PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS IV SDN 1 TANJUNGREJO NEGERIKATON PESAWARAN TAHUN AJARAN 2014/2015
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON
EXAMPLES KELAS IV SDN 1 TANJUNGREJO
NEGERIKATON PESAWARAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
MARLIANA WATI
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema 3 kelas IV SDN 1 Tanjungrejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples di kelas IV SDN 1 Tanjungrejo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes menggunakan soal tes dan nontes menggunakan lembar observasi yang kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada pembelajaran Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SDN 1 Tanjungrejo dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 (55,31), pertemuan 2 (60,63) dan pada siklus II pertemuan 1 (66,88) dan pada pertemuan 2 (73,13). Sementara itu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 (66,75), pertemuan 2 (70,00) dan pada siklus II pertemuan 1 (72,25) dan pada pertemuan 2 (77,50).
(2)
(3)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS IV SDN 1 TANJUNGREJO
NEGERIKATON PESAWARAN TAHUN AJARAN 2014/2015
(Skripsi)
Oleh
Marliana Wati
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
(7)
MOTO
“ Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu
urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap“
(QS Al-Insyiroh : 6-8).
“Belajar adalah sama dengan mendayung melawan
arus, ketika saya berhenti mendayung, saya mulai mundur
untuk menunggu ketenggelaman”.
(Booker T. Washinton )
(8)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah
atas segala limpahan rahmat dari ALLAH SWT,
KUPERSEMBAHKAN KARYA SKRIPSI INI UNTUK :
Ibunda tercinta ROHMAH, untuk kasih sayang dalam suka
maupun dukaku,
Ayahanda SUTISNA, yang selalu memberi dukungan di
setiap langkahku,
Buah hatiku tersayang ALVIRA MAHARANI, sebagai
“
pandangan mataku
”
yang selalu membahagiakanku saat kesedihan datang, dan yang
mengingatkanku saat diuji kenikmatan
Keluarga besarku yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi untukku,
membimbing dan menguatkan disetiap langkahku
Sahabat karibku HERTIKA DEWI dan RAHMAWATI yang telah banyak
membantuku dan akan selalu aku rindukan,
Teman - teman yang telah memberikan kebersamaan yang indah,
Almamaterku UNILA.
(9)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Marliana Wati dilahirkan di Kebagusan pada
tanggal 12 Maret 1987, sebagai anak ke sembilan dari sepuluh
bersaudara dari pasangan Bapak Sutisna dan Ibu Rohmah.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 3 Kebagusan pada
tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMPN 1 Gedong
Tataan lulus pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas di SMU Persada
Kemiling Bandar Lampung lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2011 Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Dalam
Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2007 Penulis menjadi guru honorer
(10)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil„aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
EXAMPLES NON EXAMPLES KELAS IV SDN 1 TANJUNGREJO
NEGERIKATON PESAWARAN TAHUN AJARAN 2014/2015”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP
Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Pembimbing, terimakasih atas
bimbingan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Pd., sebagai Pembahas terimakasih atas masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah dan guru SDN 1 Tanjung Rejo yang telah memberikan ijin
(11)
6. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Amiin
Bandar lampung, November 2014
Penulis
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Tabel ……… xiv
Daftar Gambar ………..……….. xv
Daftar Lampiran ….……….……… xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..…...…….…… 1
B. Identifikasi Masalah ………...…….…… 3
C. Rumusan Masalah ………...…………. 3
D. Tujuan Penelitian ………...………… 4
E. Manfaat Penelitian ………...………….. 4
II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples ... 6
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 6
2. Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples 7
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples …...…………...………..….……….. 7
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non Examples ... 8
B. Teori Belajar ..……...…………..……… 10
1. Macam-macam Teori Belajar ... 10
2. Pengertian Belajar ... 11
C. Aktivitas Belajar ...…... 11
D. Hasil Belajar …....……...………...… 13
E. Pembelajaran Tematik ... 14
1. Fungsi dan Tujuan ... 14
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ... 15
F. Pendekatan Saintifik ... 16
1. Esensi Pendekatan Saintifik ... 16
2. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik ... 16
G. Penilaian Autentik ... 17
1. Pengertian Penilaian Autentik ... 17
2. Jenis Penilaian Autentik ... 17
H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
I. Kerangka Pikir ... 20
