berswasembada beras. Berjalannya waktu kondisi produksi beras di Indonesia tidak selalu stabil, mengalami kenaikan
dan penurunan. Pada tahun 1997, produksi padi Indonesia merosot sebesar 3.4, sedangkan pada tahun 1998 produksi
padi Indonesia kembali merosot sebesar 4,6 Triyanto, 2006. Hal ini menyebabkan produksi beras Indonesia jauh
tertinggal dari permintaan, sementara tingkat konsumsi beras di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 97 hingga 100
Achmad, 2001. Sejak tahun 1992 Indonesia terpaksa melakukan import beras untuk memenuhi kebutuhan beras di
Indoneisa yang sangat tinggi.
2.4 Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi
Luas lahan sangat berpengaruh terhadap produksi padi. Apabila luas lahan padi semakin luas maka produksi
beras akan semakin meningkat. Sebaliknya apabila luas lahan padi semakin sempit maka produksi beras akan
semakin sedikit Zulmi, 2011. Lahan pertanian semakin lama semakin berkurang, sebagai akibat dari beralihnya
fungsi lahan pertanian ke non pertanian mengakibatkan berkurangnnya produksi padi di Indonesia. Sementara
kebutuhan pangan terus meningkat sebagai akibat dari bertambahnya jumlah penduduk dan pertumbuhan industri
yang menggunakan bahan baku dari beras.
2.5 Pengaruh Irigasi Terhadap Produksi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomer 77 tahun 2001 tentang perairan menyatakan bahwa irigasi merupakan
usaha pengadaan dan pengaturan air secara buatan, baik air tanah maupun air permukaan untuk menunjang pertanian
Hendra, 2006. Irigasi yang dibangun di lahan pertanian berfungsi sebagai penjamin kelangsungan proses fisiologi
dan biologi tanaman untuk evapotranspirasi, proses asimilasi, pelarut unsur hara, media pengangkut unsur-unsur di dalam
tubuh tanaman dan pengaturan tegangan sel atau tugor Dumairy, 1992. Tingkat produksi padi sangat dipengaruhi
oleh kondisi irigasi, dimana suatu usaha tani yang terjamin irigasinya memberikan hasil produksi yang lebih tinggi
daripada usaha tani yang tidak terjamin irigasinnya Kalo, 1983.
Produksi padi sawah akan menurun jika tanaman padi menderita cekaman air
water stress
. Gejala umum akibat kekurangan air antara lain daun terbakar leaf scorching,
anakan padi berkurang, tanaman kerdil, pembunggan tertunda dan biji hampa Kurnia dkk, 2004. Pada sekala
makro, irigasi sering diterapkan secara tidak efisien. Kehilangan air di sepanjang saluran melalui rembesan
seepage
masih tergolong tinggi. Sebagian besar petani menerapkan irigasi dengan prinsip mengairi lahannya dengan
volume air sebanyak mungkin tanpa menghiraukan kebutuhan optimum air untuk tanaman, sementara sebagian
lahan petani lainya tidak mendapatkan air cukup yang
berakibat pada rendahnya produktivitas tanaman. Penerapan irigasi yang tidak efisien bisa terjadi melalui cara pemberian
air yang tidak tepat baik jumlah dan waktunya ataupun oleh kehilangan air yang berlebihan melalui rembesan
seepage
.
2.6 Pengaruh Tenaga kerja Terhadap Produksi