Hasil Wawancara Dengan Pengurus Bagian Pelaksana Program Komunitas Tlatah Bocah

Lampiran 4. Hasil Wawancara Dengan Pengurus Bagian Pelaksana Program Komunitas Tlatah Bocah

  Identitas Informan

  : Pengangguran Usia : 29 tahun

  Jabatan

  : Pelaksana Program Komunitas Tlatah Bocah

  Jenis Kelamin

  : Laki-laki

  Lokasi Wawancara : Sanggar Bangun Budhoyo, Desa Sumber Tanggal Wawancara : 30 Mei 2017 Pukul

  : 13:45 – 14:55

  P

  : Selamat siang, nama saya Andita mas. Saya disini mencari data untuk skripsi saya. Kalo boleh tahu dengan mas siapa ini?

  S

  : Saya Setiyoko mbak. Temen-temen panggil Mastur mbak, tapi orang kenal Yoko. Mbak dita darimana?

  P

  : Saya dari Salatiga Mas. Dari UKSW. Mas Yoko asli daerah sini?

  S

  : Saya dusun sebelah mbak, tapi seringnya main daerah sini.

  P

  : Tapi dari kecil udah tinggal di Lereng Gunung Merapi sini mas?

  S

  : Iya mbak.

  P

  : Sudah berapa lama Mas Yoko tinggal disini?

  S

  : kira-kira 29 tahun mbak saya dari kecil hidup di desa hehehe

  P

  : Mas Yoko ikut komunitas Tlatah Bocah dari tahun berapa Mas?

  S

  : Aku udah ikut dari tahun 2007 mbak, pas acara Festival pertama kali.

  P

  : Mas Yoko di Tlatah Bocah masuk struktur?

  S

  : Iya mbak.

  P

  : Bagian apa Mas?

  S

  : Aku pelaksana program mbak.

  P

  : Itu tugasnya ngapain aja Mas?

  S

  : Tugasnya... ya mengkoordinasi masyarakat, kemudian sosialisasi program, apa aja sih program yang akan kita bawa. Selain itu ya jelas : Tugasnya... ya mengkoordinasi masyarakat, kemudian sosialisasi program, apa aja sih program yang akan kita bawa. Selain itu ya jelas

  P

  : Dalam struktur hanya Mas Yoko sendiri?

  S

  : Iya mbak. Kalo dalam struktur saya sendiri tapi aksinya dilapangan pasti banyak yang bantu mbak hehehe ..

  P

  : Menurut Mas Yoko, Komunitas Tlatah Bocah itu seperti apa sih?

  S

  : Komunitas tidak berbayar mbak hehehe.. hmmm apa ya mbak? Ya komunitas yang peduli tradisi seni lokal mbak. Karena di komunitas ini hampir semua yang ditampilkan mengenai seni lokal setempat dimana yang memainkan atau turut serta melestarikan selain orang dewasa juga anak- anak mbak. Komunitas ini selalu melibatkan anak-anak dalam sebuah perhelatan atau hajatan seni supaya anak-anak juga bisa mengembangkan jiwa seni mereka yang sudah dimiliki sejak dini. Mewadahi mereka gitu mbak khususnya di Lereng Gunung Merapi. Selain itu misalkan ada permasalahan atau kendala yang ada dipertemuan komunitas juga diwadahi untuk sharing. Setiap kampung kan beda-beda karakternya.

  P

  : Banyak Mas yang menjadi anggota Tlatah Bocah?

  S

  : Banyak mbak. Setiap acara selalu banyak yang datang baik yang anggota atau sekedar penonton. Pasti banyak.

  P

  : Kira-kira anggotanya berapa tu Mas?

  S

  : Waduhhh kalo nominal aku kurang tahu ya mbak. Terakhir pendataan saya ada sekitar 300 anak mbak.

  P

  : Data tahun berapa tu mas?

  S

  : Festival Seni tahun kemarin mbak.

  P

  : Ada kesulitan mas membentuk komunitas Tlatah Bocah?

