BAB II KAJIAN TEORI
A. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau style berasal bahasa Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin atau dapat diartikan sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Keraf, 2007: 112. Dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa,
Gorys Keraf membagi gaya bahasa menjadi beberapa macam sudut pandang, yaitu gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa
berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Dalam penelitian ini, hanya digunakan sudut pandang ketiga dan keempat.
Hal ini disebabkan oleh kajian utama penelitian ini adalah judul, subjudul, dan slogan iklan yang hanya berupa frasa dan kalimat, bukan paragraf.
Widyamartaya 1992: 19 mengemukakan bahwa hal yang paling menentukan dalam komunikasi tulis ialah cara membungkus gagasan. Dengan
demikian, muncul gaya bahasa sebagai cara untuk menyampaikan gagasan tertulis secara efektif dan efisien. Gaya bahasa menyampaikan pengalaman batin dengan
hasil sebesar-besarnya. Sehingga bahasa tulis hendaknya menggunakan gaya bahasa tertentu.
Dalam sebuah kalimat, struktur kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Sedangkan dalam struktur kalimat yang dimaksud
berkaitan dengan posisi gagasan yang dianggap penting dalam sebuah kalimat.
Menurut Keraf 2007: 124, Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat meliputi: klimaks, antiklimaks, pararelisme, antitesis dan repetisi.
Keraf 1991: 130 juga membedakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ke dalam dua kelompok yaitu gaya bahasa retoris dan gaya
bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang mengutamakan penekanan pada unsur-unsur tertentu dalam sebuah kalimat dengan tujuan
memperkuat gagasan atau makna, dan juga untuk menarik perhatian pada lawan biacara. Gaya bahasa yang termasuk dalam gaya bahasa retoris di antaranya: gaya
bahasa aliterasi, gaya bahasa asonansi, gaya bahasa anastrof, gaya bahasa apofasis atau gaya bahasa preterisio, gaya bahasa apostrof, gaya bahasa asindenton, gaya
bahasa polisindenton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa elipsis, gaya bahasa eufemismus, gaya bahasa litotes, gaya bahasa histeron, gaya bahasa proteron,
gaya bahasa pleonasme dan gaya bahasa tautologi, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa prolepsis atau gaya bahasa antisipasi, gaya bahasa erotesis atau gaya
bahasa pertanyaan retoris, gaya bahasa silepsis dan gaya bahasa zeugma, gaya bahasa koreksio atau gaya bahasa epanortosis, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa
paradoks, dan gaya bahasa oksimoron. Gaya bahasa kiasan merupakan bentuk penyimpangan gaya bahasa terhadap kaidah bahasa, khususnya dalam hal makna
yang secara sengaja dimanfaatkan untuk menampilkan efek tertentu. Jenis-jenis gaya bahasa kiasan meliputi: gaya bahasa metafora, gaya bahasa simile, gaya
bahasa metonimia, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa sinekdoke, dan gaya bahasa epitet.