75 ekonomi dan sosialnya telah cukup memadai sebagai sebuah ibukota kabupaten
dan pusat pertumbuhan diwilayahnya. Adapun di Kabupaten Aceh Jaya, kota yang ber orde II hanya satu yaitu
Calang yang merupakan Ibukota Kabupaten Aceh Jaya, sedangkan kota yang ada di orde III hanya Kota Lamno. Selebihnya yaitu Teunom, Lhok Kruet, Keude
Panga dan Lageuen berada di orde IV. Kabupaten Aceh Jaya adalah salah satu kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Aceh Barat yang berada di wilayah pesisir barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara umum pertumbuhan wilayah barat-selatan Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam memang lebih lamban dibandingkan dengan pertumbuhan wilayah timurnya. Hal ini disebabkan oleh aksesibilitas
antarprovinsi yang lebih baik dan strategis baik dilihat dari aspek jarak yang lebih dekat maupun kondisi jalannya yang lebih baik. Oleh sebab itu, pertumbuhan
Kota Lamno tidak sepesat kecamatan lain di wilayah timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
4.2 Analisis Peranan Kota Jantho, Lamno dan Keumala
Apabila dilihat hasil Analisis Scalogram yang dilakukan terhadap tiga wilayah belakang yang akan dihubungkan oleh dua ruas jalan yaitu ruas propivinsi
Jantho – Lamno dan ruas Nasional Jantho – Keumala yang merupakan wilayah fokus dalam penelitian ini hierarki kotanya adalah sebagai berikut. Banda Aceh di
orde I, Kota Jantho dan Lamno di orde III sedangkan Keumala berada di orde IV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Tabel IV. 2.
Hierarki I Hierarki III
Hierarki IV
Ibukota Provinsi, dengan fasilitas sosial dan ekonomi paling lengkap untuk melayani kebutuhan masyarakat
tingkat provinsi.
Pusat administrasi kabupaten, Fasilitas pendidikan baru ada sampai tingkat
SLTA.Sedangkan fasilitas ekonominya masih sangat kurang
Fasilitas sosial dan ekonominya telah dapat melayani kebutuhan masyarakat
antar kecamatan Fasilitas sosial dan ekonomi hanya untuk
pelayanan tingkat lokal
76 4.2
Hasil Analisis
77 TABEL IV.2
HIERARKI KOTA BANDA ACEH, JANTHO LAMNO DAN KEUMALA
No Hierarki
Kota
I Banda Aceh
II - III
Kota Jantho dan Lamno IV Keumala
Sumber: Hasil Analisis 2008
Kajian hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah fasilitas sarana dan prasarana fisik yang lebih terkonsentrasi pada kota yang aksesibilitasnya tinggi
dan berada di sepanjang jalan arteri yang merupakan jalur transportasi antarprovinsi. Pembangunan lebih diprioritaskan pada wilayah yang strategis
sebagai pusat pertumbuhan, baru kemudian diarahkan pada wilayah belakang yang kurang berkembang.
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa tidak berkembangnya Kota Jantho bukan hanya disebabkan kurangnya fasilitas sosial
dan fasilitas ekonomi tetapi juga oleh letaknya yang kurang strategis dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pertumbuhan. Hal ini menyebabkan Kota
Jantho hanya menjalankan fungsi pelayanan pemerintahan. Sedikit sekali kegiatan ekonomi yang beraktivitas di Kota Jantho.
Aksesibilitas yang cuma melalui satu jalur jalan nasional hanya mudah dikses oleh kecamatan-kecamatan wilayah tengah, sedangkan kecamatan-
kecamatan yang berada di wilayah timur dan barat lebih mudah mengakses Banda Aceh. Dari wawancara dengan pejabat pemerintah daerah bidang perencanaan
78 bahwa di Kabupaten Aceh Besar akan dibuka tiga akses poros yang akan
memudahkan hubungan antara Kota Jantho dengan kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar, akan memudahkan pelayanan aktivitas masyarakat
baik untuk aktivitas ekonomi, sosial maupun pelayanan administrasi pemerintahan. Ketiga akses tersebut diarahkan untuk menghubungkan pusat-pusat
aktivitas masyarakat, sehingga arus barang dan orang akan menjadi lancar untuk berbagai kebutuhan. “Pemda telah memulai pembangunan dan peningkatan tiga
jalan poros utama yaitu poros barat, poros tengah dan poros timur yang akan membuka aksesesibilitas di kantong-kantong produksi masyarakat dan dan
memudahkan pencapaian ke Kota Jantho......”[PP-1AB4-2] Kedudukan Kota Lamno berada di pesisir pantai dan dilintasi oleh jalan
nasional yang menghubungkan Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Singkil dan perbatasan Sumatera Utara Kota Sidikalang.
Perannya sebagai pusat pertumbuhan masih sebatas melayani aktivitas masyarakat antarkecamatan. Kota ini dapat dikatakan hancur terkena bencana Gempa Bumi
dan Gelombang Tsunami dan baru tiga tahun ini dipulihkan kembali. Dari analisis scalogram kedudukan Kota Lamno berada di orde III walaupun dalam keadaan
baru pulih dari kehancuran. Kondisi ini dapat terjadi karena fasilitas yang ada di Kota Lamno telah dapat melayani kecamatan lain di sekitarnya seperti rumah
sakit, dan pendidikan tingkat menengah juga fasilitas perbankan. Kota Keumala berada di orde IV berdasarkan hasil analisis scalogram
yang berarti jumlah fasilitas ekonomi dan sosialnya masih lebih sedikit dari kecamatan yang berada di sepanjang jalan Nasional. Fasilitas sosial dan ekonomi
79 yang ada di Keumala hanya untuk pelayanan intrakecamatan, Namun di kota
tersebut juga terdapat institusi tingkat provinsi, yaitu Balai Benih Induk Padi BBI Keumala dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman. Balai Benih Induk
tersebut melayani kebutuhan benih sumber padi untuk seluruh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Adapun Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman hanya ada
2 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang satunya lagi berada di Kecamatan Pereulak Aceh Timur.
4.3 Analisis Potensi Wilayah Belakang