  S

  : Kalo kesulitan dalam artian gawat gitu nggak ada mbak. Ya paling susahnya pas pertama nyari orang yang bener-bener sepemikir sama kita, sama-sama punya rasa piye yo mbak hmmm yo pengen ikut kegiatan sosial gitu awale susah. Kan kalo komunitas Pak Gun sama mas Gambir tok ya : Kalo kesulitan dalam artian gawat gitu nggak ada mbak. Ya paling susahnya pas pertama nyari orang yang bener-bener sepemikir sama kita, sama-sama punya rasa piye yo mbak hmmm yo pengen ikut kegiatan sosial gitu awale susah. Kan kalo komunitas Pak Gun sama mas Gambir tok ya

  P

  : Bagaimana respon masyarakat tentang adanya komunitas Tlatah Bocah?

  S

  : Ya kalo yang namanya respon masyarakat jelas ada pro dan kontra. Tapi sejauh ini mereka sangat antusias mengikuti beberapa program yang dibawakan Tlatah Bocah. Kan mereka juga turut berpartisipasi dengan kemampuan yang mereka miliki. Kalau suara sumbang itu juga pasti ada tapi bagaimana kita membuktikan lewat tindakan gitu. Pembuktian paling efektif emang lewat tindakan kalo suara sumbang dibales dengan omongan ya percuma. Kan program kita dikatakan berhasil atau tidak itu ketika kita sudah melaksanakan. Tetapi sampai detik ini masih baik-baik aja. Sangat baik malahan hehehe

  P

  : Mas Yoko dulu berminat ikut berpartisipasi jadi pengurus Tlatah Bocah karena apa mas?

  S

  : Hmmm ya apa ya mbak? Murni pengen ikut kegiatan sosial aja sih mbak. Aku kan juga bukan pegawai kantoran, kerjaku ya serabutan gitu mbak kadang di kota kadang disini kalo lagi nggk ada kerjaan daripada dirumah bingung mending ya ikut kegiatan sosial begini. Dikampungku juga ada sendiri. Ya emang disini tidak dibayar tapi ya seneng aja bantu-bantu. Ini juga nggk ada paksaan dari pihak manapun sih mbak aku beneran pengen ya karena aku sendiri.

  P

  : Sebagai Pelaksana program, ada program apa aja Mas yang udah dilaksanakan?

  S

  : Kalo program banyak sih mbak. Program yang sifatnya sekali terus berganti juga ada seperti workshop, penyuluhan atau sekedar main sore ke dusun-dusun gitu. Kalo program tahunan ya festival itu, srawung gunung. Program inti Tlatah Bocah juga ada Beasiswa Merapi terus Bolo dewe.

  P

  : Saya sedang meniliti tentang program Beasiswa Merapi Mas, menurut Mas Yoko program itu bagaimana Mas?

  S

  : Buat aku ya mbak? Hmmmm.. memang bagus ya ketika beasiswa ayam itu dilaksanakan. Kapan lagi mbak beasiswa berupa ayam, pasti baru denger kan mbak? Hehehe... sebenernya inti dari beasiswa ayam itu sendiri kan melatih kemandirian anak-anak untuk merawat makhluk hidup. Selain itu juga mengajak mereka berorganisasi kan mereka diberi dibawah naungan komunitas sehingga mereka akan berlatih berorganisasi apabila mereka berkumpul bersama kami.

  P

  : Terus ayamnya itu dapetnya darimana Mas?

  S

  : Kita kan punya sosial media dan website kan mbak, biasanya kita lewat situ. Bikin status gitu cerita kalau kita lagi punya program ini yuk kita : Kita kan punya sosial media dan website kan mbak, biasanya kita lewat situ. Bikin status gitu cerita kalau kita lagi punya program ini yuk kita

  P

  : Kapan program Beasiswa Ayam itu dilaksanakan Mas?

  S

  : Tahun kemarin mbak, bulannya aku lupa.

  P

  : Ada strategi khusus untuk melaksanakan program itu mas?

  S

  : Enggak ada sih mbak. Paling kita memperhitungkan dusun mana yang akan kita jangkau selanjutnya.

  P

  : Kenapa begitu mas?