(13)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Setting Penelitian dan Karakteristik ...………..…. 22
1. Subjek Penelitian ... 22
2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Rencana Tindakan ………...……….……….. 23
D. Teknik Pengumpulan Data ……...………..…… 28
E. Teknik Analisis Data ………...……….. 28
1. Data Kualitatif ... 29
2. Data Kuantitatif ... 31
F. Indikator Keberhasilan ………...……… 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Setting Penelitian …...…...………. 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Hasil Penelitian …...…………...…..……….. 34
A. Siklus I …...……….. 34
B. Siklus II …...……….. 47
D. Pembahasan …...……….………. 61
1. Kinerja Guru ... 61
2. Aktivitas Belajar Siswa …...…….……….. 63
3. Hasil Belajar Siswa ……...………...……...…... 67
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……...……….. 72
B. Saran ………..………...……… 73
DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 75
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pikir ... 20
3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...……….……… 23
4.1. Grafik rekapitulasi kinerja guru per siklus ... 63
4.2. Grafik rekapitulasi aktivitas belajar siswa per siklus ... 65
4.3. Grafik rekapitulasi hasil belajar per siklus ... 68
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat izin penelitian ………. 77
2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ……… 78
3. Surat kesediaan sebagai teman sejawat ……….. 79
4. Surat pernyataan teman sejawat ……….. 80
5. Pemetaan KD dan indikator siklus I pertemuan 1 ... 81
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan 1 …..……… 82
7. Pemetaan KD dan indikator siklus I pertemuan 2 ... 89
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan 2 …..……… 90
9. Pemetaan KD dan indikator siklus II pertemuan 1 ... 97
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pertemuan 1 …..……… 98
11. Pemetaan KD dan indikator siklus II pertemuan 2 ...105
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pertemuan 2 …..………106
13. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Siklus I pertemuan 1 ….…………..113
14. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Siklus I pertemuan 2 ….…………..115
15. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Siklus II pertemuan 1 ….…………..117
16. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Siklus II pertemuan 2 ….…………..119
17. Hasil Belajar Siswa Siklus I pertemuan 1 ………121
18. Hasil Belajar Siswa Siklus I pertemuan 2 ………122
19. Hasil Belajar Siswa Siklus II pertemuan 1 ………123
20. Hasil Belajar Siswa Siklus II pertemuan 2 ………124
21. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I pertemuan 1 …………...……….125
22. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I pertemuan 2 …………...……….127
23. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II pertemuan 1 …………...……….129
24. Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II pertemuan 2 …………...……….131
(16)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Hasil ulangan harian semester ganjil siswa kelas IV Tahun Ajaran
2014/2015 ... 2
3.1. Format pengamatan aktivitas belajar siswa ……….….. 29
3.2. Kriteria aktivitas siswa ... 29
3.3. Format penilaian kinerja guru ... 29
3.4. Pedoman penskoran kinerja guru ... 31
3.5. Kriteria penilaian kinerja guru ... 31
3.6. Format analisis data kuantitatif ... 32
4.1. Jadwal pertemuan (pembelajaran) Tema 3 kelas IV SDN 1 Tanjungrejo ... 34
4.2. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 ... 37
4.3. Kinerja guru pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 ... 38
4.4. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 ... 39
4.5. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 2 ... 44
4.6. Kinerja guru pada pembelajaran siklus I pertemuan 2 ... 44
4.7. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 ... 45
4.8. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 ... 50
4.9. Kinerja guru pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 ... 51
4.10. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 ... 52
4.11. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 2 ... 57
4.12. Kinerja guru pada pembelajaran siklus II pertemuan 2 ... 58
4.13. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2 ... 58
4.14. Rekapitulasi kinerja guru per siklus ... 61
4.15. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa per siklus ... 64
4.16. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus ... 67
(17)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut dengan
sekolah. Proses pendidikan disekolah melibatkan banyak komponen di
antaranya guru, siswa, bahan ajar, sarana dan prasarana, sumber belajar, dan
media pembelajaran, yang mempunyai fungsi yang berbeda.
(Rosyidi, 2014: 2) pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan
hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola
pikir dalam proses pembelajaran dari berpusat pada guru menuju berpusat
pada siswa, dari satu arah menuju interaktif, dari pasif menuju aktif
menyelidik.
