TENGAH SEMESTER GENAP FISIKA UNTUK KELAS X SMA” ini benar-

FISIKA UNTUK KELAS X SMA

Skripsi Oleh: Dian Wahyu Nur Ivanty K2308031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Dian Wahyu Nur Ivanty

NIM

: K2308031

Jurusan/ Program Studi : PMIPA/ Pendidikan Fisika menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “PENYUSUNAN INSTRUMEN TES

TENGAH SEMESTER GENAP FISIKA UNTUK KELAS X SMA” ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

commit to user

FISIKA UNTUK KELAS X SMA

Oleh: Dian Wahyu Nur Ivanty K2308031

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisiska Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

commit to user

commit to user

Dian Wahyu Nur Ivanty. PENYUSUNAN INSTRUMEN TES TENGAH SEMESTER GENAP FISIKA UNTUK KELAS X SMA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik instrumen tes tengah semester genap fisika terstandar untuk kelas X SMA materi prinsip kerja alat-alat optik serta suhu dan kalor yang disusun.

Penelitian ini merupakan penelitian dasar (basic research). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Sumber data berupa pola respon siswa pada tes. Analisis data dilakukan dari aspek kualitatif yang meliputi materi, konstruksi dan bahasa serta analisis kuantitatif dengan menggunakan program MicroCat ITEMAN versi 3.00 untuk mengetahui taraf kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh. Penyusunan tes dilakukan menggunakan tahapan: penyusunan spesifikasi tes, penulisan tes, penelaahan tes, uji coba, analisis butir soal sampai tahap memperbaiki tes.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tes yang telah disusun yaitu tes fisika terstandar kelas X tengah semester genap untuk materi prinsip kerja alat-alat optik serta suhu dan kalor. Bentuk tes berupa tes objektif pilihan ganda model lima pilihan jawaban berjumlah 40 butir dari 20 indikator, dan waktu pelaksanaan tes 90 menit. Adapun karakteristik tes yang telah disusun yaitu: dari segi taraf kesukaran terdapat 42,5% kategori sedang dan 57,5% kategori sukar, dari segi daya beda terdapat 5% soal kategori sangat baik (excellent), 35% soal kategori baik (good), 25% soal kategori cukup (satisfactory), 27,5% soal kategori rendah (poor) dan 7,5% soal kategori sangat jelek, dari segi efektivitas distraktor sebanyak 95% soal keempat distraktor berfungsi, dan 5% soal terdapat tiga distraktor yang berfungsi s ehingga diperoleh hasil akhir 60% soal diterima dan 40% direvisi.

Kata Kunci: penyusunan tes, daya beda, taraf kesukaran, efektivitas pengecoh

commit to user

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S.Al-Insyirah : 6-7)

 Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika

orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ( Sir Francis Bacon)

 Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. ( Thomas Alva Edison)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini khusus dipersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa dan dukungannya.

2. Adikku Dedy Agung Nugroho

3. Teman-teman Palupi, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya.

4. Teman-teman Pendidikan Fisika UNS Angkatan 2008

commit to user

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penyusunan Instrumen Tes Tengah Semester Genap Fisika untuk

Kelas X SMA”.

Banyak kesulitan dalam penulisan Skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang kepada :

1. Bapak Prof. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sukarmin, S. Pd, M. Si, Ph. D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M. Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Drs. Surantoro, M. Si. Selaku Koordinator Skripsi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Skripsi.

5. Ibu Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd. Selaku Pembimbing I yang telah

membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang telah

membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Segenap Dosen Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

8. Bapak Dra. Titi Handayani, M.Pd. Selaku kepala SMA Negeri 1 Girimarto yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Bapak Hernowo, S.Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Girimarto yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

commit to user

untuk terselesaikannya penyusunan Skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan sumbangan informasi dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Surakarta, November 2012 Penulis

commit to user

C. Pembahasan.............................................................................. 67

1. Perbandingan Hasil Analisis Iteman Soal Paket A dan B ...... 67

2. Analisis Tiap Butir Soal Uji Kedua ...................................... 94 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................. 132

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 133

C. Saran ........................................................................................ 133

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 135 LAMPIRAN ................................................................................................. 138

commit to user

Halaman Tabel 2.1.

Perbandingan Fungsi Tes .......................................................... 17 Tabel 3.1

Rincian Peserta dan Tanggal Pelaksanaan Uji I ......................... 46 Tabel 3.2

Rincian Peserta dan Tanggal Pelaksanaan Uji II........................ 47 Tabel 3.3

Kriteria Daya Pembeda Soal ..................................................... 51 Tabel 4.1

Rangkuman Telaah Diskriptif Soal yang Tidak Memenuhi Kriteria .....................................................................................