  S

  : Ya komunitas ini kan punya keinginan untuk mengajak anak-anak selalu berkesenian gitu kan mbak. Ya melestarikan seni tradisi yang ada disini. Nah, makannya kita juga mencari dusun yang sekiranya anak-anaknya mau untuk diajak berkesenian gitu. Selain anak-anaknya juga kedekatan kita dengan warga dusunnya menjadi faktor penting. Biar kita selalu bisa berdiskusi untuk program kita selanjutnya gitu mbak. Ya kita membangun kesadaran mereka bahwa anak-anak itu memang perlu untuk diajak berkesenian gitu mbak.

  P

  : Media yang digunakan untuk menyebarkan berita pembagian ayam ke dusun-dusun seperti apa mas?

  S

  : Kalo dari kita sih langsung dateng ya ke Kadusnya, cerita aja gitu tapi sekali lagi kita memilih dusun yang memang kita akrab supaya kita juga tidak kesulitan dan mereka juga enak berinteraksi dengan kita. Setelahnya Kadus yang membuat pengumuman didusunnya, kadang masing-masing dusun beda caranya sih mbak. Kalo ditempatku lewat undangan terus dianterin kerumah gitu. Yang nganterin orang kepercayaan pak Kadus atau yang biasa dimintai tolong di dusun mbak. Tapi lebih efektif kalo kita pakai pengeras suara langsung diumumin giti. Kenapa? Masalahnya orang-orang sini kan ya maaf mungkin ketertarikan untuk membaca sedikit apalagi kadang ada juga yang mungkin tidak bisa membaca dengan latar belakang yang berbeda masing-masing orang kemampuannya. Jadi lebih enak kalo disiarke.

  P

  : Isi undangannya seperti apa mas?

  S

  : Ya standart sih mbak, seperti undangan pemberitahuan biasa gitu. Ada tanggal, hari, tempat, keperluan begitu.

  P

  : Sampai hari pembagian gitu juga diumumin lagi mas sama Kadusnya?

  S

  : Biasanya kalo udah ada halo-halo lewat masjid langsung satu-satu dateng. Seng antusias dateng itu langsung teriak-teriak sendiri “woi ayo neng bale warga njukuk pitikí” (woi ayo kita ke balai warga ambil ayam) gitu mbak sambila mereka lari-lari.

  P

  : Berarti mereka sudah menunggu-nunggu ya Mas?

  S

  : Iya mbak, kadang kita belum datang aja mereka sudah berkumpul di balai warga dusun setempat mbak. Tapi kita tetap kasih pemberitahuan lagi sih mbak biar warga yang masih dirumah ikutan berpartisipasi.

  P

  : Ramai mas kalau pembagian ayam begitu?

  S

  : Iya mbak, sangat ramai. Kan pada seneng mbak. Tapi juga ada yang takut sama ayam tapi minta ayam hahaha lucu-lucu mbak. Mesti ono cerito ngono ki mbak aben dusun (selalu ada cerita begitu mbak setiap dusun). Antusias mbak warganya jadi kita yang ngadain program juga seneng.

  P

  : Dalam waktu dekat ini apa ada acara mas?

  S

  : Kalo yang besok ini habis adik-adik pada tes mau ada workshop tentang kandang ayam mbak, pemuda dari dusun sengi mau ngadain acara itu tapi tanggalnya belum tahu karena kita belum dapet info dari adik-adik. Tapi kalo yang akan datang, acara yang paling besar ya Festival tahunan itu besok bulan September mbak.

  P

  : Itu Festival Tlatah Bocah itu mas?

  S

  : Iya mbak. Itu acara yang ditunggu-tunggu pasti sama seluruh anggota Tlatah Bocah. Tak terkecuali para mitra sama orang-orang diluar Tlatah Bocah yang selalu ikut berpartisipasi acara itu.

  P

  : Selalu ramai mas acaranya?

  S

  : Iya mbak. Dan kita kan berganti tempat jadi orang-orang yang dateng juga bertambah banyak pasti. Soalnya kan kadang kita juga menginfokan ke sanak saudara kita terus mereka tertarik dateng ya udah gabung aja gitu. Gratis acaranya tapi bisa nampilin banyak kesenian dari dusun-dusun di Lereng Gunung Merapi.

