Aspek-Aspek Kelayakan

4.5 Aspek-Aspek Kelayakan

4.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

4.5.1.1 Pemasaran Produk

Kerajinan logam merupakan warisan turun menurun sejak dahulu dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga dan sebuah produk dari UKM yang paling diandalkan untuk ekspor ke luar negeri. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh heritage yang merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat sebagai contoh misalnya kerajinan batik yang mempunyai corak sendiri- sendiri tergantung darimana asal budaya yang mempengaruhi. Pada awalnya kerajinan tembaga hanya memproduksi alat untuk memasak yang berupa kwali, dandang, wajan dan jambangan, seiring berjalannya waktu kerajinan sudah menciptakan berbagai macam variatif antara lain vas, tempat lampu, kaligrafi dan lain- lain. Kerajinan dari logam banyak diminati masyarakat karena awet Kerajinan logam merupakan warisan turun menurun sejak dahulu dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga dan sebuah produk dari UKM yang paling diandalkan untuk ekspor ke luar negeri. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh heritage yang merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat sebagai contoh misalnya kerajinan batik yang mempunyai corak sendiri- sendiri tergantung darimana asal budaya yang mempengaruhi. Pada awalnya kerajinan tembaga hanya memproduksi alat untuk memasak yang berupa kwali, dandang, wajan dan jambangan, seiring berjalannya waktu kerajinan sudah menciptakan berbagai macam variatif antara lain vas, tempat lampu, kaligrafi dan lain- lain. Kerajinan dari logam banyak diminati masyarakat karena awet

Transaksi jual beli tidak lagi hanya dilakukan di pasar tetapi bisa di toko, kios, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Barang yang dibutuhkannya pun dapat juga dipesan melalui telepon, surat atau e-mail sehingga pertemuan antara penjual dan pembeli untuk jual beli barang tidak lagi terbatas pada suatu tempat tertentu saja. Salah satu cara untuk memasarkan produk kerajinan logam yang paling bagus adalah dengan cara promosi. Promosi berhubungan dengan berbagai usaha yang bertujuan untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini antara lain Periklanan (Advertising), Penjualan Pribadi (Personal Selling ), Promosi Penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity).

· Periklanan (Advertising): Merupakan alat utama bagi

konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

· Penjualan Pribadi (Personal selling): Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya adalah personal selling yaitu: door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.

· Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

· Publisitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang · Publisitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang

usaha untuk "mensosialisasikan" atau

"memasyarakatkan ".

Dari berbagai penjelasan tentang promosi diatas usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama menerapkan: Penjualan Pribadi (Personal Selling) yaitu dengan cara menerima pesanan dari pihak konsumen dari luar kota maupun mancanegara dengan cara menghubungi pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama melalui telepon maupun mengirimkan e-mail dengan memesan barang sesuai yang diinginkan. akan tetapi dalam hal ini konsumen harus mengirimkan uang muka untuk proses pembuatan barang kerajinan logam dan harus menunggu beberapa waktu sampai barang tersebut jadi setelah itu konsumen bisa melunasi kekurangan uang muka tersebut; Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu dengan cara menitipkan produk kerajinan di hotel dan restoran yang ternama apabila ada pengunjung yang berminat bisa memesan melalui hotel maupun restoran tersebut kemudian disampaiakan kepada pemilik usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama; Publisitas (Publicity) yaitu dengan cara bekerja sama Dari berbagai penjelasan tentang promosi diatas usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama menerapkan: Penjualan Pribadi (Personal Selling) yaitu dengan cara menerima pesanan dari pihak konsumen dari luar kota maupun mancanegara dengan cara menghubungi pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama melalui telepon maupun mengirimkan e-mail dengan memesan barang sesuai yang diinginkan. akan tetapi dalam hal ini konsumen harus mengirimkan uang muka untuk proses pembuatan barang kerajinan logam dan harus menunggu beberapa waktu sampai barang tersebut jadi setelah itu konsumen bisa melunasi kekurangan uang muka tersebut; Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu dengan cara menitipkan produk kerajinan di hotel dan restoran yang ternama apabila ada pengunjung yang berminat bisa memesan melalui hotel maupun restoran tersebut kemudian disampaiakan kepada pemilik usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama; Publisitas (Publicity) yaitu dengan cara bekerja sama

