10
2.2.2. Afiks
Menurut Ramlan 1983:48 afiks adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata yang
memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Sedangkan menurut Muslich 2007:41 afiks adalah bentuk
kebahasaan terikat yang hanya memiliki makna gramatikal yang merupakan unsur langsung suatu kata tetapi bukan merupakan bentuk dasar yang memiliki
kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru. Afiks yang letaknya berada di depan disebut prefiks. Prefiks selalu melekat di depan pada bentuk dasar seperti meN-, ber-,
di-, ter-, peN- dan seterusnya. Afiks yang letaknya berada di tengah disebut infiks. Infiks selalu melekat di tengah pada bentuk dasar seperti
–el-, -er-, -em-. Dan yang letaknya berada di belakang bentuk dasar disebut sufiks. Sufiks selalu melekat di
belakang pada bentuk dasarnya seperti –kan, -an, -i, -nya, -wan dan seterusnya.
Selain ketiga bentuk afiks tersebut ada satu lagi afiks yang disebut simulfiks. Afiks ini letaknya terpisah ada yang sebagiannya terletak di muka bentuk dasar dan
sebagaiannya terletak di belakang seperti peN-an, pe-an, per-an, ber-an, ke-an dan se-nya Ramlan 1983:51
2.2.3. Morfofonemik
Menurut Ramlan 1983:73 morfofonemik adalah mempelajari perubahan- perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem yang satu dengan
morfem yang lainnya. Morfem meN- misalnya, terdiri dari tiga fonem yaitu m, e, N. Karena akibat pertemuan morfem itu dengan morfem sapu fonem s berubah
Universitas Sumatera Utara
11 menjadi fonem y sehingga pertemuan morfem meN- dengan morfem sapu
menghasilkan kata menyapu. Demikianlah di sini terjadi proses morfofonemik yang berupaperubahan fonem ialah perubahan fonem s pada morfem sapu menjadi y.
2.2.4. Proses Pembubuhan Afiks Afiksasi
Proses pembubuhan afiks afiksasi merupakan salah satu proses morfologi. Proses pembubuhan afiks afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada satuan,
baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata baru. Proses pembubuhan afiks afiksasi dapat merubah kelas kata dan fungsi pada kata
dasar tergantung pada afiks yang melekatinya. Ramlan 1983:47 menyebutkan proses afiks adalah pembubuhan afiks pada sesuatu satuan baik satuan itu berupa
bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata. Sedangkan menurut Muslich 2007:38 proses pembubuhan afiks adalah peristiwa pembentukan
kata dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Contoh:
Penulis akan mengambil contoh kata raket pada bahasa Melayu Tamiang. me- + potong
„memotong‟ di- + potong
„dipotong‟ potong + -an
„potongan‟ potong + -kan
„potongkan‟ pe- + potong + -an
„pemotonganan Dari contoh di atas, dapat dibuktikan bahwa dengan melekatnya afiks pada
bentuk dasar menimbulkan perubahan pada kelas kata, perubahan bentuk dan
Universitas Sumatera Utara
12 perubahan arti yang dilambangkannya. Bentuk adalah satuan-satuan yang
mengandung arti, baik arti leksis maupun gramatis. Distribusi adalah kesanggupan afiks melekat pada kelas katakata dasar. Fungsi adalah kesanggupan afiks merubah
kelas kata. Sedangkan nosi adalah arti baru yang ditimbulkan oleh proses afiksasi setelah melekatnya afiks pada kata dasar. Berikut ini penulis akan menyajikan
analisis proses pembubuhan afiks berdasarkan proses morfofonemik yang terjadi pada afiks..
2.2.2. Proses Pengulangan Reduplikasi