  P

  : Untuk program itu, pengumpulan dananya seperti apa mas?

  S

  : Ya kita tetap membuka donasi seperti beasiswa ayam, biasanya baju yang masih layak pakai tapi emang udah ndak dipakai lagi sama yang punya terus kita jual hasilnya buat tambah-tambah. Terus ada juga usaha dana lewat pemesanan baju, jadi kita jual baju dengan design tentang Tlatah Bocah nanti untung dari penjualan kita masukkan ke kas gitu. Tapi bisa sampai ke

  11 kali itu kan berarti selalu ada bantuan mbak. Ya syukur, puji Tuhan banyak yang bantu.

  P

  : Program acara ini selalu masuk agenda rapat mas?

  S

  : Iya mbak. Karena kita kan selalu ingin ada yang beda gitu mbak setiap festival. Aku sama Pak Gun pengen ada yang bisa ditingkatkan, ya evaluasi dari festival tahun lalu gitu mbak. Tapi pasti semua inti Tlatah Bocah juga ingin ada yang baru gitu mbak.

  P

  : Sering mas rapat gitu?

  S

  : Rapat rutin gitu?

  P

  : iya mas.

  S

  : Kalo rutin tiap bulan gitu enggak sih mbak. Tapi kalo ngumpul pasti. Misal lagi ngepasi ngumpul di rumah Pak Gun gitu ya udah bahas apa saja tapi itu bukan rapat. Kalo rapat biasanya pas kita mau sosialisasi program kan itu juga mengundang anggota komunitas Tlatah Bocah juga mbak. Jadi kita memaparkan gitu terus terima masukan dari mereka.

  P

  : Sosialisasinya seperti apa mas?

  S

  : Ya paling pemberitahuan, kita akan ada kegiatan ini, kira-kira cocoknya dikemas seperti apa terus proses pendanaannya enaknya bagaimana mohon bantuan ide dan kritik untuk program kita begitu sih mbak hehe

  P

  : Dari dusun-dusun yang diundang selalu datang mas?

  S

  : Iya mbak. Kalau kebetulan yang biasa dateng berhalangan juga ada yang mewakilkan. Kalo ndak ada yang mewakilkan biasanya kalo pas kita ketemu dijalan gitu kita kasih tahu hasil rapatnya. Bahkan kadang malah mereka yang memiliki inisiatif nanya ke kita duluan.

  P

  : Menurut Mas Yoko, pak Gun itu sosoknya bagaimana?

  S

  : Memiliki jiwa sosial yang tinggi mbak. Untuk hal kecil begini dia selalu memberi perhatian lebih padahal sebenernya dia mampu dan bisa bekerja di ladang yang lain. Tapi dia merelakan banyak waktunya untu memikirkan anak-anak lereng Merapi. Dan kebetulan dia orangnya pandai menjalin relasi jadi banyak mbak jaringan kita keluar, dekat sekali dengan masyarakat juga iya. Dia itu senang sekali berkecimpung di kegiatan sosial. Bijaksana juga mbak dalam menyelesaikan kendala yang khususnya ada di Tlatah Bocah.

  P

  : Berarti Pak Gun sangat berperan ya mas?

  S

  : Iya mbak, perannya pak Gun itu besar. Kadang kita kalo mau jalan juga tunggu aba-aba dari pak Gun. Segala perijinan karena relasi pak Gun keluar itu banyak akses jadi mudah gitu mbak. ”ayo sesok sasi ngarep lek dianakke acara go bocah-bocah ki ono dana lumayan, gawe seng apik yo ben bocah- bocah seneng” Kalo udah ada aba-aba dari pak Gun tu pasti semua langsung ikut jalan. Pak Gun itu ya ndak nyuruh aja tapi ada prakteknya gt mbak.

  P

  : Terimakasih Mas Yoko untuk waktu dan kesempatannya bisa melakukan wawancara.

  S

  : Iya mbak sama-sama kalau masih ada yang kurang bisa via telephone mbak.

  P

  : Baik mas.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24