Metode Pengumpulan Data

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data mentah dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2016. Sakernas merupakan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dalam pengumpulan data ketenagakerjaan. Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan antara lain informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran, dan penduduk yang pernah berhenti/pindah kerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Selain itu, Sakernas juga mengumpulkan data mobilitas tenaga kerja seperti mobilitas komuter, mobilitas sirkuler, dan mobilitas pekerjaan (BPS, 2016).

Mulai tahun 2015, Sakernas dilaksanakan dua kali dalam satu tahun (semester), yaitu pada bulan Februari untuk estimasi provinsi dan pada bulan agustus untuk estimasi kabupaten/kota. Untuk menghindari tingginya nonresponse , maka responden rumah tangga setiap tahunnya dipilih kembali secara independen dengan sistem yang sudah diterapkan mulai tahun 2015 sehingga peluang rumah tangga terpilih sama setiap periode pendataan sangat kecil (BPS, 2016).

Ruang lingkup Sakernas pada bulan Februari 2016 dilaksanakan di seluruh Provinsi di wilayah Republik Indonesia. Besarnya sampel Sakernas pada bulan Februari 2016 sebesar 5.000 blok sensus atau 50.000 rumah tangga untuk memperoleh estimasi data hingga tingkat provinsi. Pada Sakernas Agustus 2016 juga sama seperti bulan Februari dengan besarnya sampel sebanyak 5.000 blok sensus yang terdiri dari 5.000 blok sensus atau 50.000 rumah tangga untuk memperoleh estimasi data hingga tingkat kabupaten/kota (BPS, 2016).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan penduduk 15 tahun ke atas atau termasuk dalam angkatan kerja yang terdapat dalam rumah tangga dan berpendidikan minimal SMA/sederajat di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan sampelnya merupakan sampel yang terpilih dalam Sakernas tahun 2016, yaitu angkatan kerja dengan pendidikan yang ditamatkan minimal SMA/sederajat yang berstatus bekerja dan mendapatkan upah. Pembagian sampel Sakernas yang menjadi unit analisis adalah sebagai berikut:

Memiliki upah

Bekerja

Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat

Dengan Tingkat Pendidikan minimal Tidak Memiliki SMA

Gambar 8. Alur pemilihan unit analisis

Penelitian ini menggunakan dua model dengan subsampel yang berbeda. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu. Unit analisis pada model pertama adalah individu yang berusia 15 tahun ke atas dan memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat yang termasuk angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat. Analisis model pertama bertujuan untuk menentukan peluang seseorang yang memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat untuk bekerja dan mendapatkan upah. Unit analisis pada model kedua adalah individu berusia 15 tahun ke atas dan memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat yang berstatus bekerja dengan Penelitian ini menggunakan dua model dengan subsampel yang berbeda. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu. Unit analisis pada model pertama adalah individu yang berusia 15 tahun ke atas dan memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat yang termasuk angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat. Analisis model pertama bertujuan untuk menentukan peluang seseorang yang memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat untuk bekerja dan mendapatkan upah. Unit analisis pada model kedua adalah individu berusia 15 tahun ke atas dan memiliki ijazah tertinggi minimal SMA/sederajat yang berstatus bekerja dengan

Definisi Operasional

1. Upah adalah imbalan yang diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan (BPS, 2016).

2. Bekerja dan mendapatkan upah adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dan terdapat informasi upah dalam kuesioner.

3. Reservation wage bagi tenaga kerja terdidik adalah upah minimum yang diharapkan oleh individu dengan tingkat pendidikan minimal SMA/sederajat berdasarkan hasil analisis fungsi penghasilan.

4. Penghitungan umur dibulatkan ke bawah atau menurut ulang tahun yang terakhir. Informasi tanggal, bulan dan tahun kelahiran responden menurut sistem kalender masehi. Khusus untuk analisis deskriptif, umur dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu umur muda (16-24 tahun), umur prima (25-49 tahun) dan umur tua (50 tahun ke atas) (OECD, 2014).

5. Jenis kelamin dikategorikan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.

6. Status perkawinan dikategorikan menjadi dua, yaitu belum kawin dan kawin/pernah kawin. Belum kawin adalah status individu pada saat pencacahan belum terikat pada perkawinan, sedangkan kawin adalah status individu yang terikat perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam penelitian ini, kategori cerai hidup dan cerai mati termasuk ke dalam status pernah kawin dengan definisi sebagai berikut:

a. Cerai hidup adalah status individu yang terpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi.

b. Cerai mati adalah status individu yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi.

7. Pelatihan adalah mengikuti pendidikan/pelatihan khusus yang memberikan suatu keterampilan tertentu pada batas waktu tertentu dan memperoleh tanda lulus/sertifikat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta termasuk pelatihan yang dilakukan oleh tempat kerja.

8. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pad akelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah). Pada penelitian ini, pendidikan tertinggi yang di analisis adalah pendidikan yang ditamatkan minimal SMA/sederajat, sehingga kategori pendidikan pada penelitian ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu 1) SMA/sederajat, 2) DI/DII/DIII, 3) DIV/S1, 4) S2/S3.

9. Tempat tinggal tempat tinggal dikategorikan menjadi dua, yaitu perkotaan dan perdesaan.

10. Komuter adalah seseorang yang melakukan suatu kegiatan bekerja di luar kabupaten/kota tempat tinggal dan secara rutin pergi dan pulang (PP) ke tempat tinggal pada hari yang sama. Pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu komuter atau tidak. Status komuter, artinya seseorang yang tinggal di Jawa Barat tetapi bekerja di DKI Jakarta.