PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG

(1)

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

(NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 KEDAMAIAN

BANDAR LAMPUNG

Oleh

SUNARTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ii

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEDAMAIAN

BANDAR LAMPUNG

Oleh Sunarti

Masalahan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan model NHT dalam meningkatkan proses belajar siswa dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian. Penelitian dilaksanakan dengan prosedur PTK melalui 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan. Dari observasi dapat ditemukan masalah yang menjadi bahan penelitian, kemudian dengan kegiatan refleksi ditemukan solusi pemecahan masalah yang akhirnya digunakan dalam penelitian ini, yaitu penggunaan model NHT dalam pembelajaran Matematika.

Dari perbaikan pembelajaran siklus 1 terbukti bahwa model NHT dapat menunjukkan peningkatan proses belajar dan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika, meskipun terdapat indikasi proses pembelajaran yang belum maksimal. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran dalam siklus 2 untuk menyempurnakan perbaikan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Sehingga dari penelitian ini didapatkan peningkatan hasil belajar siswa .


(3)

(4)

(5)

(6)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Perumusan masalah ... 4

1.4 Tujuan Penlitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori-teori belajar... 6

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif NHT ... 10

2.4 Materi Pelajaran Matematika ... 15

2.5 Proses Belajar ... 15

2.6 Hasil Belajar ... 16

2.7 Penelitian Yang relevan ... 17

2.8 Kerangka Pikir ... 17


(7)

x

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian ... 20

3.2 Subjek Penelitian ... 20

3.3 Sumber Data ... 21

3.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 21

3.5 Instrumen Penelitian ... 22

3.6 Tehnik Analisis data ... 22

3.6.1. Proses Belajar Siswa ... 22

3.6.2. Analisis Hasil Belajar ... 23

3.6.3. Analisis uji Hipotesis ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 25

4.2. Hasil Penelitian ... 25

4.2.1. Pelaksanaan Siklus I ... 25

4.2.2. Pelaksanaan Siklus II ... 29

4.2.3. Hasil siklus I dan siklus II ... 33

4.3 Uji Hipotesis Tindakan . ... 37

4.4. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Daftar nilai matematika ... 3

2. Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif... 14

3. Materi pelajaran matematika ... 15

4. Data proses/aktivitas belajar siswa siklus I ... 34

5. Data hasil belajar siswa siklus I ... 37

6. Data proses/ aktivitas belajar siswa siklus II... 38

7. Data hasil belajar siswa siklus II ... 30

8. Data presentase prose belajar siswa siklus I dan II ... 34


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pikir... 18

2. Diagram Presentase proses belajar siswa siklus I dan II... 35

3. Diagram rata-rata nilai hasil belajar siswa siklus I dan II... 37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat ijin Penelitian ... 44

2. Surat Keterangan Penelitian ... 45

3. Rencana pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 46

4. LKK Siklus I ... 47

5. Soal Tes belajar Siklus I ... 48

6. Nomor Soal ... 49

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 50

8. LKK Siklus II ... 51

9. Soal tes belajar Siklus II ... 52

10.Daftar Nama Siswa Kelas IV ... 53

11.Data perhitungan Proses Belajar siswa Siklus I ... 54

12.Hasil Analisis proses siswa Siklus I ... 55

13.Data Perhitungan Proses Belajar Siswa Siklus II ... 56

14.Hasil Analisis Proses Siswa Siklus II ... 57

15.Data Hasil belajar siswa Siklus I ... 58

16.Data hasil Belajar Siswa Siklus II ... 59

17.Analisis perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I dan II ... 60

18.Data nilai rata-rata proses belajar siswa (X) ... 61


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi :

a.. Menciptakan suasana pendidikan yang menyenangkan , kreatif, dinamis dan dialogis

b. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga , profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran yang PAKEM. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana


(12)

2

cara menciptakan suasana belajar aktif, kreatif, effektif, dan menyenangkan selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang model apa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian.