Harapan yang selalu jadi keinginan guru adalah, bagaimana bahan
pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh peserta didik secara
tuntas. Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru,
karena anak didik sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda
baik intelektual, psikologis, maupun biologis.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran dan pengalaman
selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak
(18)
2
Berdasarkan hasil ulangan harian, dari 20 orang siswa hanya 8 orang siswa
atau 40% yang mencapai KKM yaitu ≥66. Untuk lebih jelas nilai formatif siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil Siswa Kelas IV Tahun Ajaran 2014/2015
No Rentang Nilai
Banyaknya Siswa
Persentase
(%) Kreteria
1 ≥66 8 40% Tuntas
2 <66 12 60% Belum Tuntas
Jumlah 20 orang 100% Sumber: SDN 1 Tanjungrejo Kelas IV T.A 2014/2015
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 12 orang siswa atau 60% siswa
belum tuntas belajar atau belum mencapai KKM yang ditentukan.
Ketidaktuntasan hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor di
antaranya guru mengajar hanya menggunakan motode ceramah sedangkan
siswa pasif mendengar, guru terkesan hanya menstransfer ilmu dari buku,
sehingga siswa kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Guru
belum menggunakan model-model pembelajaran.
Salah satu alternatif untuk memperbaiki hasil belajar tersebut adalah melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples, agar
pembelajaran lebih aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga hasil belajar
diharapkan dapat meningkat.
Model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples, menurut (Aqib,
2014: 17) adalah model pembelajaran yang didasarkan atas contoh yang
(19)
3
Hasnah (2012: 67) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui Model
pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples aktivitas dan hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti
akan memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Ajaran
2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Hasil pembelajaran tema peduli terhadap makhluk hidup belum mencapai
KKM (≥66).
3. Kurangnya peran guru dalam memberi fasilitator kepada siswa
4. Belum diterapkannya model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik tema peduli terhadap makhluk hidup.
C. Rumusan Masalah
Dari analisis yang ditemui dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples
(20)
4
hidup di kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema peduli terhadap
makhluk hidup di kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo Kecamatan
Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup di kelas IV SD
Negeri 1 Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran.
2. Meningkatkan hasil belajar tema peduli terhadap makhluk hidup siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1
Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Tanjungrejo, Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran.
b. Menumbuhkan tanggung jawab dan kerja sama yang baik antara teman,
serta berani untuk berkomunikasi dalam bertukar pikiran dan
(21)
5
2. Bagi guru
a. Model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sebagai
masukan dalam pembelajaran tema peduli terhadap makhluk hidup
b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme diri untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples menjadi
informasi dan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pembelajaran tema peduli terhadap makhluk hidup kelas IV di SD
khususnya SD Negeri 1 Tanjungrejo.
4. Bagi peneliti
Melaksanakan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
(22)
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tukiran (2013: 55) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran di mana dalam
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa
lebih bergairah dalam belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengelompokkan siswa dalam jumlah kecil terdiri dari 4-6
orang yang bertujuan untuk merangsang siswa dalam belajar sehingga
siswa dapat menemukan dan memahami konsep dalam pemecahan
masalah.
Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa variasi model yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu diantaranya: Student Team
Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI),
Rotating Trio Exchange, Group Resume, Examples Non Examples, Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Cooperative Integrated Reading
(23)
7
Compotition (CIRC), Team Accelerated Instruction dan sebagainya
(Isjoni, 2007:51). Berdasarkan macam-macam model pembelajaran
kooperatif di atas, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe
Examples Non Examples untuk diterapkan dalam penelitian tindakan
kelas ini.
2. Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples
Menurut Rochyandi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe
Example Non Example adalah tipe pembelajaran yang mengaktifkan
siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan
tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan
mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep
yang esensial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan model
pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples Menurut Agus (2009: 125) langkah-langkah model pembelajaran
examples non examples di antaranya:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar
yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi
(24)
8
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD
atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Siswa juga
dapat mengamati gambar pada buku siswa atau bahan ajar. Pada
tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk
mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus
pembentukan kelompok siswa.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat
dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil
gambar dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan
deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
d. Melalui diskusi kelompok 3-5 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui
perwakilan kelompok masing-masing.
