pusing,konfusi,kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas,anoreksia,mual,nokturia dan pitting edema
INTOLERANSI AKTIVITAS
Smeltzer Bare, 2001. Kemungkinan data yang ditemukan pada diagnosa intoleransi aktivitas ini adalah
secara verbal mengatakan adanya kelelahan, kesulitan dalam pergerakan, abnormal nadi dan tekanan darah terhadap respon aktivitasTarwotoWartonah,2006.
Dan kondisi klinis yang terjadi terkait diagnosa intoleransi aktivitas, terjadi pada pasien anemia, gagal ginjal kronis, gangguan jantung, kardiak aritmia, gangguan
metabolisme dan gangguan musculoskeletalTarwotoWartonah,2006.
c. Penetapan Diagnosa atau Rumusan Masalah
Menurut NANDA2003, yang dituliskan dalam bukuMubarak, 2007, diagnosa
keperawatan yang terkait dengan masalah aktivitas dan olahraga antara lain:
1. Intoleransi aktivitas 2. Resiko intoleransi aktivitas
3. Hambatan mobilitas fisik 4. Resiko disuse syndrome
Menurut Mubarak,2007 sebagai bagian dari asuhan keperawatan, perawat bertanggung jawab mengidentifikasi klien yang membutuhkan bantuan dengan
postur tubuh dan menentukan besarnya bantuan yang mereka butuhkan. Secara umum tujuan asuhan keperawatan untuk klien dengan masalah aktivitas bervariasi,
tergantung pada diagnosa dan karakteristik masing-masing individu. Salah satu diagnosa pada masalah keperawatan aktifitas adalah intoleransi aktifitas, yang dapat
berhubungan dengan: 1. Gangguan
sistem traspor
oksigen, sekunder
gagal jantung
kongestif,atelektasis,anemia,hipovolemia,gangguan endokrin atau metabolik. 2. Ketidakadekuatan sumber energi, sekunder akibat obesitas, malnutrisi dan diet
yang tidak adekuat. 3. Peningkatan kebutuhan metabolik, sekunder stres ekstrim, nyeri,suhu yang
ekstrim, polusi udara dan sebaginya. 4. Inaktivitas, sekunder kurang motivasi.
Universitas Sumatera Utara
5. Kelelahan atau dispnu akibat penurunan curah jantungSmeltzer Bare, 2001 Kriteria hasil: individu akan meningkatkan aktivitasnya hingga tahaptetapan
aktivitas yang diharapkan. Indikator:
1. Mengidentifikasi faktor yang memperburuk intoleransi aktifitas. 2. Mengidentifikasi metode untuk menurunkan intoleransi aktifitas.
3. Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal, 3 menit setelah beraktifitas.
d. Perencanaan Keperawatan
Hampir semua klien membutuhkan bantuan dan bimbingan perawat untuk mempelajari, memperoleh, serta mempertahankan mekanika tubuh yang tepat. Dalam
hal ini perawat dapat mengajarkan anggota keluarga atau pasien berbagai teknik untuk bergerak, mengangkat tubuh atau berpindah tempat disekitar rumah sakit
Mubarak,2007. Intervensi yang disarankan dalam buku yang dibuat olehMubarak,2007 terkait
dengan intoleransi aktifitas yaitu: 1. Pantau respon klien terhadap aktifitas
a. Ukur nadi, tekanan darah, dan pernafasan saat istirahat. b. Minta klien untuk melakukan aktifitas.
c. Ukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitaslatihan dapat meningkatkan denyut nadi sekitar 50 denyutan.
d. Minta klien untuk beristirahat sebanyak 3 menit, ukur tanda-tanda vital kembali. e.
Hentikan aktifitas jika terdapat keluhan nyeri dada, vertigo atau konfusi. f. Turunkan intensitas atau durasi aktifitas jika frekuensi pernapasan meningkat
secara berlebihan setelah aktivitas. 2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
a. Tingkatkan aktivitas toleransi klien dengan memintanya melakukan aktifitas lebih lambat, atau dalam priode waktu yang lebih singkat dengan diselingi istirahat yang
lebih banyak atau dengan lebih banyak bantuan. b. Mulai lakukan latihan rentang gerak sendi sekurang-kurangnya 2xhari.
c. Dorong klien untuk melakukan latihan isometrik. d. Dorong klien untuk mengubah posisi dan mengangkat tubuhnya secara aktif jika
tidak ada kontraindikasi. e. Tingkatkan keseimbangan dan toleransi duduk secara optimal dengan
meningkatkan kekuatan otot.
Universitas Sumatera Utara
3. Kaji keadekuatan pola tidur klien. a. Rencanakan priode istirahat berdasarkan jadwal harian klien.
b. Anjurkan klien untuk istirahat selama satu jam pertama setelah melakukan aktifitas. Istirahat dapat melakukan berbagai cara: tidur sebentar, duduk dan menonton tv, atau
duduk dengan kaki ditinggikan. 4. Munculkan
sikap “ bisa melakukan” dari dalam diri. a. Identifikasi faktor yang menghambat percaya diri klienmisalnya takut
jatuh,persepsi tentang kelemahan,gangguan penglihatan. b. Rencanakan tujuan aktivitas, seperti duduk dikursi sambil makan,berjalan menuju
jendela untuk melihat pemandangan, atau berjalan kedapur untuk mengambil minuman.
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi kemajuan yang didapat. Jangan anggap remeh nilai pujian dan dukungan sebagai suatu teknik motivasi yang efektif. Dalam kasus
tertentu, akan sangat membantu jika kita membuat catatan tentang aktivitas yang telah kita lakukan untuk memperlihatkan kemajuan klien.
5. Dorong keluarga untuk menyampaikan masalahnya. 6. Beri penyuluhan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.
Setelah gagal jantung terkontrol, pasien dibimbing secara bertahap kembali kegaya hidup dan aktivitas sebelum sakit sedini mungkin.Aktivitas kegiatan hidup sehari-hari
yang harus direncanakan untuk meminimalkan priode apnue dan kelelahan.Setiap aktivitas yang menimbulkan kelelahan harus dihindari atau dilakukan adaptasi.Pasien
harus dibantu untuk mengidentifikasi stres emosional dan menggali cara-cara menyelesaikannyaSmeltzer Bare, 2001.
Dalam buku yang ditulis oleh TarwotoWartonah,2006, untuk diagnosa intoleransi aktivitas disarankan beberapa intervensi diantaranya:
1. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas Rasionalnya:merencanakan intervensi dengan tepat
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri. Rasionalnya: pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri.
3. Catat tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Rasionalnya: mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas.
4. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktifitas. Rasionalnya: meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistik.
5. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktifitas.
Universitas Sumatera Utara
Rasionalnya: membantu mengembalikan energi. 6. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet.
Rasionalnya: metabolisme membutuhkan energi. 7. Berikan pendidikan kesehatan tentang:
Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energi dan penggunaan alat bantu pergerakan.
Rasionalnya: meningkatkan pengetahuan dalam parawatan diri.
e. Evaluasi