53 Tabel 4.2

Rangkuman Hasil Uji I ............................................................. 56 Tabel 4.3

Rangkuman Keputusan Uji Coba I Soal Paket A dan B ............. 57 Tabel 4.4

Rincian Keterwakilan Indikator Tiap Butir Soal Uji I................ 58 Tabel 4.5

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal paket A dan B .............. 59 Tabel 4.6

Kriteria Daya Pembeda Soal ..................................................... 60 Tabel 4.7

Hasil Daya Pembeda Soal Paket A dan B .................................. 61 Tabel 4.8

Kategori Item Soal Berdasarkan Distribusi Pengecoh Item........ 62 Tabel 4.9

Rangkuman Keputusan Uji Coba I ........................................... 63 Tabel 4.10

Rangkuman Butir Soal untuk Uji II .......................................... 64 Tabel 4.11

Rangkuman Analisis ITEMAN Uji II ....................................... 65 Tabel 4.12

Rangkuman Keputusan Uji Cob II ............................................ 65 Tabel 4.13

Rincian Keterwakilan Indikator Tiap Butir Soal Uji II .............. 66 Tabel 4.14

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ............................................ 67 Tabel 4.15

Hasil Analsisi Daya Pembeda Soal ........................................... 68 Tabel 4.16

Kategori Item Soal Berdasarkan Distribusi Pengecoh Item........ 69 Tabel 4.17

Rangkuman Keputusan Uji Coba II........................................... 69 Tabel 4.18

Soal Nomor 1 ........................................................................... 70 Tabel 4.19

Soal Nomor 2 ........................................................................... 70 Tabel 4.20

Soal Nomor 3 ........................................................................... 71 Tabel 4.21

Soal Nomor 4 ........................................................................... 71 Tabel 4.22

Soal Nomor 5 ........................................................................... 72 Tabel 4.23

Soal Nomor 6 ........................................................................... 72

commit to user

Tabel 4.56 Soal Nomor 39.......................................................................... 90 Tabel 4.57

Soal Nomor 40.......................................................................... 91 Tabel 4.58

Soal Nomor 41.......................................................................... 91 Tabel 4.59

Soal Nomor 42.......................................................................... 92 Tabel 4.60

Soal Nomor 43.......................................................................... 92 Tabel 4.61

Soal Nomor 44.......................................................................... 93 Tabel 4.62

Soal Nomor 45.......................................................................... 93 Tabel 4.63

Soal Nomor 46.......................................................................... 94 Tabel 4.64

Soal Nomor 47.......................................................................... 94 Tabel 4.65

Soal Nomor 48.......................................................................... 94 Tabel 4.66

Soal Nomor 49.......................................................................... 95 Tabel 4.67

Soal Nomor 50.......................................................................... 96

commit to user

Halaman

Gambar 2.1 Jenis-jenis Tes Sebagai Alat Penilai .......................................... 14 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................... 42 Gambar 3.1 Alur Penyusunan Tes ................................................................ 43 Gambar 4.1 Grafik Frekuensi Skor Peserta Uji Soal A ................................. 55 Gambar 4.2 Histogram Skor Peserta Uji Soal A .......................................... 55 Gambar 4.3 Grafik Frekuensi Skor Peserta Uji Soal B ................................. 55 Gambar 4.4 Histogram Skor Peserta Uji Soal B ........................................... 55 Gambar 4.5 Grafik Frekuensi Skor Uji Kedua .............................................. 55 Gambar 4.6 Hisogram Hasil Uji Kedua ........................................................ 55

commit to user

Lampiran I Riancian Waktu Penelitian Lampiran 2 Kisi-Kisi Awal Lampiran 3 Instrumen Tes Awal Lampiran 4 Lembar Telaah Soal Lampiran 5 Analisis Deskriptif Instrumen Lampiran 6 Kisi Kisi Soal (untuk Uji I) Lampiran 7 Soal Paket A dan B Lampiran 8 Hasil Uji Coba I Lampiran 9 Hasil Analisis ITEMAN Uji I Lampiran 10 Analisis Reliabilitas Uji I Lampiran 11 Distribusi Jawaban Tiap Butir Soal Uji I Lampiran 12 Lembar Jawab Uji I Lampiran 13 Tabel Rangkuman Keterimaan Item Soal Lampiran 14 Pengambilan Keputusan Lampiran 15 Revisi Soal Lampiran 16 Kisi Kisi Soal (untuk Uji II) Lampiran 17 Soal Uji II Lampiran 18 Kunci Jawaban Uji II Lampiran 19 Hasil Uji Coba II Lampiran 20 Hasil Analisis ITEMAN uji II Lampiran 21 Analisis Reliabilitas Uji II Lampiran 22 Distribusi Jawaban Tiap Butir Soal Uji I

Lampiran 23 Lembar Jawab Uji II Lampiran 24 Dokumemtasi Uji Coba Lampiran 25 Kisi-Kisi Akhir Lampiran 26 Instrumen Akhir

Lampiran 27 Dokumentasi Uji Coba

Lampiran 28 Surat-Surat

commit to user

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 menjelaskan bahwa salah satu kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang- kurangnya meiputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran, melakukan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, kemampuan untuk melakukan penilaian dan evaluasi merupakan salah satu kompetensi pokok dari seorang guru. Dengan kata lain, tugas seorang guru tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan penilaian dan evaluasi.

