DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA MUDATAMA DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH SKRIPSI

Di susun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Studi Strata Satu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DWI WIDI NUGROHO F1110008 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

ABSTRAKSI DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY CENTRAL JAVA

DWI WIDI NUGROHO F1110008

The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality.

This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper MudatamaCepogoBoyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects.

The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and

5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8.

Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made.

Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deskripsi Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Desa Cepogo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata S1 Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Suryanto, SE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi petunjuk dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Dr. Mugi Raharjo, M.Si dan Bapak Drs. Akhmad Daerobi, M.Si selaku penguji skripsi yang memberikan masukan untuk menuju yang lebih.

5. Segenap Dosen dan seluruh Staf Kantor TU Program Strata Satu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah membantu proses pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian.

6. Sahabat-sahabatku Dani, Alvian (Asololey), Setiawan (Tengkleng), Habibi, Taufik 6. Sahabat-sahabatku Dani, Alvian (Asololey), Setiawan (Tengkleng), Habibi, Taufik

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran

terhadap segala kekurangan yang ada, sangat penulis harapkan dan penulis mengucapkan terima kasih, penulis berharap semoga skripsi ini turut memberikan sumbangan manfaat betapapun kecilnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Desember 2012

DWI WIDI NUGROHO

JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

i ii iii iv

v vi vii ix xi

xii xiii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri Kecil

2.2 Pengelompokan Industri

2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

2.4 Analisa Keuntungan

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.3 Metode Pengambilan Data

3.4 Metode Analisa Data

BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.2 Ganbaran Umum Sentra Kerajinan Logam Desa Cepogo

4.3 Sejarah Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

4.4 Pola Pembiayaan

4.5 Aspek-aspek Kelayakan

BAB V KESIMPULAN dan SARAN DAFTAR PUSTAKA

1. Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011

2. Jumlah Penduduk Di Kecamatan Cepogo

3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

4. Jumlah Pengrajin Logam Di Kecamatan Cepogo

5. Harga Produk Kerajinan 53

6. Fasilitas Produksi dan Peralatan 54

7. Analisa Keuntungan

8. Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

9. Rencana Investasi Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama

10. Biaya Tetap

11. Biaya Variabel

12. Perhitungan EAT

13. Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama

14. Perhitungan NPV

15. Perhitungan IRR dan PV AKB Kedua

16. Perhitungan BCR

1. Proses Pembuatan Kerajinan Logam

56

1. Surat Pernyataan

2. Pendapatan Tahun 2007-2011

3. Analisa Keuntungan

4. Perhitungan PV Dengan Diskon Faktor 8%

5. Perhitungan Pajak Per Tahun

6. Biaya Operasional

7. Biaya Tetap

ABSTRAKSI DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY CENTRAL JAVA DWI WIDI NUGROHO F1110008

The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality.

This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper Mudatama Cepogo Boyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects.

The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and 5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8.

Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made.

Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia secara keseluruhan. Guna mencapai tujuan tersebut. maka pembangunan dibagi dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial yang dilaksanakan secara bertahap dan terpadu yang diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi alam maupun potensi manusianya. Dalam rangka mengembangkan potensi-potensi tersebut agar lebih rasional dan terarah diperlukan informasi-informasi yang cukup dan dapat dipercaya sehingga setiap permasalahan yang dihadapi dapat dikaji lebih teliti mendalam serta direncanakan cara-cara pemecahan yang lebih baik dan tepat.

