Definisi Tidur Fisiologi Tidur

1.5. Klasifikasi Gagal Jantung

The New York Heart Association NYHA telah mengklasifikasikan batasan fungsional Gagal Jantung sebagai berikut: Tabel 2.1: Klasifikasi Gagal Jantung Kelas Definisi I II III IV Pasien dengan cardiac disease tetapi tidak menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas fisik. Pasien tidak mengalami fatique, palpitasi, dispnea dan nyeri dada saat aktivitas. Pasien dengan cardiac disease yang menyebabkan gangguan aktivitas fisik ringan. Merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi merasa fatique, sesak, palpitasi dan nyeri dada jika melakukan aktivitas biasa misalnya saat berjalan cepat menaiki tangga. Keterbatasan aktivitas fisik sangat terasa pada pasien dengan cardiac disease. Nyaman beristirahat tetapi merasakan gejala walaupun hanya dengan aktivitas minimal. Pasien dengan cardiac disease dimana aktivitas fisik sangat terbatas dan gejala dirasakan walaupun saat istirahat, bahkan ketidaknyamanan semakin bertambah ketika melakukan aktivitas fisik apapun. Sumber: Modifikasi dari Kabo Karim, 2008; dalam Gray et.al.,2005.

2. TIDUR

2.1. Definisi Tidur

Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Guyton Hall, 1997. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda Lilis Taylor, 2001. Tidur dapat Mengatasi keadaan stress, cemas dan tekanan Universitas Sumatera Utara dan tidur juga dapat membantu seseorang memperoleh energi untuk berkonsentrasi, pertahanan diri dan meningkatkan keinginan untuk beraktivitas sehari-hari Kozier, 1991. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk tidur. Tanpa jumlah tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas Potter Perry, 2005.

2.2. Fisiologi Tidur

Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam sistem saraf periferal, endokrin, kardiovaskular, pernafasan dan muskular Robinson, 1993 dalam Potter Perry, 2005. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur Potter Perry, 2005. Dua sistem dalam batang otak, Sistem Aktivasi Retikular SAR dan Regio Sinkronisasi Bulbar BSR, diketahui bekerja sama untuk mengontrol siklus alami dari tidur. Formasi retikular ditemukan didalam batang otak yang akan menyampaikan keatas melalui medulla, pons, otak tengah, dan kedalam hipotalamus Taylor, Lilis Lemone, 2001. Universitas Sumatera Utara Keadaan terjaga atau terbangun sangat dipengaruhi oleh sistem ARAS Ascending Reticulary Activiy System. Bila aktivitas ARAS ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktivitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas Neurotransmitter seperti seperti serotoninergik, noradrenergik, kholonergik dan histaminnergik Japardi, 2001. Siklus tidur-bangun mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons prilaku. Jika siklus tidur-bangun seseorang terganggu, maka fungsi fisiologis tubuh yang lain juga dapat terganggu atau berubah. Kegagalan untuk mempertahankan siklus tidur-bangun individual yang normal dapat mempengaruhi kesehatan seseorang Potter Perry, 2005. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur Raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Zat agonis serotonin berguna untuk menekan tidur dan antagonis serotonin meningkatkan tidur gelombang-lambat pada manusia. Seseorang tetap tertidur atau terbangun tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi, reseptor sensori perifer dan sistem limbik. Ketika seseorang mencoba untuk tidur mereka akan menutup mata dan berada pada posisi relaks. Jika stimulus ke SAR menurun maka aktivasi SAR juga akan menurun. Pada beberapa bagian lain, BSR mengambil alih dan menyebabkan seseorang tidur Ganong, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.3. Tahapan Tidur