Penilaian dan evaluasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Dimana hasil dari penilaian digunakan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi sebagai upaya mengukur dan menilai keberhasilan pengajaran yang dilaksanakan menduduki posisi yang tidak kalah penting dari kegiatan atau pelaksanaan pengajaran itu sendiri. Berbagai keputusan pendidikan yang berupa keputusan diagnostik, bimbingan dan konseling, tes penempatan serta kelulusan siswa diperoleh melalui kegiatan evaluasi hasil belajar berupa ulangan harian, Ulangan Semester (US) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).

Salah satu tahap penting dalam proses penilaian adalah pengumpulan informasi. Dalam penilaian pendidikan, informasi yang dikumpulkan umumnya berupa hasil belajar siswa, baik yang sifatnya pengetahuan ketrampilan maupun sikap. Lebih khusus lagi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam

commit to user

informasi hasil belajar yang berupa pengetahuan. Alat ukur hasil belajar siswa yang sifatnya pengetahuan umumnya adalah tes (Cartono dan Utari, 2006:23). Sehingga keberhasilan kegiatan evaluasi hasil belajar di sekolah sangat tergantung pada kualitas instrumen tes yang digunakan. Apabila instrumen tes yang digunakan kurang baik maka tidak akan mampu menggambarkan kompetensi- kompetensi yang dimiliki siswa secara benar akibatnya evaluasi yang dilaksanakan tidak akan maksimal. Dengan demikian, kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes yang baik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan evaluasi di sekolah.

Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan KTSP 2009 dan masukan pada pelaksanaan bimtek oleh Direktorat Pembinaan SMA diketahui:

Masih banyak ditemukan guru yang belum memahami dan mampu mengembangkan soal, menganalisis butir soal sesuai dengan prinsip, mekanisme, dan prosedur penilaian, serta interpretasinya. Kondisi dimaksud, mengakibatkan hasil penilaian peserta didik belum sepenuhnya menggambarkan tingkat pencapaian kompetensi siswa yang sesungguhnya. (Juknis Analisis Butir Soal SMA, 2010:118).

Dari fakta-fakta diatas maka dapat diketahui bahwa masih terdapat guru yang mengalami kesulitan dalam menyusun soal, menganalisis serta menginterpretasikannya. Meskipun, jika dilihat secara umum guru dengan pengalamannya mengajar serta pengetahuannya terhadap karekteristik peserta didiknya memiliki kemampuan untuk menyusun soal. Namun, karena kurangnya sosialisasi seringkali guru menyusun tes tanpa menggunakan prosedur yang benar.

Prosedur penyusunan tes secara umum terdiri dari: penyusunan sepesifikasi tes, penulisan soal, penelaahan soal, uji coba dan analisis kuantitatif (Balitbang Depdiknas, 2007: 4). Dari prosedur tersebut langkah yang seringkali belum dilaksanakan adalah uji coba dan analisis butir soal secara kuantitatif. Anastari dan Untari (1997) menjelaskan bahwa tujuan utama analisis butir soal adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran. Dengan alasan tersebut maka kegiatan analisis butir soal sangat

commit to user

2008:1). Selama ini masih ada pandangan dari guru bahwa menyusun instrumen tes kemudian menganalisis butir soal merupakan pekerjaan yang merepotkan dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Seiring perkembangan zaman sekarang ini terdapat berbagai program komputer untuk membantu guru dalam analisis butir soal. Sehingga analisis butir soal menjadi lebih cepat dan mudah untuk dilakuakan. Berikut adalah beberapa contoh program komputer yang bisa digunankan untuk analisis butir soal diantaranya ITEMAN, RASCAL, ASCAL, BILOG, FACETS, CONQUEST, SPSS dan ANATES (Tim news master FE, 2012: 1). Selain itu analisis butir soal juga bisa menggunakan program Ms. Excel.

Dari berbagai program tersebut yang paling umum dan sebagian besar guru sering gunakan adalah Ms. Exel tatapi ketika menggunakan program Ms. Exel harus menuliskan formula sendiri sehingga sedikit merepotkan. Program lain yang relatif lebih mudah untuk digunakan adalah ITEMAN dimana untuk menggunakan program tersebut cukup menuliskan input data dengan notepad kemudian dengan cukup menuliskan nama file input dan file output sudah diperoleh hasil analisis butir soal. Namun selama ini masih jarang sosialisasi cara menggunakan program tersebut sehingga masih jarang guru yang menggunakan program ITEMAN untuk analisis butir soal.

