Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Definisi Kanker Rongga Mulut

masyarakat terbanyak. Khususnya di Indonesia, prevalensi merokok dan mengunyah tembakau dari tahun 2007-2013 mengalami peningkatan hingga menjadi 36,3 Depkes, 2013. Di Provinsi Sumatera Utara, menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi perokok setiap hari yaitu 24 dari jumlah penduduk dan rerata mengonsumsi rokok 15 batang per hari nya. Jumlah ini di atas rata-rata jumlah perokok dan batang rokok yang dikonsumsi rakyat Indonesia. Sementara itu, prevalensi penduduk yang mengunyah tembakau setiap hari di Sumatera Utara juga di atas rata-rata yaitu sebanyak 3,1 pada tahun 2013. Hal yang sama terjadi pada kebiasaan minuman beralkohol, provinsi ini memiliki prevalensi di atas rata-rata pada tahun 2007 yaitu sebanyak 6,1 Depkes, 2007. Sedangkan untuk prevalensi menyirih, provinsi ini masih belum memiliki data yang pasti. Beberapa penelitian sebelumnya, di antaranya Hasibuan 2003 meneliti bahwa sebagian besar penduduk di Tanah Karo, Sumatera Utara, masih melakukan kebiasaan menyirih, tetapi hanya terbatas pada wanita. Sedangkan Lim 2007 meneliti prevalensi kebiasaan menyirih pada masyarakat Batak Karo Kecamatan Pancur Batu yaitu 32. Penelitian sebelumnya hanya menghitung kebiasaan menyirih pada penduduk setempat tanpa mempertimbangkan penyakit yang menjadi efek, khususnya kanker rongga mulut. Sementara itu, belum ada penelitian tentang faktor risiko baik menyirih, merokok, mengunyah tembakau, dan minuman beralkohol yang khusus pada penderita yang sudah terdiagnosa kanker rongga mulut di Provinsi Sumatera Utara khususnya pasien di RSUP. H. Adam Malik. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti tentang Faktor Risiko Kanker Rongga Mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran faktor resiko penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan RSUP Haji Adam Malik Medan? Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor risiko penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP Haji Adam Malik Medan

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi faktor risiko berupa kebiasaan merokok pada penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Mengetahui prevalensi mengunyah tembakau sebagai faktor risiko pada penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan. 3. Mengetahui prevalensi menyirih sebagai faktor risiko pada penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan. 4. Mengetahui prevalensi kebiasaan meminum alkohol sebagai faktor risiko pada penderita kanker rongga mulut di Divisi Bedah Onkologi RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat, informasi hasil penelitian dapat menjadi tambahan informasi dalam memahami faktor risiko terjadinya kanker rongga mulut. 2. Bagi petugas kesehatan, melalui pengetahuan faktor risiko kanker rongga mulut dapat disusun rancangan upaya penyuluhan dan pengendalian kanker rongga mulut di daerah tempat bertugas. 3. Bagi penulis, menambah wawasan dalam meneliti dan mengenali faktor risiko kanker rongga mulut 4. Bagi pendidikan, karya ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kanker Rongga Mulut

Kanker atau Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma, sesuai definisi Willis, adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal secara terus menerus walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal dasar tentang neoplasma adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normalKumar et al., 2012. Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma disebut sebagai tumor, dan ilmu tentang tumor disebut onkologi dari oncos yaitu“tumor” dan logos adalah “ilmu”. Dalam onkologi, pembagian neoplasma menjadi kategori jinak dan ganas yang didasarkan pada penilaian tentang kemungkinan perilaku klinis neoplasma Kumar et al., 2012. Suatu tumor dikatakan jinak benign apabila gambaran mikroskopik dan makroskopiknya mengisyaratkan bahwa tumor tersebut tetap akan terlokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain, dan pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal; pasien umumnya selamat. Namun, tumor jinak dapat menimbulkan kelainan yang lebih dari sekedar benjolan lokal dan kadang- kadang tumor jinak menimbulkan penyakit serius Kumar et al., 2012. Tumor ganas maligna secara kolektif disebut kanker, yang berasal dari kata Latin untuk kepiting, tumor melekat erat ke semua permukaan yang dipijaknya, seperti seekor kepiting. Ganas, apabila diterapkan pada neoplasma, menunjukan lesi dapat menyerbu dan merusak struktur di dekatnya dan menyebar ke tempat jauh metastasis serta menyebabkan kematian Kumar et al., 2012. Sehingga kanker rongga mulut merupakan suatu pertumbuhan sel kanker yang dapat mengenai rongga mulut, meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, gingival, dasar mulut dan mukosa pipi Lee et al., 2008. Universitas Sumatera Utara 2.2. Epidemiologi 2.2.1. Frekuensi