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah
memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
g. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Examples Non Examples
(25)
9
a. Kelebihan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Menurut Buehi (Depdiknas, 2007: 219) mengemukakan keuntungan
metode examplesnon examples antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan
untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih
mendalam dan lebih kompleks.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari example dan non example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan
pada bagian example.
Menurut Slavin (Mukhlis, 2002: 14) keunggulan lainnya dalam
model pembelajaran examples non examples diantaranya:
1. Siswa lebih berfikir kritis dalam menganalisa gambar yang
relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD)
3. Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya yang
mengenai analisis gambar yang relevan dengan KD.
(26)
10
Ada dua kelemahan dalam menggunakan model Examples Non
Examples, diantaranya:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang banyak.
B. Teori Belajar
1. Macam-macam Teori Belajar a. Teori Kognitif Piaget
Menurut Piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa menalami empat
tingkat perkembangan kognitif. Yaitu sensorimotor dari lahir sampai
2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, operasi konkret 7-11 tahun dan
operasi formal 11 tahun sampai dewasa (Trianto. 2009: 29). Piaget
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman interaksi mereka.
b. Teori Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa
benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
(27)
11
c. Teori Behaviorisme
Behaviorisme atau aliran perilaku adalah filosofi dalam psikologi
yang berdasarkan pada proposisi bahwa semua yang dilakukan
organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan
harus dianggap sebagai perilaku. Teori behaviorisme beranggapan
bahwa semua teori harus memiliki dasar yang diamati tapi tidak ada
beda antara proses yang dapat diamati secara umum (tindakan)
dengan proses yang diamati secara pribadi (pikiran dan perasaan).
(Herpratiwi. 2009: 1)
2. Pengertian Belajar
Hamalik (2011: 30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek antara lain:
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Hamalik (2011: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan.
(28)
12
Berdasarkan uraian di atas belajar adalah perubahan tingkah laku pada
orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
dari pengalaman dan hasil latihan.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar menurut Abdulrahman (2006: 34) adalah seluruh kegiatan
siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani yang mendukung keberhasilan
belajar. Aktivitas siswa yang dilakukan pada saat belajar hakekatnya adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Menurut Ali (2008: 5) bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan
tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Sedangkan menurut
Slameto (2003: 2) aktivitas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
lingkungannya.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas
belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani
yang mendukung keberhasilan belajar yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli
mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101)
membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang
digolongkan ke dalam 8 kelompok :
1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
(29)
13
2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.
4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
strategi, mereparasi, bermain dan berternak.
7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Aktivitas yang akan diamati atau diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah aktivitas bekerja sama dengan baik pada saat diskusi, menjawab
pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dan menyelesaikan tugas
dengan baik.
D. Hasil Belajar
Noehi (2009: 15) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada
diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak hanya perubahan pengetahuan,
tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan
diri pada individu tersebut.
Menurut Bloom dalam Agus (2010: 6) hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik, hal yang sama juga diungkapkan oleh
Agus (2010: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
(30)
14
Hamalik (2008: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada
aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di
luar sekolah agar siswa dapat menstramper hasil belajar itu ke dalam
situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.
Hamalik (2011: 30) ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:
1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang
menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat
diperkuat dengan latihan-latihan akademis.
2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu
teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat
unsur-unsur yang bersamaan (identik).
3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang
menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang
menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan
pengalaman-pengalaman lain.
Dari beberapa definisi di atas hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan yang menyangkut aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi
pekerti, dan sikap.
E. Pembelajaran Tematik Terpadu 1. Fungsi dan Tujuan
(31)
15
Kemdikbud (2014:15), pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan
mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan
materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
Sedangkan tujuan pembelajaran tematik terpadu (Kemdikbud, 2014: 16)
adalah:
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2. Mempelajarai pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
muatan pembelajaran dalam tema sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
didik.
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari
pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan dan makna belajar karena materi yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligusdan diberikan dalam 2 atau
(32)
16
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
dan kondisi.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Ciri-ciri pembelajaran tematik (Kemdikbud, 2014: 16) adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada anak.
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c. Pemisahan antarmuatan pembelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam
satu pemahaman dalam kegiatan).
d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses
pembelajaran (saling terkait antarmuatan pelajaran yang satu dengan
lainnya).
e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran)
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).
Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberi pengalaman bermakna kepada siswa.