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang efektif dengan mengkombinasikan komponen- komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian. Hasil kerajinan logam yang menjadi favorit para konsumen yaitu kaligrafi, bentuk vas bunga, tempat lampu, oleh karena itu kerajinan logam cukup digemari dan tidak surut menghadapi persaingan karena pusat kerajinan logam hanya ada beberapa di Indonesia dan yang paling terkenal yaitu di Desa Tumang Kabupaten Boyolali. Dengan memanfaatkan keahlian pengrajin hasil dari kerajinan logam tersebut semakin bervariatif sehingga semakin menarik minat para konsumen.

4.5.1.2 Persaingan Usaha

Persaingan merupakan hal yang wajar dalam setiap kegiatan usaha yang menghasilkan suatu produk tidak terkecuali pada kerajinan logam yang umumnya tidak mengenal monopoli karena semua pihak bebas bersaing di pasaran. Perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha adalah upaya menghasilkan produk dengan kualitas baik dan dapat diterima pasar secara luas. Tingkat persaingan dalam industri kerajinan logam dinilai masih rendah

dengan kemudahan para pengrajin memperoleh bahan baku serta pemasaran produk. Namun dengan kurangnya financial membuat para pengrajin logam skala kecil hanya memproduksi kerajinan tertentu saja yang bisa dijangkau dengan modal yang minim seperti kaligrafi dan vas bunga. Pengrajin dengan skala kecil hanya memproduksi sesuai dengan pesanan dari para konsumen lokal seperti Surakarta, Semarang dan Yogyakarta, hal ini berbeda dengan para industri skala menengah keatas yang memproduksi tidak hanya sesuai pesanan melainkan memproduksi barang-barang yang siap dijual karena sudah memiliki galeri sendiri guna memasarkan barang mereka serta untuk stok ekspor ke mancanegara.

masing-masing pengrajin logam sudah mempunyai pelanggan sendiri yang secara periodik mendatangi lokasi pengrajin untuk membeli dan memesan produk kerajinan dengan berbagai macam jenis dan ukuran sesuai keinginan mereka. Keterlibatan pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberi dampak positif dan menggairahkan usaha kerajinan logam karena mendapatkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha mereka.

4.5.1.3 Harga

Usaha kerajinan logam merupakan kegiatan yang dilaksanakan pelaku usaha agar mendapatkan keuntungan Usaha kerajinan logam merupakan kegiatan yang dilaksanakan pelaku usaha agar mendapatkan keuntungan

Tabel 5

Harga Produk Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

Sesuai Ukuran.

1 Hiasan Dinding

Rp 200.000,00

Rp 350.000,00 Rp 750.000,00

2 Kaligrafi

Rp 400.000,00 Rp 2.000.000,00

3 Lampu Gantung

Rp 200.000,00

Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00

4 Bak Mandi Rp 2.000.000,00

Rp 5.000.000,00 Rp 8.500.000,00

5 Lampu Dinding

Rp 250.000,00

Rp 600.000,00 Rp 1.500.000,00

6 Ember Spa

Rp 500.000,00 Rp 800.000,00

8 Vas Bunga

Rp 500.000,00

Rp 1.000.000,00 Rp 1.800.000,00

Sumber: Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama .

4.5.2 Aspek Teknis dan Teknologi

4.5.2.1 Lokasi Usaha

Lokasi usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama terletak di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Kerajinan ukir tembaga Mudatama memiliki 2 lokasi yang pertama dengan

luas 2000 m 2 yaitu sebagai galeri untuk memasarkan produk yang luas 2000 m 2 yaitu sebagai galeri untuk memasarkan produk yang

4.5.2.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan

Tempat untuk proses produksi pembuatan kerajinan sebenarnya cukup sederhana yang terpenting adalah luas. Pada kerajinan ukir tembaga Mudatama mempunyai lokasi yang cukup luas untuk kegiatan produksi selain memproduksi cinderamata dan ukir juga menerima pesanan pembuatan kubah yang cukup memakan tempat. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi antara lain mesin pres, mesin rol, genset dan peralatan untuk las serta mobil bak terbuka untuk pengangkutan bahan baku dan barang kerajinan untuk pengiriman ke luar negeri kerajinan ukir tembaga Mudatama menggunakan truk ekspedisi untuk mengangkut dari lokasi produksi menuju ke pelabuhan.