Berkaca pada kondisi tersebut maka penelitian ini difokuskan untuk menyususn perangkat tes yang dapat dipertanggungjawabkan dimana proses menyususnannya sesuai prosedur penysunan tes yang berlaku. Sedangkan untuk analisis menggunakan program MicroChat ITEMAN versi 3.00. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru maupun calon guru untuk menyususn instrumen tes sesuai prosedur yang benar.

Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya melakukan penyususnan tes Fisika untuk evaluasi hasil belajar siswa, sehingga informasi yang didapatkan melalui evaluasi hasil belajar dapat mencerminkan hal yang sebenarnya. Berdasarkan dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk

commit to user

Semester Genap Fisika untuk Kelas X SMA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa permasalahan yang dapat terindetifikasi. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Masih jarang guru dan calon guru yang menyusun dan mempersiapkan instrumen tes dengan maksimal. Instrumen tes yang dibuat belum terbukti kesahihan dan kehandalannya.

2. Kurangnya sosialisasi tentang prosedur penyususunan instrumen tes dan analisis butir soal.

3. Kurangnya sosialisasi tentang penggunaan program komputer untuk membantu analisis butir soal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembuatan tes Fisika tengah semester genap kelas X.

2. Tes yang dikembangkan berupa tes pilihan ganda (multiple choice) yang terdiri dari 5 jawaban alternatif.

3. Subyek penelitian adalah intstumen tes tengah semester genap Fisika untuk kelas X Sekolah Menengah Atas.

4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prinsip Kerja Alat-Alat Optik, Kalor dan Konservasi Energi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah karakteristik instrumen tes tengah semester genap Fisika untuk kelas X SMA?

commit to user

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui karakteristik instrumen tes tengah semester genap Fisika untuk kelas X SMA.

F. Spesifikasi Produk yang Disusun

Produk yang disusun berupa soal tes yang digunakan untuk evaluasi pembelajaran pada tengah semester genap kelas X. Tes yang disusun berupa tes pilihan ganda (multiple choice) yang terdiri dari dua bab yang diujikan pada semester dua kelas sepuluh, yakni:

1. Prinsip Kerja Alat-Alat Optik

2. Kalor dan Konservasi Energi

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan informasi yang berharga terutama bagi guru Fisika mengenai kualitas soal tengah semester genap.

2. Dapat dijadikan acuan bagi yang berkompeten, khususnya guru-guru dalam membuat perangkat tes yang baik.

3. Dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Fisika, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

4. Dapat dijadikan sarana sosialisasi tentang analisis butir soal menggunakan program komputer khususnya MicroCat ITEMAN versi 3.00.

H. Asumsi dan Keterbatasan Penyusunan

Keterbatasan dari penyusunan instrumen tes ini adalah:

1. Instrumen tes yang disusun diasumsikan layak untuk diteskan karena penyusunan sesuai prosedur dan memenuhi kriteria tes yang baik.

commit to user

secara menyeluruh karena soal disusun dari jenjang kemampuan kognitif C1 hingga C4.

3. Penggunaan tes pilihan ganda memungkinkan testee melakukan spekulasi dalam mengerjakan soal.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Ada tiga istilah dalam melakukan penilaian, yaitu pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut saling berkaitan. Ketiganya harus dilakukan secara sistematis dengan cara pengumpulan data, menganalisis data kemudian membuat keputusan.

Menurut pendapat Griffin dan Nix yang dikutip oleh Djemari Mardapi (2008:1) “pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah hirarki”. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment) sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku.

Anas Sudijono mengungkapkan bahwa evaluasi mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Dimana evaluasi merupakan proses untuk menilai sesuatu, penilaian dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan wujud dari pengukuran adalah pengujian yang lebih dikenal sengan istilah tes (2005: 5). Sehingga ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.

Masroen (1979) mengungkapkan hubungan antara pengukuran dan evaluasi, pengukuran bersifat kuantitatif dimana hasil pengukuran berwujud keterangan-keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan sedangkan evaluasi bersifat kualitatif yang merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber dari data kuantitatif (Anas Sudijono, 2005:5). Sementara Gronlund & Linn menjelaskan hubungan antara penilaian dan pengukuran mereka menyatakan bahwa, “Assessment is a much more comprehensive and inclusive term than measurement or testing. The term measurement is limited to quantitative descriptions of students that is, the results of measuremennt always expressed in numbers ” (1995:5). Artinya

commit to user

pengujian. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif siswa, hasil pengukuran selalu dinyatakan dalam angka.

a. Pengukuran

Beberapa ahli menyatakan definisi dari pengukuran (measurement). Rammers, Gage dan Rummel (1960:7) berpendapat bahwa “ Measuremnet refers to observations that can be expressed quantitatively and answers the answer the question “how much ”. Pernyataan tersebut berarti pengukuran berkenaan dengan pengamatan yang dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat menyawab pertanyaan seberapa banyak. Ebel & Frisbie (1991:25) menyatakan “ Measurement is the process of assingning numbers to individuals or their characteristics according to specified rules .” Pendapat Ebel & Frisbie tersebut bisa diartikan bahwa pengukuran adalah proses pemberian angka terhadap individu atau karakteristiknya berdasarkan aturan tertentu.

