ketenangan atau teman tidur yang mengorok juga mengganggu tidur Potter Perry, 2005.
3. KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL JANTUNG
Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapat
kebutuhan tidur REM dan Non REM Kozier.,et.al. 2004. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur. Menurut Karota Bukit, 2003
Kualitas Tidur meliputi 7 Komponen yaitu total jam tidur malam, waktu memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, perasaan segar saat
bangun pagi, kedalaman tidur, kepuasan tidur kualitas tidur secara subjektif dan perasaan lelahMengantuk pada siang hari. Menurut
Buysse., dkk 1989 kualitas tidur meliputi kualitas tidur secara subjektif, tidur laten, lama waktu tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan
medikasi sebelum tidur dan disfungsi siang hari. Menurut Wartonah 2006, pada usia 60 tahun pola tidur normal
yaitu kurang lebih 6 jam dan sering terbangun pada malam hari, pada usia dewasa pertengahan yaitu 40-60 tahun pola tidur normalnya kurang lebih 7
jam dan pada usia dewasa muda yaitu 18-40 tahun pola tidur normalnya adalah berkisar antara 7-9 jam. Menurut Potter Perry 2005 Frekuensi
terbangun tidur malam normal orang dewasa yaitu 1-2 kali. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur normalnya yaitu antara 10-30 menit.
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah marah dan
Universitas Sumatera Utara
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan
sering menguap atau mengantuk Hidayat, 2006. Kualitas tidur dapat diketahui dengan melakukan pengkajian yang meliputi data subjektif dan
objektif Craven Hirnle, 2000. Data Subjektif merupakan kriteria yang sangat penting untuk
menentukan kualitas tidur seseorang melalui pernyataan subjektif mengenai kualitas tidur yang dialaminya. Pernyataan subjektif ini sangat
bervariasi pada individu. Contohnya, ada seseorang yang tidur selama 4 jam namun sudah merasa puas dengan tidurnya sementara yang lain
memebutuhkan tidur selama 10 jam untuk merasa puas akan tidurnya Potter Perry, 2001. Data subjektif tidur yang baik atau buruk dapat
dievaluasi dengan persepsi Pasien Gagal Jantung tentang parameter tidur diantaranya adalah total jam tidur pada malam hari, lama waktu yang
dibutuhkan untuk memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, perasaan segar pada saat bangun pagi, kedalaman tidur, kepuasaan tidur
pada malam hari dan mengantuk pada siang hari. Data Objektif bisa didapatkan melalui pengkajian fisik penderita penyakit yaitu dengan
mengobservasi lingkaran mata,
adanya respon
yang lamban, ketidakmampuankelemahan, penurunan konsentrasi. Selain itu, data
objektif kualitas tidur penderita penyakit juga bisa dianalisa melalui pemeriksaan laboratorium yaitu EEG, EMG, dan EOG sinyal listrik
menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otot, dan
Universitas Sumatera Utara
mata yang berhubungan dengan tahap tidur yang berbeda Sleep Research Society, 1993; dikutip dari Potter Perry, 2005.
Selain itu, menurut Hidayat 2006, kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur
dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda fisik
dapat dilihat dari ekspresi wajah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung, kantuk
yang berlebihan sering menguap, tidak mampu untuk berkonsentrasi kurang perhatian, terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan
kabur, mual dan pusing. Sedangkan Tanda psikologis meliputi Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas
berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan
atau keputusan menurun. Menurut Briones dkk 1996, tidur yang tidak adekuat dan kualitas
tidur yang buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari,
rasa capai, lemah, koordinasi neuromukular buruk, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun dan ketidakstabilan tanda vital.
Sedangkan dampak psikologi meliputi depresi, cemas, tidak konsentrasi, dan koping tidak efektif. Kurang tidur selama periode yang lama dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan penyakit lain atau memperburuk penyakit yang ada Potter Perry, 2005.
Pada pasien Gagal Jantung terjadi penurunan cardiac output, kongesti vaskular pulmonal dan kongesti vena sistemik sehingga akan
mengalami berbagai tanda dan gejala Ignatavisius Workman, 2010. Bengkak dan ortopnoe, merupakan gejala yang timbul akibat abnormalitas
keseimbangan cairan akibat dari Disfungsi Jantung. Sesak nafas dan kelelahan menjadi gejala utama dan yang paling sering dilaporkan oleh
Pasien Gagal Jantung Rector, 2005.
Dispnu merupakan gejala umum dari penyakit jantung, dispnu terjadi karena kongesti vena pulmonalis. Adanya tekanan pada atrium kiri
akan menimbulkan tekanan vena pulmonalis. Yang normalnya berkisar 5 mmHg. Jika meningkat, vena pulmonalis akan teregang dan dinding
bronkus terjepit dan mengalami edema, menyebabkan batuk iritatif non- produktif dan mengi Gray,. Dkk, 2005.
Pasien dengan Gagal Jantung sering terjadi retensi cairan dan oedem sehingga terjadi akumulasi oedem pada jaringan lunak leher dan faring
yang mempersempit saluran napas atas dan membuat lebih kolaps. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan pasien Leung., dkk, 1999.
Terjadinya edema pulmonal dapat menurunkan elastisitas paru dan meningkatkan kerja pernafasan sehingga pasien dengan Gagal Jantung
mengalami dyspnoe, OrthopnoeNPD Dipsnoe Noktural Paroksimal yang akan terasa enak dalam posisi duduk, dan batuk. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan gangguan tidur dengan kesulitan masuk dalam tahap tidur dan kesulitan mempertahankan tidur Ruhyanudin, 2007. Pada PND
penderita Gagal Jantung sering terbangun tengah malam diiringi batuk- batuk Hasan, 2001.
Menurut Gray dkk, 2005. Dispnu Jantung akan memburuk dalam posisi berbaring telentang dan dapat membangunkan tidur pasien pada
malam hari disertai keringat dan ansietas, dispnu noktural paroksisimal dan akan berkurang jika duduk tegak atau berdiri. Menurut Wilkinson
2005, pada Pasien Gagal Jantung dijumpai gangguan pada pola tidur, yang dapat disebabkan oleh nocturia, cemas, dan kesulitan mengatur posisi
tidur karena Noctunal Dipsnue. Tanda dan gejala lain yang dijumpai pada pasien Gagal Jantung yaitu kelelahan, kelemahan, bernafas dangkal,dan
edema.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB III KERANGKA PENELITIAN
1. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
Setiadi, 2007. Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Gambaran Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung di
RSUP.H.Adam Malik Medan. Skema 3.1. Kerangka Penelitian Gambaran Kualitas Tidur Pasien Gagal
Jantung di RSUP.H.Adam Malik Medan.
Kualitas Tidur -Baik
-Buruk
Universitas Sumatera Utara