Tabel 6

Fasilitas Produksi dan Peralatan Kerajinan Ukir Tembaga

1 Mesin Pres

Buah

2 Mesin Rol

Sumber: Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

4.5.2.3 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam kerajinan logam antara lain tembaga, kuningan dan alumunium. Bahan baku yang digunakan berupa lempengan dengan ukuran 2x1 m 2 yang pembeliannya dari Surabaya. Dalam pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan juga pesanan konsumen rata-rata sebanyak 10 lembar biasanya pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama patungan dengan pemilik kerajinan lainnya.

4.5.2.4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam produksi kerajinan ukir tembaga Mudatama berjumlah 26 orang. Tenaga kerja tersebut dibedakan menjadi tenaga ahli berjumlah 5 orang dengan gaji harian sebesar Rp 45.000,00 dan yang lainnya tenaga kerja serabutan dengan gaji perharinya Rp 20.000,00 - Rp 25.000,00. Pada umumnya tenaga kerja yang terlibat berasal dari warga sekitar. Secara umum tidak ada spesialisasi tingkat pendidikan minimum tertentu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terlibat dalam kegiatan kerajinan logam ini. Meskipun demikian pengetahuan tentang teknik ukir dan yang lainnya harus benar- benar dipahami oleh pengrajin terkait bentuk dan model benda yang akan dibuat. Lebih jauh pemahaman ini akan membantu pengrajin dalam membuat barang kerajian yang bagus.

4.5.2.5 Proses Produksi Kerajinan Logam

Kerajinan tembaga melalui beberapa tahap yang panjang baik itu dari proses penempaan pemahatan/pengukiran dan tahap finishing . Semua dilakukan agar produk kerajinan tembaga yang dihasilkan juga maksimal dan bernilai seni tinggi. Berikut proses dan tahap pembuatan dari kerajinan logam:

Gambar 2: Proses Pembuatan Kerajinan Logam.

· Pemilihan Bahan Baku

Pemilihan bahan baku yang akan dibuat kerajinan disesuaikan dengan pesanan para pembeli. Adapun bahan baku yang digunakan berupa Kuningan, Tembaga dan Aluminium. Pembelian bahan baku logam biasanya

Bahan Baku

Penempaan

Pemahatan dan Pengukiran

Pengecatan dan

Finishing

Pemilihan Bahan Baku

berwujud plat atau lempengan dengan ukuran 2x1 m 2

dengan ketebalan 0,5 mm sampai dengan 0,7 mm. · Penempaan

Setelah pemilihan bahan baku proses berikutnya yaitu penempaan menjadi bentuk dalam proses ini membutuhkan tenaga yang cukup besar karena biasanya menggunakan tenaga manusia untuk menempa lempengan menjadi sebuah tempat apakah keramik atau bentuk lain.

· Pemahatan dan Pengukiran

Setelah di bentuk kemudian dipahat dan diukir prosesnya cukup sulit karena tembaga memiliki tingkat kekerasan yang jauh berbeda dibandingkan kerajinan yang lainnya karena sifat dari logam yang cukup keras sehingga memerlukan tenaga yang ahli dalam proses ini.

· Pengecatan dan Finishing

Setelah ukiran jadi selanjutnya tahap finishing yang termasuk disini adalah memperhalus dengan amplas dan pengecatan dengan larutan kimia agar warnanaya menjadi bagus kemudian dijemur sampai kering.