Noll, Scaneell & Craig menjelaskan karakteristik dari pengukuran pendidikan yang meliputi:

1) Measurement in education not quantitative, it could not properly

be called measurement, 2) development of educational measuring device substantial progress has been made toward creating constancy of unit, 3) error is present in educational measurement,

4) educational measurement is generally indirect rather than direct, 5)educational measurement are often relative though they are not necessarily (1979:20-12).

Artinya pengukuran dalam pendidikan tidak sepenuhnya kuantitatif sehingga tidak bisa tepat disebut sebagai pengukuran, pengembangan alat ukur kemajuan pendidikan substansial dibuat dalam menciptakan keajegan unit, terkadang terdapat kesalahan (error) dalam pengukuran pendidikan, pengukuran pendidikan umumnya dilakukan secara tidak langsung, pengukuran pendidikan sering kali bernilai relatif meskipun tidak semuanya seperti itu.

Dari beberapa pengertian pengukuran diatas maka dapat disimpulkan, pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan

commit to user

dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif.

b. Penilaian

Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian menurut Zimaro dalam Writing Good Multiple-Choice Exams (2010:3) adalah “The process of gathering, describing, or quantifying information about performance “ yang bisa diartikan penilaian berkaitan dengan proses pengumpulan informasi yang menggambarkan, atau mengukur tentang kinerja. Menurut Suharsimi Arikunto, “penilaian terkait dengan kegiatan mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk sehingga penilaian bersifat kualitatif” (2011:3). Anas Sudijono menambahkan penilaian berkaitan dengan pengambilan keputusan yang mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik buruk, pandai bodoh dan sebagainya sehingga hasil penilaian bersifat kualitatif (2005:4).

Pendapat lain diungkapkan oleh Gronlund & Linn bahwa, “Assessment is a general term that includes the full range of procedures used to gain information about student learning (observations, ratings of performances or projects, paper-and-pencil tests) and the formation. of value judgments concerning learning progress ” (1995:5). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penilaian adalah istilah umum yang mencakup berbagai prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (melelui observasi, skala sikap atau proyek, tes tertulis) dan sebagai bahan pertimbangan tentang kemajuan belajar siswa.

Pengertian asesmen menurut TGAT (Task Group on Assesment and Testing ) yang dikutip Djemari Mardapi (2008:1) adalah: Asesmen mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai

unjuk kerja individu atau kelompok. Proses asesmen meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik.

commit to user

dikumpulkan melalui pengamatan atau laporan diri. Definisi asesmen berkaitan dengan semua proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi.

Menurut pendapat Chittenden (1991) dalam Djemari Mardapi (2008) penilaian proses pembelajaran perlu diarahkan dalam empat hal, yaitu: 1) penelusuran, untuk mengetahui pembelajaran berlangsung sesuai perencanaan atau tidak, 2) pengecekan, untuk mengetahui kekurangan peserta didik selama proses pembelajaran, 3) pencarian, untuk menemukan kekurangan selama proses pembelajaran, 4) penyimpulan, untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik. (2008: 6-7).

c. Evaluasi

Evaluasi memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa ahli. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Menurut Zimaro dalam Writing Good Multiple-Choice Exams (2010:3) evaluasi terkait dengan kegiatan “Examining student performance, comparing and judging its quality. Determining whether or not the learner has met the course objectives and how well .” Atau bisa diartikan evaluasi berkitan dengan kegiatan pemeriksaan kinerja siswa, membandingkan dan menilai kualitasnya serta menentukan apakah siswa telah memenuhi tujuan pembelajaran dan untuk mengataui seberapa baik hasil kinerjanya. Stuffelbeam (1971) dalam Maher & Lehman memberi batasan evaluasi sebagai, “... the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for judging decision alternative ” (1973: 6). Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa evaluasi terkait dengan proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Abdul Qodir evaluasi merupakan proses untuk mengetahui secara pasti tentang nilai, kapasitas dan kuantitas. Serta evalusai seharusnya mengukur tiap domain atau ranah terutama, cognitive, affective, dan psychomotor domain (2009:17). Djemari Mardapi mendefinisikan

commit to user

pencapaian belajar kelas atau kelompok yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (2008:9).

Dari berbagai pengertian diatas maka bisa ditarik kesimpulan, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan suatu instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memeroleh kesimpulan.

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1) evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan.

Anas Sudijono mendefinisikan evaluasi pendidikan sebagai, “Kegiatan atau atau prosespenentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya” (2005:2). Sedangkan lembaga Administrasi Negara dalam Anas Sudijono (2005:2) mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendididikan sebagai berikut

1) Proses/ kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentutkan;

2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai dan juga untuk membuat keputusan .

2. Jenis dan Teknik Penilaian Hasil Belajar

a. Jenis Penilaian

Terdapat berbagai cara untuk mengklasifikasikan jenis penilaian berdasarkan cara berfikir dan ahli yang bersangkutan. P.W Arasian dan G.J

commit to user

atas dasar penggunaannya atau fungsi dalam pengajaran di kelas (classroom instruction ). Mereka membagi penilaian menjadi 5 bagian yaitu:

1) Penilaian penempatan Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program tersebut. Dengan kata lain penilian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program kerja dengan kemampuan siswa (Cartono dan Utari, 2006: 51).

2) Penilaian formatif Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Penilaian formatif bertujuan untuk memonitor kemajuan belajar siswa yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung dan juga bertujuan untuk memberikan umpan balik (feed back ) yang menerus bagi penyempurnaan metode-metode pengajaran serta bahan ajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Bagi siswa, penilaian formatif diharapkan dapat memberi informasi apakah siswa sudah menguasai atau belum suatu unit program (Cartono dan Utari, 2006: 51-52).

3) Penilaian diagnostik Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya selama mengikuti proses belajar mengajar. Penilaian ini digunakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remidian (remidial teaching), dll (Cartono dan Utari, 2006: 53)

4) Penilaian sumatif Penillaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu pada akhir semester dan akhir tahun. Tujuannya

commit to user

jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Selain itu evalusai sumatif diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kurikulum yang sedang dikembangkan dengan memperhatikan/ menilai efektivitasnya dari segi tujuan-tujuan pengajaran (Cartono dan Utari, 2006: 54).

5) Penilaian seleksi Penilaian seleksi adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian masuk ke lembaga pendidikan tertentu (Cartono dan Utari, 2006: 54)

b. Teknik Penilaian

Dilihat dari segi istilah teknik penilaian hasil belajar berarti alat-alat yang dipergunakan dalam rangka melakukan penilaian hasil belajar. Gambaran mengenai penggolongan penilaian dan jenis-jenis tes secara lebih rinci pada Gambar 2.1.

Secara umum teknik penilaian dapat digolongkan menjadi dua yaitu teknik tes dan nontes. Teknik tes umumnya digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil belajar, bakat khusus dan bakat umum. Sementara untuk teknik nontes umumnya digunakan untuk menilai karakteristik-karakteristik lain dari siswa misalnya minat, sikap dan kepribadian (Cartono dan Utari, 2006: 45)

1) Teknik Nontes

Penilaian dengan teknik nontes dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (quesionaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (document anaysis ) (Anas Sudijono, 2005:76).

a) Observasi (observation), teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan (Anas Sudijono, 2005:76).

commit to user

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Tes Sebagai Alat Penilaian (Cartono dan Utari, 2006: 64)

a) Wawancara (interview), teknik ini dilakukan dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya

Alat Penilaian

Berstruktur Bebas

Terbatas Benar Salah

Menjodohkan Isian Pendek Pilihan Ganda

Individu Kelompok

Observasi

Kuesioner/ Wawancara

Skala

Sosiometri Studi Kasus Checklist

Langsung Tidak Langsung

Partisipasi Berstruktur Tak Berstruktur

Penilaian Sikap Minat

commit to user

yang telah ditentukan. (Anas Sudijono, 2005:82).

b) Angket (quesionaire), pada dasarnya angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner dapat diketahui tentang keadaan/ data diri, pengalaman dan pengetahuan sikap atau pendapatnya (Suharsimi Arikunto, 2011:27-28).

c) Pemeriksaan dokumen (document analysis), dokumen yang sering digunakan adalah daftar riwayat hidup keadaan seseorang selama masa hidupnya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka dapat diketahui kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai (Suharsimi Arikunto, 2011:31).

2) Teknik Tes

a) Pengertian Tes

Tes merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Istilah tes berasal dari kata testum suatu pengertian dari bahasa Perancis kuno yang berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya(Suharsimi Arikunto, 2011:52). Menurut Suharsimi Arikunto (2011:53) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Pengerjaan tes tergantung dari petunjuk yang diberikan, dapat berupa mencoret jawaban yang betul, menjelaskan, menjodohkan dan sebagainya.

Nana Sudjana (2005:35) berpendapat bahwa, “Tes sebagai alat penilai adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).” Lebih lanjut Cronbach (1970) dalam Saiffudin Azwar (2002: 3) menyatakan “…a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numeral scale or a category system .” (Saiffudin Azwar, 2002: 3) Artinya, prosedur yang sistematis

commit to user

bantuan skala numerik atau sistem kategori. Menurut Nonoh Siti Aminah tes adalah suatu alat atau metode pengumpul data yang sistematis untuk mengukur dan atau menilai salah satu aspek kemampuan atau kecakapan dengan jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut (2012:2). Sedangkan menurut Anne Anastasi, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu (Anas Sudijono, 2005:66).

Dari berbagai mcam batasan mengenai tes diatas maka bisa ditarik kesimpulan, tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitaif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.

b) Istilah-Istilah yang Berhubungan dengan Tes

Terdapat tiga istilah yang berhubungan dengan tes (Suharsimi Arikunto ,2011:53-54). Ketiga istilah tersebut adalah: (1) Testing, adalah saat pengampilan tes atau kegiatan pelaksanaan tes. (2) Testee (tercoba), adalah responden yang mengerjakan tes. (3) Tester (Pencoba), adalah pelaksana pengampilan tes terhadap

responden. Tugas tester antara lain: mempersiapkan ruang dan perlengkapan, membagikan lembar tes, mengawasi responden, memberi tanda waktu, mengumpulkan pekerjaan responden.

c) Fungsi Tes

Secara umum fungsi tes dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni: fungsi untuk kelas, bimbingan dan administrasi (Suharsimi Arikunto, 2011:151). Penjelasan lebih rinci dari ketiga fungsi tersebut

commit to user

berbagai keperluan termasuk sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang pendidikan maka tes tidak boleh disusun secara sembarangan. Hasil tes harus dapat menggambarkan kemampuan peserta tes secara benar sehingga keputusan yang diambil berdasarkan hasil tes bisa tepat. Akhirnya mutu pendidikan juga dapat meningkat. Tabel 2.1 Perbandingan Fungsi Tes

Fungsi untuk Kelas

Fungsi untuk Bimbingan

Fungsi untuk Administrasi

1. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.

2. Mengevaluasi celah antara bakat dan pencapaian.

3. Menaikkan tingkat prestasi.

4. Mengelompokkan siswa dalam kelas waktu metode kelompok.

5. Merencanakan kegiatan proses belejar mengajar untuk siswa secara perseorangan.

6. Mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan khusus.

7. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak

1. Menentukan arah pembicaraaan dengan orang tua tentang anak-anak mereka.

2. Membantu siswa dalam menentukan pilihan.

3. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan.

4. Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami kesulitan anak.

1. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.

2. Penempatan siswa baru. 3. Membantu siswa dalam memilih kelompok.

4. Sebagai bahan untuk mengevaluasi kurikulum.

5. Memperluas hubungan masyarakat (public relation).

6. Menyediakan informasi untuk badan-badan lain di luar sekolah.

(Thorndike & Hagen, 1977: 537)

d) Bentuk Tes

Dari segi bentuk tes dapat dibedakan menjadi tes lisan, tertulis dan tindakan. (1) Tes lisan (nonpencil and paper test)

Anas Sudijono mendefinisikan tes lisan sebagai, “Tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya

commit to user

pula” (2005:75). (2) Tes tertulis (pencil and paper test) Anas Sudijono mendefinisikan tes tertulis sebagai, “tes dimana tester di dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis” (2005:75). Tes tertulis dibagi menjadi tes objektif dan tes esay (uraian). (a) Tes uraian adalah jenis tes kemajuan hsil belajar yang memerlukan

jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Suharsimi Arikunto, 2005:162). Umumnya tes uraian didahului kata-kata: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.

(b) Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilaksanakan secara objektif (Suharsimi Arikunto, 2005: 164). Hal ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes esay. Tes objektif sendiri masih dapat dibagi lagi menjadi: tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan dan jawaban singkat.

(c) Tes Tindakan adalah tes dimana respon atau jawaban yang dituntut dari peserta didik berupa tindakan, tingkah laku kongkrit. Alat yang dapat digunakan untuk melakukan tes ini adalah observasi atau pengamatan terhadap tingkah-laku tersebut (Chalib Thoha, 1994:63).

Dari berbagai bentuk tes tersebut, tes yang akan disusun untuk penelitian ini adalah jenis objektif tipe pilihan ganda (multiple choise) khususnya pilihan ganda biasa.

3. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choise)

”A multiple-choice item consists of a problem and a list of suggested solutions. The problem may be stated in the form of direct question or an in complete statement and is called the stem of item .”(Grondlund,1995 :173). Yang artinya tes pilihan ganda terdiri atas suatu pertanyaan dan beberapa

commit to user

disebut stem dari aitem soal. Pendapat senada juga diungkapkan Anas Sudijono. ”Tes pilihan ganda terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu jawaban yang benar dan beberapa pengecoh (distractor)” (Anas Sudijono,2005:118).

Menurut Noer Munajir (1981) dalam Chalib Thoha (1994:71) mendefinisikan tes pilihan ganda sebagai tes objektif dimana masing-masing item disediakan lebih dari dua kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan tersebut yang benar atau paling benar. Sedangkan Djemari Mardapi (2008: 72) mengemukakan bahwa

Dalam tes bentuk pilihan ganda ini, bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif jawaban yang mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Pernyataan (pokok soal) adalah kalimat yang berisi keterangan atau pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum lengkap dan harus dilengkapi dengan memilih alternatif jawaban yang tersedia. Kunci jawaban adalah salah satu alternatif jawaban yang merupakan pilihan benar yang merupakan jawaban yang diinginkan, sedangkan pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda tersusun dari dua bagian yaitu bagian pernyataan dan alternalif jawaban, dimana alternatif jawaban minimal berjumlah tiga yang tersusun dari satu kunci jawaban dan alternatif lain adalah pengecoh.

Chalib Thoha (1994:73-79) membagi tes pilihan ganda menjadi 10 macam sebagai berikut:

1) Jenis jawaban benar, pada jenis ini terdapat batang tubuh soal yang disertai dengan sejumlah alternatif jawaban yang salah satu dari alternatif jawaban tersebut merupakan jawaban yang benar.

2) Jenis jawaban paling tepat, pada soal jenis ini setelah pernyataan- pernyataan diikuti oleh sejumlah alternatif jawaban mengandung nilai kebenaran. Dan testee diminta untuk memilih alternatif jawaban yang paling tepat.

commit to user

pernyataan belum selesai dan bagian lain yang menyempurnakan terdapat pada alternatif jawabannya.

4) Jenis jawaban negatif, untuk soal jenis ini peserta didik diberi soal/ pertanyaan yang disediakan alternatif jawaban, sebagian besar dari alternatif jawaban tersebut merupakan jawaban benar, kecuali ada satu yang merupakan jawaban salah.

5) Jenis kombinasi, yaitu jenis tes pilihan ganda yang alternatif jawaban terdiri dari beberapa alternatif yang membentuk suatu pengertian/ jawaban. Apabila kombinasi diubah akan mengubah pengertian, sehingga menyebabkan jawaban menjadi salah. Jenis ini sering disebut sebagai asosiasi pilihan ganda.

6) Jenis kompleks atau sebab akibat, tes jenis ini terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan dengan kata sebab. Kedua pernyataan secara terpisah memiliki nilai kebenaran sendiri-sendiri, atau satu benar dan satu salah, kemungkinan lain kedua kebenaran memiliki hubungan sebab-akibat, atau hanya benar secara sendiri-sendiri.

7) Jenis tinjauan kasus, tes jenis ini berupa simulasi dari keadaan nyata, sehingga peserta didik seakan menghadapi keadaan sebenarnya. Tes berupa uraian menggambarkan adanya suatu kasus yang harus difahami secara cermat kemudian disusul pertanyaan yang berhubungan dengan isi uraian.

8) Jenis membaca diagram, grafik, dan peta. Pada jenis inipersoalan tidak digambarkan dalam bentuk kalimat melainkan berupa gambar, grafik, bagan, diagram, peta dan sebagainya. Kemudian peserta didik diminta menjawab persoalan sesuai gambar tersebut.

9) Jenis menyimpulkan pengertian dari suatu teks. Jenis ini sering digunakan pada tes bahasa, yaitu disajikan suatu teks terdiri dari beberapa alinea yang sarat akan problematika dan tanpa diberi judul. Kemudian siswa diminta memberikan judul atau menyimpulkan keseluruhan isi teks tersebut atau kandungan isi dari masing-masing alinea.

commit to user

dengan jenis tes lainnya. Simkin & Kuechler merangkum beberapa kelebihan tes pilihan ganda dari sisi tester sebagai berikut:

(1) The ease and accuracy with which such tests can be machine graded (or regraded) and returned to student on a timely basis, especially in large classes, (2) the ability to create multiple version of the examination, thereby better enabling instructors to control cheating, (3) the ability to evaluate a test it self on a question by question basis, (4) the ease to evaluate correct answer can be verified, and (5) the ability to cover a wide range of material (2005:75-76).

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa tes pilihan ganda dari sisi tester memiliki kelebihan: (1) Kemudahan dan akurasi dimana tes dapat dinilai mesin dan dapat kembali kepada siswa secara tepat waktu, terutama di kelas besar, (2) kemampuan untuk membuat versi beberapa pemeriksaan, sehingga lebih memungkinkan instruktur untuk mengontrol kecurangan, (3) kemampuan untuk mengevaluasi tes oleh pembuat (4) kemudahan untuk mengevaluasi jawaban yang benar dapat diverifikasi, dan (5) kemampuan untuk mencakup berbagai materi.