Tingginya tingkat pengangguran pada masa sekarang ini menandakan belum mampunya pemerintah atau badan usaha swasta dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang terus bertambah. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka cepat atau lambat akan mempengaruhi perekonomian suatu daerah secara khusus dan perekonomian nasional secara umum dan juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara umum. Pembangunan sektor industri dewasa ini mendapat perhatian besar dari pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang Tingginya tingkat pengangguran pada masa sekarang ini menandakan belum mampunya pemerintah atau badan usaha swasta dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang terus bertambah. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka cepat atau lambat akan mempengaruhi perekonomian suatu daerah secara khusus dan perekonomian nasional secara umum dan juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara umum. Pembangunan sektor industri dewasa ini mendapat perhatian besar dari pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang

Hubungan antara pembangunan pertanian dan industri didalam masalah ketenagakerjaan bukan saja penting tetapi mempunyai arti yang luas dan strategis. Karena pembangunan pertanian dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh pembangunan industri dan sebaliknya pembanguunan industri dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh keberhasilan pembangunan pertanian. Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi yang berat sebelah pada produksi bahan mentah dan hasil-hasil pertanian kearah struktur yang lebih seimbang dan serasi. Pembangunan industri juga diarahkan untuk lebih meningkatkan peranan industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu produksi. Dengan berkembangannya industri kecil akan meningkatkan pula pendapatan pengusaha dan pengerajin industri kecil, serta kemampuannya untuk memasarkan dan mengekspor hasil-hasil produksinya (Umar, 2005). Dalam upaya mengatasi hal-hal yang disebutkan di atas yaitu penerapan tenaga kerja maka sektor industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor industri dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil. Karena industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja Pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor industri dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil. Karena industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja

Sebagaimana kita ketahui bersama kegiatan industri membutuhkan supply tenaga kerja dari sektor pertanian. Sebaliknya disektor pertanian untuk kelangsungan kegiatan usahanya menghendaki agar tambahan angkatan kerja yang dihasilkan oleh keluarga petani tidak masuk lagi kedalam sektor pertanian. Dengan kata lain. diharapkan agar sebagian besar tenaga kerja ini dapat terserap oleh sektor-sektor lain diluar pertanian misalnya industri. khususnya industri kecil.

Beberapa alasan mengapa prioritas utama diberikan bagi pembangunan industri kecil pedesaan dapatlah disebutkan sebagai berikut: - Karena letaknya didaerah pedesaan. maka diharapkan tidak akan menambah jumlah migrasi ke kota atau dengan kata lain dapat mengurangi urbanisasi.

- Sifatnya yang padat tenaga kerja memberikan kemampuan serap

lebih besar. - Masih dimungkinkan bagi tenaga kerja yang terserap untuk kembali berburuh tani dalam usahatani khususnya menjelang dan saat-saat sibuk karena letaknya berdekatan, dan

- Penggunaan teknologi yang sederhana mudah dipelajari atau

dilaksanakan. Keberadaan industri kecil ternyata dapat memberikan manfaat

sosial antara lain manfaat pertama: industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Manfaat kedua: industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilitas tabungan domestik.

Adapun manfaat ketiga: industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak disediakan industri besar dan sedang. UMKM Kabupaten Boyolali terdiri dari 42 persen dengan skala mikro, 32 persen skala kecil dan 26 persen skala menengah. Rata-rata umur usaha UMKM di kabupaten Boyolali adalah 14 tahun.

Tabel 1

Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011

No

Sektor UMKM

2 Industri Pengolahan

Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2011

Kabupaten Boyolali memiliki keterbatasan dalam pengembangan usahanya (76 persen). Beberapa faktor pembatas pengembangan usaha tersebut antara lain yaitu: persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan luar negeri), penyelundupan, kebjakan ekonomi, kebijakan harga, penguasaan teknologi, permodalan dan manajerial. Sementara itu, jumlah UMKM yang bermitra dengan bank dalam pengembangan usaha hanya 35 persen dari total UMKM yang disurvei. Selain itu, sekitar 39 persen UMKM di Kabupaten Boyolali telah mengikuti pembinaan dalam mengembangkan usaha. Beberapa jenis pembinaan tersebut antara lain yaitu: pembinaan teknis, manajemen, pemasaran, promosi dan bantuan modal. Potensi perkembangan produk UMKM di Kabupaten Boyolali masih potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi siklus produk UMKM di Kabupaten Boyolali yang 36,5 persen berada dalam kondisi berkembang dan 38,5 persen dalam kondisi matang.