4.5.3 Aspek Lingkungan

Aspek kelayakan usaha yang berkaitan dengan aspek AMDAL perlu dianalisis. Karena aspek usaha erat kaitannya

pengambilan keputusan seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 PP 27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan). Tujuan dan sasaran AMDAL adalah Untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang negatif, serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien.

Pada kegiatan produksi ukir tembaga sebenarnya tidak begitu mencemari lingkungan karena proses pembuatan kerajinan hanya menggunakan metode tradisional yaitu dengan kerajinan sesuai keinginan, sehingga sampah yang dihasilkan yaitu berupa potongan- potongan tembaga maupun kuningan yang kemudian dijual kepada pengepul barang bekas untuk dijual kembali. Kegiatan yang mungin dapat mencemari lingkungan yaitu pada proses Pada kegiatan produksi ukir tembaga sebenarnya tidak begitu mencemari lingkungan karena proses pembuatan kerajinan hanya menggunakan metode tradisional yaitu dengan kerajinan sesuai keinginan, sehingga sampah yang dihasilkan yaitu berupa potongan- potongan tembaga maupun kuningan yang kemudian dijual kepada pengepul barang bekas untuk dijual kembali. Kegiatan yang mungin dapat mencemari lingkungan yaitu pada proses

4.6.4 Aspek Keuangan

Untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang

diperoleh dari bank maka perlu dilakukan analisa aspek keuangan. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan sentra kerajinan logam.

4.6.4.2 Analisa Keuntungan

Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya penerimaan tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh, sedangkan selisih penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.

Tabel 7

Analisa Keuntungan Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

Tahun 2007-2011

(dalam .000,00)

Thn Pendapatan

Pengeluaran

Keuntungan Biaya Tetap Biaya Variabel

Rp 232.800,- Rp 440.900,-

Rp 248.890,- Rp 429.631,-

Rp 246.890,- Rp 441.270,-

Rp 263.450,- Rp 431.600,-

Rp 250.300,- Rp 443.287,-

Jml

Rp 4.915.377,- Rp 1.486.359,- Rp 1.242.330,- Rp 2.186.688,-

Sumber: Data Primer diolah.

– TC

= Rp 2.186.688.000,00

Dari Tabel di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan yang diperoleh sentra kerajinan ukir tembaga Mudatama selama lima tahun sebesar Rp 2.186.688.000,00. Nilai ini merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai ini merupakan keuntungan yang diperoleh setelah pengurangan biaya penyusutan.

4.6.4.2 Analisa Kelayakan Investasi.

Modal kerja perseroan berasal dari pinjaman adalah sebesar Rp 600.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan modal yang modal pribadi sebesar Rp 350.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Dalam masalah-masalah yang menyangkut dengan keuangan. memerlukan dana investasi yang berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan tingkat bunga

8% pertahun yang diperkirakan akan kembali dalam waktu 4 tahun. Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 1998 cukup berdampak pada perekonomian Indonesia dan berdampak juga pada penjualan kerajinan ukir tembaga Mudatama. Namun pada awal tahun 2000 penjualan kerajinan ukir tembaga Mudatama telah menunjukan pemulihan secara perlahan hingga saat ini. Berikut ini data pendapatan tahun 2007 hingga 2011 rencana investasi biaya operasional dan biaya tetap.

4.6.4.3 Manfaat (Benefit)

a. Estimasi Pendapatan atau Manfaat

Manfaat yang dimaksud adalah manfaat yang dihasilkan dari setiap produksi yang dilakukan oleh Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama yang bermanfaat bagi pemerintah daerah Boyolali dan masyarakat Tumang Kecamatan Cepogo pada umumnya.

1. Manfaat Langsung

Manfaat langsung ini merupakan pendapatan yang diterima pemerintah Kabupaten Boyolali yang berasal dari pajak yang dikenakan pada usaha tersebut setiap setahun sekali yaitu 2% dari pendapatan, selain itu juga meberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Tumang.

2. Manfaat Tidak Langsung

Manfaat tidak langsung ini merupakan manfaat yang diterima masyarakat Desa Tumang Kecamatan Cepogo dari adanya kerajinan ukir logam tersebut seperti tujuan wisata seni di Kabupaten Boyolali.