F. Pendekatan Saintifik
1. Esensi Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
(33)
17
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan penalaran induktif, dibandingkan dengan penalaran
deduktif (Kemdikbud, 2014: 18).
2. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a)
Mengamati, b) Menanya, c) Mengumpulkan informasi/eksperimen, d)
Mengasosiasi/ mengolah informasi dan e) Mengkomunikasikan
G. Penilaian Autentik
1. Pengertian Penilaian Autentik
Menurut Hymes (dalam Kemdikbud, 2014: 33) ) penilaian autentik adalah
suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian
alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah,
mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mensimulasikan
situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah.
Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang
sangat popular untuk penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang
memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang memiliki kelainan tertentu,
memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik
dapat diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan,
(34)
18
2. Jenis Penilaian Autentik
Jenis-jenis penilaian autentik (Kemdikbud, 2014: 35) adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap merupakan penilaian terintegrasi
dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan (Kemdikbud, 2014: 35).
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku pengamatan.
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik melakukan refleksi diri/perenungan dan
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi.
3. Penilaian Antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan
perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
(35)
19
Jurnal catatan guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang terkait dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Pengetahuan
Aspek penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara tes tertulis, tes
lisan dan penugasan (Kemdikbud, 2014:36).
1. Tes Terulis
Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
2. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara
ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian.
3. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang
dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun
kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
c. Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian keterampilan (Kemdikbud, 2014:36) antara lain:
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
(36)
20
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian dengan mengumpulkan
karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.
H. Hasil Penelitian yang Relevan
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Examples Non Examples pernah dilakukan oleh Rahmawati
(http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=58809) pada tahun
2013, mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Jetis 1 Pace Nganjuk. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model Examples Non Examples
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Jetis
I Pace. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada
pratindakan 59,63 meningkat menjadi 63,13 pada siklus I. Dari siklus 1 ke
siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 63,13 menjadi 82,5 pada siklus II.
Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu penerapan model Examples Non
Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di
SDN Jetis 1 Pace.
Hasil penelitian tersebut dapat dipakai sebagai acuan dan masukan peneliti
untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tema Peduli terhadap
(37)
21
I. Kerangka Pikir
Dari uraian-uraian di atas, dengan demikian kerangka pikir penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
J. Hipotesi Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis
ajukan adalah “Jika model pembelajaran cooperative learning tipe examples non examples diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara
tepat, maka terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 1 Tanjungrejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Tahun
Pelajaran 2014/2015”. KONDISI AWAL:
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Rendah
KONDISI AKHIR:
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Meningkat TINDAKAN:
Model pembelajaran kooperatif tipe
Examples Non
(38)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2010:
135) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut
Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan,
dan kelas. Penelitian sendiri merupakan kegiatan untuk mencermati suatu
objek dengan menggunakan metodologi tertentu dan bertujuan untuk
memperoleh data yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu
hal. Tindakan adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama juga.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitain ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 1 Tanjungrejo yang berjumlah seluruhnya 20 orang siswa
yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan
(39)
23
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjungrejo,
Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran pada semester ganjil
Tahun Pelajaran 2014/2015 selama 2 bulan yaitu Oktober sampai
November 2014.
C. Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan sebanyak dua kali (siklus). Setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan meliputi kegiatan:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, 2010: 137).
Adapun siklus tindakan dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan(Arikunto, 2010: 137)
Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
SIKLUS II
(40)
24
Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilaksanakan, yaitu:
a. Membuat Pemetaan Kompetensi Dasar, RPP, Lembar Kerja Siswa, alat
dan bahan pembelajaran.
b. Membuat panduan observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, alat
peraga/media.
c. Membuat instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013
yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan
yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi: kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a. Kegiatan awal
1. Mengkondisikan siswa.
2. Mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Menempelkan gambar di papan tulis
b. Kegiatan Inti
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Guru menayangkan gambar melalui LCD untuk diamati siswa.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar.
4. Guru memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang
(41)
25
5. Melalui diskusi kelompok 3-5 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat.
6. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
melalui perwakilan kelompok masing-masing.
7. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
8. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, guru
mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
c. Kegiatan akhir
1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
3. Memberikan tugas rumah (PR).
4. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa yang dibantu oleh observer
pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan memberi tanda cheklis
(√) pada lembar observasi yang telah disediakan. Untuk mengetahui hasil belajar digunakan tes formatif.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan membuat kesimpulan setelah proses
(42)
26
untuk menemukan kekurangan dan kelebihan pada saat pembelajaran. Hasil
diskusi digunakan untuk membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
a. Membuat Pemetaan Kompetensi Dasar, RPP, Lembar Kerja Siswa, alat
dan bahan pembelajaran.
b. Membuat panduan observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
c. Membuat soal-soal tes yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013
yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan
yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi: kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a. Kegiatan awal
1. Mengkondisikan siswa.
2. Mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Menempelkan gambar di papan tulis
b. Kegiatan Inti
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(43)
27
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik
untuk memperhatikan/menganalisis gambar.
4. Guru memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati
siswa.
5. Melalui diskusi kelompok 3-5 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat.
6. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
melalui perwakilan kelompok masing-masing.
7. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
8. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
9. Guru memberikan post test untuk dikerjakan siswa secara individu.
c. Kegiatan akhir
1. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
3. Memberikan tugas rumah (PR).
4. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa yang dibantu oleh observer
(44)
28
(√) pada lembar observasi. Untuk mengetahui hasil belajar digunakan tes formatif.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan membuat kesimpulan setelah proses
belajar-mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan oleh guru dan guru mitra
untuk menemukan kekurangan dan kelebihan pada saat pembelajaran. Hasil
diskusi digunakan untuk membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui tes dan non tes.
1. Non Tes
Nontes adalah penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian
dengan memberi tanda cheklis (√). 2. Tes
Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis,
maupun unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk
soal tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif
Analisis data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa dan kinerja guru. Setiap
(45)
29
Pengamatan dilakukan dengan cara memberikan tanda cecklist () pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan. Analisis data kualitatif menggunakan format berikut:
Tabel 3.1. Format pengamatan aktivitas belajar siswa
No Nama Siswa
Aktivitas yang diamati
Jml NA Kriteria
A B C D
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
NA : Nilai Aktivitas
Keterangan:
A. Bekerja sama dengan baik pada saat diskusi
B. Menjawab pertanyaan dengan benar
C. Mengemukakan pendapat
D. Menyelesaikan tugas dengan baik
Penilaian aktivitas siswa dinyatakan dengan rumus:
Jumlah skor perolehan
x 100 Skor maksimal
Tabel 3.2 Kriteria aktivitas siswa
No Rentang Nilai Kriteria
1 76-100 Sangat Aktif
2 51-75 Aktif
3 26-50 Cukup Aktif
4 0-25 Kurang Aktif
(Sumber: Aqib, 2009:41)
Sedangkan penilaian kinerja guru akan dianalisis menggunakan format
(46)
30
Tabel 3.3. Format Penilaian Kinerja Guru
No Aspek yang Diamati
Skor 1 2 3 4
I Pra-Pembelajaran
1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
II Membuka Pembelajaran
1. Memberi pre-test
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan kegiatan serta memotivasi siswa
3. Memberi motivasi
III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan Materi
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar
B. Model Pembelajaran cooperative learning tipe examples non examples
1. Pembagian Kelompok
2. Pemberian tugas pada masing-masing kelompok 3. Membimbing siswa berdiskusi
4. Siswa memberi jawaban yang telah didiskusikan dalam kelompok
5. Membimbing siswa memberi tanggapan
6. Siswa diarahkan guru untuk menyimpulkan jawaban setiap pertanyaan
C. Pendekatan Saintifik
1. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati
2. Memancing peserta didik untuk bertaya apa, mengapa dan bagaimana
3. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuandan keterampilan yang diperolehnya
D. Kegiatan Pembelajaran
1.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Pesan yang dimuat dalam media jelas
3. Media rancangan guru
4. Relevan dengan pesan yang akan disampaikan 5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media 6.Terbaca dan mudah dipahami
7. Menarik perhatian siswa 8. Warna realistic
E. Kemampuan Tematik
1. Menggunakan media dalam bentuk fakta, konsep dan prosedur
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi melalui media
(47)
31
No Aspek yang Diamati
Skor 1 2 3 4 kritis
F. Penilaian
1. Memantau kemajuan belajar
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
IV Penutup
1. Menyimpulkan bersama siswa
2.Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
3. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 4.Melaksanakan tindak lanjut
Jumlah Skor IPKG Nilai
Tabel 3.4. Pedoman penskoran kinerja guru
No Skor Ket Indikator
1 4 A Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa . 2 3 B
Aspek yang diamati dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan dan melibatkan sebagian besar siswa .
3 2 C
Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa .
4 1 D
Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa .
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Kinerja Guru
No Tingkat Keberhasilan Kriteria kinerja
1. > 80 Sangat tinggi
2. 60 – 79 Tinggi
3. 40 – 59 Sedang
4. 20 – 39 Rendah
5. < 20 Sangat rendah
(Sumber: Adopsi dari Aqib, 2009:41)
2. Data kuantitatif
Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan
guru. Data kuantitatif siswa diperoleh dari penilaian pengetahuan
menggunakan tes tertulis yang dikerjakan secara individu di akhir pertemuan.
(48)
32
Tabel 3.6. Format analisis data kuantitatif
No Nama Siswa Nilai Akhir Keterangan
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata kelas
Nilai Akhir dinyatakan dengan rumus:
Skor perolehan
x 100 Skor maksimal
Keterangan diisi dengan kriteria Tuntas dan Tidak tuntas. Tuntas jika nilai
akhir ≥66, sedangkan Tidak tuntas jika nilai akhir <66.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini
adalah:
a. adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanjungrejo
Pesawaran pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dari
siklus ke siklus.
b. adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanjungrejo pada
pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup di setiap siklusnya.
Peneliti mentargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari
jumlah siswa telah mencapai KKM/tuntas. KKM yang ditetapkan yaitu
(49)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada
pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Tanjungrejo Pesawaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang
dilakukan observer terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I
pertemuan 1 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 55,31 dan pada
pertemuan 2 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 60,63, terjadi
peningkatan sebesar 5,32. Rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 57,97. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 diperoleh nilai
aktivitas siswa sebesar 66,88 dan pada pertemuan 2 diperoleh nilai
aktivitas siswa sebesar 73,13, terjadi peningkatan sebesar 6,25.
Rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus II tersebut sebesar 70,01. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
Examples Non Examples dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada
pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dapat
(50)
73
Pesawaran. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus I pertemuan 1 nilai
rata-rata yang dicapai 66,75, dan pada pertemuan 2 nilai rata-rata yang
dicapai 70,00. Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus II
pertemuan 1 sebesar 72,25 dan pada siklus II pertemuan 2 sebesar
77,50. Apabila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa,
dari 20 siswa pada siklus I pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa
sebanyak 8 orang (40,00%), pada pertemuan 2 meningkat menjadi 11
orang (55,00%). Pada siklus II pertemuan 1, ketuntasan belajar siswa
juga meningkat menjadi 14 orang (70,00%), Sedangkan pada
pertemuan 2 ketuntasan belajar siswa mencapai 18 orang (90,00%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, bahwa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tema
Peduli Terhadap Makhluk Hidup, siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo
Pesawaran, maka penulis menyarankan:
1. Guru harus mampu memotivasi siswa dengan memberi penguatan yang
tepat sehingga siswa lebih bergairah dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Permasalahan yang diajukan hendaknya berhubungan dengan dunia
nyata siswa, sehingga pesan yang disampaikan kepada siswa lebih
(51)
74
3. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas pembelajaran
yang memadai serta memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam
melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sehingga dapat
(52)
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman. 2006. Macam-macam Teori Belajar.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ Diakses tanggal 10 Agustus 2014.
Agus, Sanjaya. 2010. Definisi Hasil Belajar: http://hasilbelajarpsikologi.com. Diakses tanggal tanggal 4 Agustus 2014.
Agus, Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ali. 2008. Aktivitas Belajar.http://translate.google.co.id. Diakses tanggal 4 Agustus 2014.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yrama Widya. Bandung.
. 2014. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran. Yrama Widya. Bandung.
Depdiknas. 2007. Model-model Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.
Emzir. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Hasil Belajar. Bumi Aksara. Bandung.
_____________. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hasnah. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan Metode Examples Non Examples 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(53)
76
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta
Kemdikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMPK-PMP).Kemdikbud. Jakarta.
Mukhlis, Abdul. 2002. Model dan Metode Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Muslimin, Ibrahim. 2000. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Buana Pustaka Surabaya.
Noehi, Nasution. 2009. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rahmawati, Farida Nur. 2013. Penerapan Model Example Non Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas IV SDN Jetis 1 Pace Nganjuk. http://library.um.ac.id/ptk/index.php? mod=detail&id=58809. Diunduh tanggal 10 November 2014.
Rochyandi, Yadi. 2004. Model-model Pembelajaran.Makalah Diklat.Yogyakarta.
Rosyidi, Unifah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013, Kemenpendikbud, Jakarta.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Tukiran, Taniredja. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
(1)
32
Tabel 3.6. Format analisis data kuantitatif
No Nama Siswa Nilai Akhir Keterangan
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata kelas
Nilai Akhir dinyatakan dengan rumus: Skor perolehan
x 100 Skor maksimal
Keterangan diisi dengan kriteria Tuntas dan Tidak tuntas. Tuntas jika nilai akhir ≥66, sedangkan Tidak tuntas jika nilai akhir <66.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanjungrejo Pesawaran pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dari siklus ke siklus.
b. adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanjungrejo pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup di setiap siklusnya. Peneliti mentargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM/tuntas. KKM yang ditetapkan yaitu ≥66.
(2)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada
pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo Pesawaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 55,31 dan pada pertemuan 2 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 60,63, terjadi peningkatan sebesar 5,32. Rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus I sebesar 57,97. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 66,88 dan pada pertemuan 2 diperoleh nilai aktivitas siswa sebesar 73,13, terjadi peningkatan sebesar 6,25. Rata-rata nilai aktivitas siswa pada siklus II tersebut sebesar 70,01. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo
(3)
73
Pesawaran. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata yang dicapai 66,75, dan pada pertemuan 2 nilai rata-rata yang dicapai 70,00. Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus II pertemuan 1 sebesar 72,25 dan pada siklus II pertemuan 2 sebesar 77,50. Apabila dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa, dari 20 siswa pada siklus I pertemuan 1 ketuntasan belajar siswa sebanyak 8 orang (40,00%), pada pertemuan 2 meningkat menjadi 11 orang (55,00%). Pada siklus II pertemuan 1, ketuntasan belajar siswa juga meningkat menjadi 14 orang (70,00%), Sedangkan pada pertemuan 2 ketuntasan belajar siswa mencapai 18 orang (90,00%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup, siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanjungrejo Pesawaran, maka penulis menyarankan:
1. Guru harus mampu memotivasi siswa dengan memberi penguatan yang tepat sehingga siswa lebih bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Permasalahan yang diajukan hendaknya berhubungan dengan dunia nyata siswa, sehingga pesan yang disampaikan kepada siswa lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
(4)
74
3. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas pembelajaran yang memadai serta memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi sekolah.
(5)
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman. 2006. Macam-macam Teori Belajar.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ Diakses tanggal 10 Agustus 2014.
Agus, Sanjaya. 2010. Definisi Hasil Belajar: http://hasilbelajarpsikologi.com. Diakses tanggal tanggal 4 Agustus 2014.
Agus, Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Ali. 2008. Aktivitas Belajar.http://translate.google.co.id. Diakses tanggal 4 Agustus 2014.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yrama Widya.
Bandung.
. 2014. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran. Yrama Widya. Bandung.
Depdiknas. 2007. Model-model Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta. Emzir. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2008. Hasil Belajar. Bumi Aksara. Bandung.
_____________. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. Hasnah. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan
Metode Examples Non Examples 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(6)
76
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Jakarta
Kemdikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDMPK-PMP).Kemdikbud. Jakarta.
Mukhlis, Abdul. 2002. Model dan Metode Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Muslimin, Ibrahim. 2000. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Buana Pustaka Surabaya.
Noehi, Nasution. 2009. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta. Rahmawati, Farida Nur. 2013. Penerapan Model Example Non Example Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas IV SDN Jetis 1 Pace Nganjuk. http://library.um.ac.id/ptk/index.php? mod=detail&id=58809. Diunduh tanggal 10 November 2014.
Rochyandi, Yadi. 2004. Model-model Pembelajaran.Makalah Diklat.Yogyakarta. Rosyidi, Unifah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013, Kemenpendikbud, Jakarta. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Tukiran, Taniredja. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif. Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.