Salah satu mata pelajaran yang sangat sulit dipahami dan di jadikan momok oleh siswa adalah pelajaran Matematika , sedangkan pelajaran Matematika masuk dalam Ujian Nasional .

Masalah yang terjadi adalah rendahnya hasil belajar pelajaran matematika siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah KKM yaitu 60.

Pengaruh dari kurang berhasilnya hasil belajar adalah kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran misalnya bekerjasama, mengajukan pertanyaan, memecahkan masalah, dan mengemukakan pendapat . Observasi menunjukan hasil belajar siswa masih rendah, karena aktivitas siswa masih belum diberdayakan di dalam proses pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah dengan menggunakan model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) agar aktivitas belajar siswa lebih meningkat sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal.


(13)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Saat melaksanakan perbaikan pembelajaran penulis di bantu oleh teman sejawat untuk pelaksanaannya, penulis merasakan proses pembelajaran dengan mencoba berbagai metode yang ada, pembelajaran kurang berjalan efektif. Hal ini terkait dengan adanya beberapa siswa yang kurang antusias dengan pembelajaran, ada yang acuh tak acuh, ada juga yang diam saja, dan tes formatif yang dilakukan oleh penulis pada akhir pembelajaran terlihat perolehan perolehan hasilnya sangat rendah, ini dibuktikan dari jumlah 24 siswa , ternyata siswa yang mendapat nilai diatas KKM

Hanya 9 siswa, sedangkan yang mendapat nilai dibawah KKM 15 siswa. Untuk lebih jelasnya , dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 1

Daftar Nilai Ulangan Matematika Semester II Tahun 2013

No Nilai Jumlah Siswa Prosentase ( % )

1 10 – 19 0 0,00

2 20 – 29 0 0,00

3 30 – 39 2 8,34

4 40 – 49 5 20,84

5 50 – 59 8 33,34

6 60 - 69 2 8,34

7 70 – 79 3 12,50

8 80 – 89 3 12,50

9 90 – 99 1 4,17

10 100 0 0,00

Jumlah 24 100,00


(14)

4

1.3Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang , Identiffikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Rendahnya hasil belajar pelajaran matematika siswa kelas IV SDN 1 Kedamaian .

Dengan demikian permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah peningkatan proses belajar siswa menggunakan model

Pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 1 Kedamaian.

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 1 Kedamaian.

3. Bagaimanakah hubungan antara proses belajar siswa dengan hasil belajar Siswa menggunakan model pembelajaran tipe NHT dalam pembelajaran Matematika dikelas IV SDN 1 Kedamaian.

Dengan demikian judul penelitian ini adalah Penggunaan Model Numbered Head Together . Untuk meningkatkan Proses Belajar dan Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peningkatan proses belajar siswa dengan mengguna- kan model pembelajaran NHT dikelas IV SD N I Kedamian


(15)

5

nakan model pembelajaran NHT di kelas IV SDN 1 Kedamaian. 3. Untuk mengetahui hubungan antara proses belajar dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran NHT di kelas IV SDN 1 Kedamaian.

1.5 Manfaat Penelitian

1.Bagi siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

2.Bagi Guru

Sebagai pedoman untuk melaksanakan ppembelajaran dan dapat mengoptimalkan pengguna.

3.Bagi Sekolah

Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra sekolah di mata masyarakat.


(16)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori-Teori Belajar

(1)Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak Sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.


(17)

7

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

(3)Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.


(18)

8

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsungdalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Teori-teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran yang berbeda, yaitu:

a. Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi ekternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

b. Aliran Nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, teramasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tsb ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.

c. Aliran Naturalisme menyatakan bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan

d. Aliran Konvergensi Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.