Tabel 8

Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

Sumber: Data Primer diolah.

b. Biaya (Cost)

1. Pembelanjaan Investasi Barang Modal

Total dana yang dibutuhkan pemilik Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama untuk memulai kegiatan produksi ini dengan modal kerja Rp 950.000.000,00. Modal ni berasal dari modal pinjaman

bank dengan bunga 8% pertahun.

No

Tahun

Pendapatan

1 2007

Rp 965.300.000,00

2 2008

Rp 970.850.000,00

3 2009

Rp 987.090.000,00

4 2010

Rp 995.750.000,00

5 2011

Rp 996.387.500,00

Tabel 9

Rencana Investasi Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

(dalam .000,00)

No

Jenis Asset Jml

Umur Ekonomis Nilai Asset

Nilai Asset Pertahun

1 Bangunan

1 20 Tahun Rp 200.000,- Rp 10.000,-

2 Genset

1 5 Tahun

Rp 5.000,- Rp 1.000,-

3 Mesin pres

1 5 Tahun

Rp 3.000,- Rp 600,-

4 Mesin rol

2 5 Tahun

Rp 8.000,- Rp 1.600,-

5 Mobil

1 5 Tahun Rp 130.000,- Rp 26.000,-

6 Modal Kerja

Sumber: Data Primer diolah.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya-biaya administratif di luar modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional produksi, termasuk didalamnya biaya promosi dan pemasaran, teknis dan teknologis. Keseluruhan biaya operasional merupakan tanggung jawab pemilik Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.

Tabel 10 Biaya Tetap Kerajinan UkirTembaga Mudatama Keterangan

Jumlah

Biaya Gaji (Tenaga Ahli) 5 orang Rp 6.750.000,00 x 12

RP 81.000.000,00

Biaya Gaji (Tenaga Serabutan) 21 orang Rp 2.940.000,00 x 12

Rp 189.000.00,00

Biaya Gaji Sekretaris Rp 800.000,00 x 12

Rp 9.600.000,00

Biaya Gaji Pembantu Rumah Tangga 2 orang Rp 1.000.000,00 x 12

Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama

Tabel 11 Biaya Operasional Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Keterangan

Jumlah

Biaya Telepon Rp 800.000,00 x 12

Rp 9.600.000,00

Biaya Listrik Rp 600.000,00 x 12

Rp 7.200.000,00

Biaya Operasional (BBM. Perawatan dll) Rp 5.000.000,00 x 12

Rp 60.000.000,00

Biaya pengiriman barang ke luar dan dalam negeri Rp 10.000.000,00 x 12

Rp 120.000.000,00

Biaya lain-lain Rp 3.000.000,00 x 12

Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama

c. Pajak untuk UKM

Menurut Direktorat Jendral Pajak kebijakan pajak untuk UKM ini adalah untuk memberikan edukasi kepada pelaku UKM bahwa para pelaku UKM berkewajiban untuk membayar pajak meskipun tarif yang dikenakan kecil, karena semakin lama usaha mereka semakin besar. Tarif pajak untuk UKM mulai tahun 2012 yaitu:

1) UKM dengan omset dibawah Rp 300.000.000,00 pertahun dikenakan pajak sebesar 0,5% dari omset yang diperoleh.

2) UKM dengan omset antara Rp 300.000.000,00 – Rp 4.800.000.000,00 pertahun dikenakan pajak sebesar 2% dari omset yang diperoleh.

3) UKM dengan omset diatas Rp 4.800.000.000,00 dikenakan

Tabel 12 Perhitungan EAT

(dalam .000,00)

Thn Pendapatan

Total Biaya

Earning Before Tax

(EBT)

Tax 2%

Earning After Tax (EAT)

Rp 19.306.- Rp421.594.-

Rp 19.417.- Rp410.214.-

Rp 19.742.- Rp421.528.-

Rp 19.915.- Rp411.685.-

Rp 19.928.- Rp423.360.-

TOTAL

Rp2.088.361.-

Sumber: Data primer diolah.

Tabel 13

Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama

(dalam .000,00)

Tahun

Earning After

Tax (EAT)

Depresiasi

Arus Kas Bersih (AKB)

Sumber: Data primer diolah

4.6.4.4 Metode Payback Period(PBP)

Metode ini digunakan untuk menghitung berapa lama jangka waktu pengembalian modal tersebut dapat kembali. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Investasi

Rp 989.200.000,00

AKB I

(Rp 417.674.000,00)

proceed

Rp 571.526.000,00

AKB II

(Rp 406.294.000,00)

proceed

Rp 165.232.000,00

AKB III

(Rp 417.608.000,00)

-Rp 252.376.000,00

Jadi AKB tahun ke III sebesar Rp 417.608.000,00 sudah menutupi pengeluran rutin sebesar Rp 165.232.000,00

Jadi perhitungan payback period dapat disimpulkan bahwa modal kembali dalam jangka waktu 3 tahun 5 bulan.

4.6.4.5 Menghitung NPV (Net Present Value)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya-biaya. PV disini sebenarnya adalah singkatan dari present value. Dalam analisis rumus ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran dan penerimaan tercatat dengan rapi dari tahun ke tahun. Tetapi yang masuk dalam analisis hanyalah hasil bersih dari tahun ke tahun, oleh karenanya rumus untuk present value ialah (Mugi Raharjo, 2010,128):

Tabel 14 Perhitungan NPV (Net Present Value)

(dalam .000,00)

Thn

Biaya Investasi

Pendapatan

Total Biaya

Net Benefit

DF 8%

Present Value

0 Rp 989.200.-

-Rp 989.200.- 1,000 -Rp 989.200.-

1 Rp 965.300.-

Rp 524.400.-

Rp 440.900- 0,926 Rp 408.273.-

2 Rp 970.850.-

Rp 541.219-

Rp 429.631- 0,857 Rp 368.194.-

3 Rp 987.090.-

Rp 545.820.-

Rp 441.270.- 0,794 Rp 350.368.-

4 Rp 995.750.-

Rp 564.150-

Rp 431.600.- 0,735 Rp 317.226.-

5 Rp 996.387.-

Rp 553.100.-

Rp 443.287.- 0,681 Rp 301.878.-

Jumlah

Rp 756.740.-

Sumber: Data primer diolah

NPV

= Rp 756.740.000,00

Dari perhitungan diatas NPV-nya bernilai postif dan nilainya > 0. Berarti rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh kerajinan ukir tembaga Mudatama dapat diterima.

4.6.4.6 Menghitung IRR ( Internal Rate of Return )

Tingkat pengembalian internal atau dikenal dengan Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu teknik untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi. Internal Rate of Return (IRR) menunjukkan bahwa tingkat bunga yang akan menghasilkan

Tabel 15 Perhitungan IRR

(dalam .000,00)

Tahun

Net Benefit

Sumber: Data primer diolah.

NPV NPV NPV

IRR r

Nilai IRR yang diterima adalah 24% lebih besar dari bunga pinjaman sebesar 8% maka IRR diterima.

4.6.4.7 Benefit Cost Ratio

Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila BCR > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya BCR < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

Tabel 16 Perhitungan BCR

1 Rp965.300.- 0,926

Rp893.868.- Rp524.400.-

0,926 Rp485.594.-

2 Rp970.850.- 0,857

Rp832.018.- Rp541.219.-

0,857 Rp463.825.-

3 Rp987.090.- 0,794

Rp783.749.- Rp545.820.-

0,794 Rp433.381.-

4 Rp995.750.- 0,735

Rp731.876.- Rp564.150.-

0,735 Rp414.650.-

5 Rp996.387.- 0,681

Rp678.539.- Rp553.100.-

Sumber: Data primer diolah.

= 1,8

Dari hasil perhitungan Benefit Cost Ratio hasilnya adalah 1,8. Berarti usul investasi usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama layak dilakukan atau diterima karena syarat BCR diterima adalah > 1.

PV C PV B BCR

, 000 . 111 . 174 . 2 .

, 000 . 051 . 920 . 3 .