Industri kecil dan kerajinan rumah tangga sangat beragam banyaknya. Diantara industri kecil yang cukup dikenal yang berada dipedesaan adalah usaha kerajinan logam. Produk kerajinan logam cukup potensial untuk dikembangkan berhubungan dengan pangsa pasar yang cukup besar seiring dengan pertumbuhan penduduk dan laju pembangunan. Usaha kerajinan logam peranannya sangat besar bagi masyarakat yaitu antara lain sebagai alternatif penciptaan dan perluasan kesempatan kerja peningkatan pendapatan kepada setiap pemilik faktor Industri kecil dan kerajinan rumah tangga sangat beragam banyaknya. Diantara industri kecil yang cukup dikenal yang berada dipedesaan adalah usaha kerajinan logam. Produk kerajinan logam cukup potensial untuk dikembangkan berhubungan dengan pangsa pasar yang cukup besar seiring dengan pertumbuhan penduduk dan laju pembangunan. Usaha kerajinan logam peranannya sangat besar bagi masyarakat yaitu antara lain sebagai alternatif penciptaan dan perluasan kesempatan kerja peningkatan pendapatan kepada setiap pemilik faktor

Bertolak dari uraian diatas penulis mencoba untuk mengadakan penelitian terhadap Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama yang merupakan salah satu industri kerajinan logam yang terbesar di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Adapun faktor input dalam penelitian ini dibatasi pada aspek ekonomi dan keuangan yang meliputi dana modal tetap dan pinjaman.

1.2 Perumusan Masalah

Sudah menjadi kenyataan yang sukar untuk dibantah tidak semua industri kecil yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun pemerintah dapat mencapai hasil yang seperti diharapkan semula. Memang tidak sedikit jumlah industri kecil yang dapat beroperasi dengan baik sejak

permulaan. Tetapi tidak sedikit pula industri kecil yang baru dalam masa pembangunan saja telah keburu bangkut. Industri kecil yang bangkrut tidak begitu saja dihapuskan tanpa menderita kerugian besar bagi pemiliknya. Hal tersebut dapat disebabkan:

- Pemilik atau pelaksana pembangunan tidak memahami dengan jelas syarat teknis apa yang harus mereka penuhi akibatnya bilamana selama tahap pembangunan muncul masalah teknis yang berada di luar jangkauan mereka, maka pelaksanaan proyek menjadi terkatung-katung.

- Pimpinan pelaksanaan kurang ahli tidak jujur atau kurang

bertanggung jawab. - Rencana pembangunan tidak cukup matang desain teknis kurang

sempurna. - Salah dalam penentuan bahan peralatan tenaga kerja inti. - Kebutuhan biaya pembangunan ternyata lebih tinggi daripada yang

dianggarkan. - Timbul perubahan ekonomi keuangan. sosial atau politik negara

yang tidak menguntungkan. - Timbul bencana alam didaerah lokasi industri.

Di sisi lain industri yang selamat selama tahap pembangunan dapat pula tidak lancar operasinya karena hal-hal berikut: - Pemasaran produk yang dihasilkan tidak dapat berjalan dengan

lancar. - Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan bahan pembantu. - Harga bahan baku dan pembantu jauh lebih tinggi dari pada yang

diperhitungkan semula. - Kesulitan dalam pengadaan dana modal kerja. - Kondisi atau kapasitas produksi, faktor produksi yang

dipergunakan jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari yang semestinya dengan akibat proyek tidak beroperasi secara ekonomis.

- Proyek tidak mampu menarik tenaga pimpinan dan ahli yang

diperlukan. - Hubungan kerja antara antara pimpinan dan karyawan tidak tidak harmonis sehingga produktivitas kerja menjadi rendah. - Industri tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang layak. Bidang usaha tersebut terdiri dari berbagai macam sektor maka tidak dapat diharapkan hanya satu macam pola studi yang dapat dipergunakan untuk meneliti semua jenis industri dari semua sektor usaha. Walaupun demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa analisis pengembangan industri kecil mencakup Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan serta Aspek Ekonomi dan Keuangan.

