Kerangka Konsep Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

LUTS BPH IPSS

3.2. Definisi Operasional

a. BPH adalah : pasien yang telah didiagnosa Benign Prostate Hiperplasia. b. IPSS adalah : nilai IPSS untuk mengetahui gejala yang paling sering muncul daripada 7 gejala BPH. c. Pengosongan lengkap adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien masih ada sisa selesai kencing. d. Frekuensi adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien harus kembali kencing dalam waktu kurang dari 2 jam setelah selesai kencing. e. Intermittensi adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien mendapatkan bahwa pasien kencing terputus-putus. LUTS BPH IPSS 1. Pengosongan Lengkap 2. Frekuensi 3. Intermittensi 4. Urgensi 5. Pancaran Lemah 6. Mengejan 7. Nokturia Universitas Sumatera Utara f. Urgensi adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien dapat menahan keinginan untuk kencing. g. Pancaran lemah adalah : skor untuk menilai seberapa pancaran kencing pasien lemah. h. Mengejan adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien harus mengejan unyuk mulai kencing. i. Nokturia adalah : skor untuk menilai seberapa sering pasien harus bangun untuk kencing, sejak mulai tidur pada malam hari hingga bangun di pagi hari.

3.3. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner skor IPSS.

3.4. Cara Ukur

Data penelitian diambil dari kuesioner skor IPSS yang diisi oleh penderita BPH di Poliklinik Urologi RSUP. Haji Adam Malik dari bulan September hingga Oktober 2013. Kuesioner ini terdiri dari 7 pertanyaan yang berkaitan dengan gejala-gejala BPH dan tingkat keparahannya. Setiap pertanyaan mempunyai enam pilihan jawaban yaitu, skor 0 berarti tidak pernah, skor 1 berarti kurang dari sekali dari 5 kali kejadian, skor 2 berarti kurang dari separuh kejadian, skor 3 berarti kurang dari separuh kejadian, skor 4 berarti kurang lebih separuh dari kejadian, skor 5 berarti lebih dari separuh dari kejadian dan skor 6 berarti hampir selalu. Semua penelitian diakumulasikan kemudian disesuaikan dengan tingkat keparahan . skor di antara 0-7 menunjukkan pasien tersebut mengalami tingkat keparahan ringan. Skor 8-19 menunjukkan pasien tersebut mengalami tingkat keparahan sedang dan skor 20-35 menunjukkan pasien tersebut mengalami tingkat keparahan berat. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN