perencanaan pembelajaran, perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran, dan penilaian yang pelaksanaan dilaksanakan selama pelajaran pembelajaran, dan berlangsung.

  penilaian pembelajaran.

  Independen

  Biaya pendidikan

  Jumlah uang yang dibelanjakan Jumlah biaya gaji Rasio

  (X)

  sekolah untuk keperluan gaji kesejahteraan, kesejahteraan gurupegawai, pembinaan pembinaan profesional bagi profesional bagi gurukepala sekolahpegawai gurukepala tata usaha, pengadaan alat-alat sekolahpegawai tata sekolah untuk keperluan gaji kesejahteraan, kesejahteraan gurupegawai, pembinaan pembinaan profesional bagi profesional bagi gurukepala sekolahpegawai gurukepala tata usaha, pengadaan alat-alat sekolahpegawai tata

  

  penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor ) di SMP yang terdapat pada laporan Realisasi anggaran sekolah tahun anggaran 2007.

4.6. Metode Analisis Data

  4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

  Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi sederhana (ordianry regression) dan regresi berganda (multiple regression). Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi sering terjadi dalam mencocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas dan heterokedastisitas.

  4.6.1.1. Uji normalitas

  Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distrbusi data dengan bentuk lonceng (bell shapped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan memakai uji Kolmogorov Smirnov, di mana data mendekati atau berdistribusi normal dapat di lihat dari : (1) Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal, (2). Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Selain melihat nilai signifikansi uji Kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari grafik normalitas. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik.

  4.6.1.2. Uji multikolinearitas Menurut Ghozali (2005:111) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi yang baik tidak ditemukannya hubungan atau korelasi di antara variabel independen. Dalam pengujian multikolinearitas penulis menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF). Metode ini menjelaskan hubungan variabel independen yang menjelaskan variabel independen yang lain. Nilai cut off yang dipakai untuk

  menunjukan adanya multikolinearitas adalah VIF>10 .

  4.6.1.3. Uji heterokedastisitas

  Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah

  model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik.

4.7. Model Penelitian

  Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan, maka model penelitian dapat dibuat sebagai berikut:

  Model 1 : Y = a 1 +b 1 X + e Model 2 : Z = a 2 +b 2 X+ e Model 3 : Y = a 3 + b 3 Z + e Model 4 : Y = a 4 + b 4 X+b 5 Z + e

  a 1 ,a 2, a 3, a 4 = Konstanta

  b 1 ,b 2, b 3, b 4, b 5 = Koefisien

  e = error

  X = Biaya Pendidikan Y = Mutu Hasil Belajar

  Z = Mutu Proses Belajar Mengajar

4.8. Pengujian Hipotesis