Setelah diuraikan seperti yang diatas yang mengacu pada Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan serta Aspek Ekonomi dan Keuangan kemudian muncul pertanyaan apakah dengan menggunakan aspek-aspek tersebut mampu mengembangkan industri kecil sesuai yang diharapkan dan menganaisis keuangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah. maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Tujuan

a. Untuk mendiskripsikan tentang aspek-aspek non financial yang digunakan dalam pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

b. Untuk menganalisis keuangan yang bermanfaat dalam pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

1.3.2 Manfaat penelitian

a. Sebagai salah suatu bahan masukan yang bermanfaat bagi kepentingan usaha pembinaan dan pengembangan industri kecil khususnya yang berada didaerah penelitian.

b. Sebagai salah satu sumber acuan ilmiah bagi kepentingan penelitian lanjutan dalam kepentingan yang sama atau terkait.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri Kecil

Menurut Sudarman (1992,6) yang dimaksud dengan industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang menghasilkan barang sejenis. sedangkan menurut BPS yang dimaksud dengan perusahaan industri adalah suatu unit produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah/mengolah bahan baku mentah atau setengah jadi secara mekanis/non mekanis atau kimiawi sehingga menjadi barang produk baru yang sifatnya lebih dekat kepada konsumen terakhir dan lebih tinggi nilainya.

Sedangkan ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar perilaku dan kinerja pasar (Jaya, 1994:23). Batasan industri kecil sampai saat ini belum ditetapkan secara baku dan tegas. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan didasarkan pada kriteria investasi yaitu atas dasar nilai investasi di luar gedung dan tanah sebesar tujuh puluh juta rupiah (Rp 70.000.000,00) atau investasi tidak lebih dari Rp 625.000,00 per tenaga kerja. Kemudian perbankan memberikan batasan serah terima kredit pada maksimum seratus juta rupiah (Rp 100.000.000,00).

Menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian pengertian industri adalah kegitan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengertian dari industri yaitu suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentuyang melakukan kegiatan mengubah bahan baku mesin kimia atau dengan tanganmenjadi produk baru atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.

Menurut undang-undang No. 9 tahun 1995 disebut usaha kecil adalah usaha yang: - Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha. - Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 milyard rupiah. - Dimiliki oleh warga negara Indonesia. - Berbentuk usaha orang perorangan. badan usaha yang berbadan

hukum termasuk koperasi. - Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.

2.2 Pengelompokan Industri

Menurut departemen perindustrian, industri nasional di indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:

a. Industri dasar

Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam dasar (IMLD) maupun kelompok industri kimia dasar (IKD), sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan lain sebagainya. Kelompok IKD yang merupakan kelompok industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri karet alam, industri pestisida, dan lain sebagainya. Namun jika dilihat dari misinya industri dasar mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

membantu penjualan

struktur organisasi yang bersifat padat modal.

b. Industri kecil

Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan tembakau), industri sandang seperti tekstil terbuat dari kulit ( tekstil, pakaian jadi, serta barang yang berbahan dasar terbuat dari kulit), industri kimia, dan industri bangunan. Selain itu dalam industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam seperti mesin-mesin listrik,alat-alat ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Kelompok industri kecil ini dapat diharapkan Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan tembakau), industri sandang seperti tekstil terbuat dari kulit ( tekstil, pakaian jadi, serta barang yang berbahan dasar terbuat dari kulit), industri kimia, dan industri bangunan. Selain itu dalam industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam seperti mesin-mesin listrik,alat-alat ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Kelompok industri kecil ini dapat diharapkan

c. Industri hilir

Merupakan sekelompok aneka industri (AI) yang meliputi industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas. Industri ini merupakan aneka industri yang mempunyai misi meningatkan pertumbuhan ekonomi atau pemerataan serta memperluas kesmpatan kerja.

2.2.1 Menurut ekstensi dinamisnya

Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi menjadi tiga antara lain:

a. Industri lokal

Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang menguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan yang bersifat subsistem. Dalam target pemasarannya yang terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada kelompok industri lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan kurang menonjol.

b. Industri sentra

Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi satuan usahanya tergolong kedalam kecil akan tetapi ini membentuk suatu pengelompokkan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang produksi yang sejenis.

c. Industri mandiri

Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi

produksi yang tinggi. Dalam relative tidak tergantung pada peranan pedagang perantara.

2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis ini tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung. Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen

dan sumber daya manusia. aspek hukum dan legalitas, serta aspek keuangan dan ekonomi. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Faktor yang membuat studi kelayakan bisnis ini mengalami kesalahan diantaranya: data dan informasi yang didapat kurang lengkap, tidak teliti, salah perhitungan, pelaksanaan pekerjaan salah, kondisi lingkungan sekitar maupun unsur sengaja oleh pembuatnya (Sugiharto, 2010).

Menurut Mugi Raharjo (2010), studi kelayakan (feasibility) adalah langkah terakhir yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan proyek. Umumnya studi kelayakan merupakan formulasi dari apa yang telah dipikirkan perencanaan proyek. Hasil studi kelayakan bisa positif maupun negatif, bila jawaban studi kelayakan positif maka proyek dapat dibangun,sedangkan bila negatif seyogyanya tidak dibangun.

2.4 Analisa Keuntungan

Beberapa metode analisis usaha yang biasa dipakai untuk menguji keuntungan yang diperoleh suatu usaha adalah analisis pendapatan usaha dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio) (Soekartawi,1995). Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi Beberapa metode analisis usaha yang biasa dipakai untuk menguji keuntungan yang diperoleh suatu usaha adalah analisis pendapatan usaha dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio) (Soekartawi,1995). Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi

– TC

Keterangan:

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total Cost (Total Biaya)

Kriteria yang digunakan: - Apabila penerimaan total > biaya total, maka usaha dikatakan

untung.

- Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi.

- Apabila penerimaan total < biaya total, maka usaha dikatakan

rugi.

2.5 Analisa Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk melihat besarnya manfaat yang diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.

yang sangat besar sehingga diperlukan sikap kehati-hatian dalam perencanaan dan pelaksanaanya. Sehingga dengan melakukan analisis kelayakan ini akan menghasilkan suatu proyek atau usaha yang menguntungkan. Kadariah (1999) menyatakan bahwa analisis investasi dilakukan untuk menunjukkan dan membahas apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan dengan melihat umur investasi, nilai waktu uang (Time Value of Money) serta perubahan-perubahan yang terjadi baik dari segi input maupun output usaha tersebut. Untuk melakukan studi kelayakan investasi

terlebih dahulu harus menentukan dan mempertimbangkan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Aspek- aspek ini digunakan secara bersama-sama dan semua aspek-aspek ini saling berhubungan jika suatu putusan mengenai satu aspek maka akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek lain. Ada beberapa aspek yang digunakan sebagai bahan evaluasi pada analisis kelayakan investasi yaitu : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, manajemen proyek industri, aspek ekonomi dan keuangan. Selain beberapa aspek tersebut ada analisis yang menitikberatkan pada pengunaan aspek-aspek diatas yaitu analisis finansial.

2.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Soeharto (1995,77) aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam pengembangan industri kecil. Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan proyek yang

akan datang diperkirakan dengan cermat. Analisis aspek pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti di kemudian hari industri kecil dapat terancam kesulitan yang timbul karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Kekurangan permintaan produk mengakibatkan mesin dan peralatan bekerja dibawah kapasitas produksinya, jumah karyawan menjadi berlebihan organisasi perusahaan tidak sepadan, beban biaya tetap menjadi berat. Dari segi pemasaran produk dapat diharapkan bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat dipasaran serta dapat menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan.

