Universitas Sumatera Utara
Beberapa peneliti telah memperkirakan bahwa paparan bahan kimia lingkungan seperti pestisida dan herbisida berhubungan dengan kista
ovarium. Hubungan antara atrazine dan tumor ovarium telah diamati dalam dua penelitian di Italia, yang menunjukkan bahwa atrazine adalah
karsinogenik pada manusia Hariyanti, 2012. 7.
Hipotiroid Menurut Shivaprasad et al. 2013, ada beberapa teori yang menjelaskan
hubungan hipotiroid dengan kista ovarium yaitu:
a.
Kesamaan struktural antara Thyroid Stimulating Hormone TSH dengan Follicle Stimulating Hormone Receptor FSHR, sehingga tingginya level
TSH dapat menyebabkan aktivasi sel folikel.
b.
Pada pasien hipotiroid yang parah terjadi perubahan kadar gonadotropin. Mereka memiliki tingkat FSH relatif tinggi dan tingkat LH yang rendah.
c.
FSHR memperkuat efek Human Chorionic Gonadotropin HCG atau TSH pada folikel.
d.
TSH memiliki efek pada ovarium untuk menstimulasi gonadotropin dengan stimulasi reseptor nuklir tiroid dalam sel granulosa. Gangguan
dalam steroidogenesis oleh jenis myxedematou infiltrasi ovarium hipotiroidisme mempengaruhi perubahan kistik dalam ovarium.
2.3.4. Patogenesis
Kista ovarium terbentuk dari folikel dominan yang tidak berovulasi. Hal ini disebabkan oleh gagalnya memperoleh lonjakan GnRHLH berikutnya atau
lonjakan GnRHLH yang tidak tepat waktutertunda gambar 2.4. Vanholder et al., 2006. Menurut Samsulhadi 2009, pada keadaan tersebut sekresi estrogen
tetap ada tetapi tidak ada progesteron. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa oligomenorea, amenorea atau DUB
Menurut Schorge et al. 2008, angiogenesis merupakan komponen penting dari folikel dan fase luteal pada siklus ovarium. Itu juga berperan dalam berbagai
proses kelainan ovarium, termasuk pembentukan kista folikel, PCOS, sindrom
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
hiperstimulasi ovarium, dan neoplasma ovarium baik jinak maupun ganas. Faktor pertumbuhan endotel vaskular berfungsi sebagai mediator utama angiogenesis,
dan faktor itu berpengaruh dalam pengembangan neoplasma ovarium.
Gambar 2.4. Patogenesis Kista Ovarium
Sumber: Vanholder et al., 2006 2.3.5. Patofisiologi
1. Faktor pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan benjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya
tumor atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih, dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi
terletak bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai. Pada tumor
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang besar juga dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lain Prawirohardjo, 2008.
2. Faktor aktivitas hormonal
Penderita kista ovarium juga dapat mengalami gangguan hormonal. Misalnya, peningkatan produksi estrogen dari sel granulosa yang dapat mengganggu
menstruasi normal Schorge et al., 2008. Hal ini sesuai dengan penelitian Yan-min et al. 2010 yaitu menemukan gangguan siklus menstruasi sebesar
76 pada penderita PCOS di masyarakat dan 92,1 pada penderita PCOS di rumah sakit, sama dengan tingkat kejadian yang dilaporkan sebelumnya.
3. Faktor inflamasi
Menurut Harada 2013, penyebab nyeri saat menstruasi dismenorea pada penderita endometriosis adalah konsentrasi prostaglandin yang tinggi. Bulletti
et al. menemukan peningkatan frekuensi, amplitudo, dan tekanan basal kontraksi uterus pada wanita dengan endometriosis. Nyeri juga disebabkan
oleh lesi endometriosis yang memicu terjadinya reaksi inflamasi dan mengeluarkan prostaglandin, sitokin, histamin dan kinin. Infiltrasi
endometriosis yang dalam menyebabkan kerusakan jaringan dan saraf, serta kista coklat yang pecah dapat mengiritasi peritoneum. Terbentuknya jaringan
parut, fibrosis, dan adhesi menyebabkan penurunan mobilitas organ sehingga nyeri dapat terasa selama adanya gerakan atau ovulasi. Bila terjadi adhesi
pada usus maka dapat menyebabkan nyeri saat buang air besar dyschezia.
2.3.6. Gejala Klinis