2.5.2 Aspek Teknis dan Teknologis

Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini sangat penting dan harus dibuat secara jelas agar analisa secara teknis dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek dapat berjalan dengan lancar apabila aspek secara teknis dapat dilakukan. Manfaat lain penggunaan analisa secara teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini sangat penting dan harus dibuat secara jelas agar analisa secara teknis dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek dapat berjalan dengan lancar apabila aspek secara teknis dapat dilakukan. Manfaat lain penggunaan analisa secara teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus

Menurut Soeharto (1995), aspek teknis dan teknologis dapat ditentukan besar proyek dalam kapasitas produksi ekonomis yang paling ideal serta jenis teknologi kemudian diajukan pilihan mesin dan peralatan yang diperlukan. Banyak proyek industri mempergunakan bahan baku dan pembantu dengan standar teknis tertentu, ada kalanya harus didatangkan dari luar negeri. Untuk menghindarkan kesulitan operasi karena kekurangan bahan, maka dalam studi kelayakan proyek harus diperoleh informasi tentang jenis dan jumlah bahan baku dan pembantu yang dibutuhkan untuk tiap tingkat kegiatan produksi yang direncanakan. Selain itu wajib pula diketahui bagaimana dan dari mana kedua golongan bahan baku tersebut dapat diperoleh.

2.5.3 Aspek Lingkungan

Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada suatu taraf budaya manusia menganggap dirinya mampu menguasai dan memanipulir alam lingkungan yang merugikan manusia itu sendiri. Akibat dari pembangunan yang Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada suatu taraf budaya manusia menganggap dirinya mampu menguasai dan memanipulir alam lingkungan yang merugikan manusia itu sendiri. Akibat dari pembangunan yang

Dengan adanya berbagai masalah tersebut timbul pemikiran baru bahwa pemecahan masalah – masalah akibat pembangunan tidaklah cukup hanya dengan ilmu dan teknologi, akan tetapi harus melalui pemahaman hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya secara menyeluruh. Pertimbangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kemampuan daya dukungnya karena berfungsi sebagai; sebagai ruang tempat tinggal manusia; sebagai sumberdaya hayati maupun non hayati yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.

2.5.4 Aspek Ekonomi Dan Keuangan

Menurut Ibrahim (2003,87) pengkajian aspek ekonomi dan keuangan diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan proyek. Aspek ekonomi dan keuangan ini menyangkut terutama membandingkan antara pengeluaran uang dengan penerimaan atau pendapatan, yaitu apakah dana yang diperlukan dalam proyek tersebut akan

terjamin, apakah proyek tersebut akan mampu untuk mengembalikan dana tersebut dan apakah proyek tersebut akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah,1999). Dana untuk membangun industri lazim disebut dana modal tetap, dipergunakan antara lain untuk membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pembangunan industri serta pengadaan pengadaan dana modal tetap itu sendiri, misalnya bunga pinjaman selama masa pembangunan proyek. Dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi proyek setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja.

Dalam perhitungan jumlah dana keseluruhan proyek jumlah modal kerja dihitung secara netto dalam arti jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh harga lancar dikurangi dengan jumlah hutang jangka pendek yang diharapkan dapat diperoleh dari pihak ketiga. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007,97) dalam aspek keuangan dan ekonomi terdapat lima kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi yaitu Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Average Rate of Return (ARR), Internal Rate of Return (IRR), Profibility Index (PI), serta berbagai rasio keuangan seperti

rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.

2.6 Penelitian Terdahulu

Arifin (2005) yang penelitianya yang berjudul tentang Mutually Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen untuk masa yang akan datang berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil kerajinan rotan serta mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapai oleh para pengusaha kerajinan rotan khususnya di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat langsung dengan mewawancara pemilik dari tempat usaha kerajinan rotan yang berasal dari tiga usaha industri kerajinan rotan yaitu Al- Fata. Coslat Rotan Furniture dan UD.Fadillah. Untuk menguji hipotesis digunakan model Studi Kelayakan Bisnis yaitu : Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Net Benefit Cost of ratio dan lain sebagainya. Dalam penentuan pemilihan terhadap usaha yang akan diinvestasikan dan memiliki propek digunakan metode Mutually Exclusive Alternative project untuk mendapatkan perbandingan dari ketiga usaha tersebut dan diperoleh hasil bahwa NPV usaha kerajinan rotan Al-Fata adalah Rp 714.104,- Coslat Rotan Furniture Rp 1.147.172,- dan UD.Fadillah Rp 56.854,- dengan IRR berturut-turut 18,78%, 37,16%, dan 18,07% dan Net B/C masing-masing sebesar 1,02; 1,11; dan 1,00. Dari Arifin (2005) yang penelitianya yang berjudul tentang Mutually Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen untuk masa yang akan datang berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil kerajinan rotan serta mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapai oleh para pengusaha kerajinan rotan khususnya di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat langsung dengan mewawancara pemilik dari tempat usaha kerajinan rotan yang berasal dari tiga usaha industri kerajinan rotan yaitu Al- Fata. Coslat Rotan Furniture dan UD.Fadillah. Untuk menguji hipotesis digunakan model Studi Kelayakan Bisnis yaitu : Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Net Benefit Cost of ratio dan lain sebagainya. Dalam penentuan pemilihan terhadap usaha yang akan diinvestasikan dan memiliki propek digunakan metode Mutually Exclusive Alternative project untuk mendapatkan perbandingan dari ketiga usaha tersebut dan diperoleh hasil bahwa NPV usaha kerajinan rotan Al-Fata adalah Rp 714.104,- Coslat Rotan Furniture Rp 1.147.172,- dan UD.Fadillah Rp 56.854,- dengan IRR berturut-turut 18,78%, 37,16%, dan 18,07% dan Net B/C masing-masing sebesar 1,02; 1,11; dan 1,00. Dari

Afandi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan Karya bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pengembangan usaha tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam. Adapun studi kelayakan pengembangan usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan yaitu aspek pasar dan pemasaran. aspek teknis produksi dan teknologis. aspek manajemen dan sumber daya manusia. aspek hukum dan legalitas. serta aspek keuangan dan ekonomi. Untuk perhitungan digunakan lima metode alat analisis kelayakan investasi dengan hasil perhitungan sebagai berikut: Metode Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000 adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 215,91%, Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif sebesar Rp 225.586.113. Dari metode IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat bunga sebesar 37.77%. Hasil ini menunjukkan bahwa Afandi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan Karya bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pengembangan usaha tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam. Adapun studi kelayakan pengembangan usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan yaitu aspek pasar dan pemasaran. aspek teknis produksi dan teknologis. aspek manajemen dan sumber daya manusia. aspek hukum dan legalitas. serta aspek keuangan dan ekonomi. Untuk perhitungan digunakan lima metode alat analisis kelayakan investasi dengan hasil perhitungan sebagai berikut: Metode Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000 adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar 215,91%, Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif sebesar Rp 225.586.113. Dari metode IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat bunga sebesar 37.77%. Hasil ini menunjukkan bahwa

Novi Itsna Hidayati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Kelayakan Usaha Agribisnis Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten Lamongan yang membahas tentang pengembangan ayam ras pedaging dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani serta peningkatan pendapatan masyarakat. Pada tahun 2001, yaitu 4 tahun setelah terjadinya krisis ekonomi dan moneter sampai tahun 2002, masyarakat yang mengelola usaha peternakan rakyat di Jawa Timur masih mendapatkan keuntungan yang cukup baik. Akan tetapi sejak tahun 2005, setelah terjadinya wabah flu burung, usaha peternakan ayam ras pedaging mengalami permasalahan yang mengancam keberlanjutannya. Hal ini disebabkan karena antar produksi ayam ras pedaging dan konsumsi daging ayam ras pedaging yang mengalami penurunan yang sangat tajam tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji kelayakan usaha agribisnis ayam ras pedaging pola kemitraan di Kabupaten Lamongan dari aspel financial; 2) menentukan skala usaha yang layak di usahakan oleh peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usaha agribisnis ayam ras pedaging pola kemitraan memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini dapat dilihat dari Payback

Period selam 4 tahun 11 bulan, Break Even Point sebanyak 1.888 ekor atau setara dengan Rp.40..929.250, NPV positif sebesar Rp.59.224.851 dan IRR sebesar 23,58%. Semakin besar skala usaha (volume pemeliharaan) ayam, keuntungan bersih yang diterima peternak semakin besar. Analisis sensitivitas dengan kenaikan biaya produksi 2,5% disertai penurunan pendapatan 2,5% memberikan nilai NPV positif Rp.21.468.025 dengan IRR sebesar 16,79%. Analisis sensivitas skala usaha dengan mempergunakan metode simulasi rumus-rumus BEP menunjukkan hal yang paling mungkin dilakukan oleh peternak dalam meningkatkan keuntungan dari kondisi yang sedang terjadi di lapangan adalah dengan meningkatkan volume penjualan, sehingga peternak mendapatkan nilai tambah pendapatan yang optimal.

Fronthea Satrawati (2011) dalam penelitian yang berjudul Studi Kelayakan Pengasapan Ikan dengan Asap Limbah Cair Pertanian yang membahas tentang pengasapan cairan limbah pertanian sebagai salah satu pengganti alternatif untuk industri pengasapan tradisional yang memiliki beberapa usaha dalam hal keselamatan dan lingkungan. Metode yang digunakan adalah deskripsi studi kasus dengan kuesioner sebagai instrument untuk memperoleh data. Estimasi model analisis regresi ganda diaplikasikan untuk menginterpretasikan hasil tersebut. Cairan produksi pengasapan menggunakan limbah pertanian adalah nilai layak NPV dari 108.461.057; IRR (%) = 33,29%, dan PP = 2,8 tahun. Sedangkan Lele, Skipjack, dan Stingray merokok nilai ikan NPV = 63,35, IRR = 24,74, PP

= 3,31, NPV = 54,31, IRR = 23,33, PP = 3,35, NPV = 45,07, IRR = 21,50; PP = 3,46. Produksi limbah pertanian cairan asap dan ikan asap menggunakan cairan limbah pertanian adalah karena menghasilkan keunggulan layak, keamanan produk dan dapat diterima oleh konsumen dan juga menguntungkan. Break Event Point acara juga bisa dicapai dalam waktu singkat.

H.A. Husainie Syahrani (2001) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Kebun Hutan Dengan Tanaman Buah Durian Di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang membahas tentang tingkat manfaat dan kelayakan durian (Durio Zibethinus Murr) hutan taman bisnis dengan analisis aspek keuangan di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. Metodologi penelitian yang kita gunakan adalah observasi lapangan dan wawancara. Pengolahan data dengan analisis keuangan seperti Payback Period, NPV, Benefit Cost Ratio Bersih dan Internal Rate of Return. Hasil akhir menunjukkan hutan pengembangan bisnis taman dengan durian (Durio Zibethinus Murr) perkebunan sangat menguntungkan mampu dan kelayakan untuk mengembangkan pada masyarakat pembangunan, dapat dilihat pada NPV, Net Benefit Cost Ratio dan Internal Rate of Return Nilai: 20,94% di mana setiap keluarga membutuhkan 0,5 ha lahan untuk tingkat diskonto 10%.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama yang berada di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Boyolali. Dipilihnya Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama karena merupakan salah satu usaha kerajinan logam terbesar di Desa Tumang Kecamatan Cepogo dan permintaan barang kerajinan logam dari usaha tersebut banyak baik dari dalam maupun luar negeri.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan data primer yaitu pengumpulan data dari penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan para informan yaitu meliputi: pemilik Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama, tenaga kerja Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama serta melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data primer yang dikumpulkan meliputi gambaran tentang usaha yang dilakukan, biaya operasional, sumber modal, volume penjualan dan volume pembelian.

Data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali, Biro Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dan lembaga atau instansi yang terkait atau Data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali, Biro Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dan lembaga atau instansi yang terkait atau

3.3 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:

3.3.1 Studi pustaka dan survei pendahuluan