2.2Model Pembelajaran Kooperatif

Soekamto, dkk dalam Trianto (2010: 22) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan


(19)

9

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2010 : 58) menjelaskan model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Artzt & Newman dalam Trianto (2010 : 56 ) mengungkapkan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Zamroni dalam Trianto (2010: 57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial kalangan siswa, dengan belajar kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Sanjaya Wina (2010 : 246) mengungkapkan empat prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu :

a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakkan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kriteria masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal, tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga bagi setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebhan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat arang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.


(20)

10

Menurut Trianto (2010 : 67) model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dengan empat pendekatan yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural yang Meliputi Think Pait Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis pendekatan yang salah satunya Numbered Head Together. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran .

Pada penerapan model ini dengan cara mengelompokan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bias sama , bias berbeda . Setelah memperoleh tugas , tiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual san diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok . Suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam permainan{games ) yaitu guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah kerja kelompok sajikan hasil kelompok dalam diskusi kelas.

Langkah-langkah Model pembelajaran Tipe NHT

1. Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa .


(21)

11

2. Berfikir bersama ( Head Together ) . para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

3. Pemberian jawaban , Guru menyebutkan satu dan para siswa tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa.

Pembelajaran model kooperatif tipe NHT merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dengan sintaks pengarahan, buat kelompok heterogen, dan tiap siswa memiliki nomor tertentu . Dimana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 - 84).

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok – kelompok kecil dan arahkan untuk mempelajari materi pembalajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran NHT dikembangkan menjadi 6 kegiatan yaitu :

1. Persiapan

Guru mempersiapkan rancangan pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran ( SP ) dan LKS


(22)

12

2. Pembentukan kelompok

Siswa di bentuk dalam beberapa kelompok yang diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3. Kuis (Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4.Skor kemajuan (perkembangan ) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5. Penghargaan kelompok

Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.

Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Suwarno 2010), yaitu :


(23)

13

a. Terjadi interaksi antar siswa melaui diskusi secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi..

b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar kooperatif

c. Dengan bekerja sama konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar untuk dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan kepemimpinan.. .

2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu:

a. Siswa pandai cendrung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah

b. Proses didkusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang menyalin pekerjaan siswa pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.

3. Tabel 2.1 Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe NHT

No Tahap Tingkah Laku Guru

1. Tahap

pendahuluan

a. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan

pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

b. Setiap siswa memiliki nomor tertentu.

c. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

d. Mensosialiasakan kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

e. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.


(24)

14

2. Tahap

pengembangan

a. Guru mendemonstrasikan konsep atau

keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.

c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

d. Presentasi kelompok dengan nomor yang sama dan sesuai tugas masing-masing.

e. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 3 Tahap penerapan a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal seuai dengan nomor soal dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

3.4 Materi Pelajaran Matematika

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator

1 Memahami dan meng- Gunakan sifat-sifat

Operasi hitung

bilangan Dalam pemecahan masalah Mengidentifikasi Sifat-sifat operasi Hitung bilangan 1.Mengidentifikasi sifat-

sifat operasi hitung pada

bilangan

2.Menentukan sifat-sifat

operasi hitung bilangan

3.Menentukan menyelesai-


(25)

15

bilang-

an menggunakan sifat

Komulatif, asosiatif, dan

Distributif.

2.5. Proses Belajar

Proses belajar merupakan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin banyak aktivitas yang siswa, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Proses dalam pembelajaran adalah sebagian besar dari perubahan tingkah laku , ditandai dengan aktivitas fisik dan berfikir. Hasil dari aktivitas belajar adalah menumbuhkan semangat untuk memperoleh pengetahuan yang baru atau belum dimengerti

Menurut Diedrich dalam Sardiman (2007) aktivitas siswa berupa :

1. Visual Sctivities, misalnya : membaca, memperhatikan gambar, demontrasi,percobaan, melihat pekerjaan orang lain.

2. Oral Activities, misalnya : bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, dan diskusi.

3. Writing Activities, misalnya : menulis laporan, menyalin.

4. Emotional Activities , misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.


(26)

16

2.6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan rangkaian terakhir siswa dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk nilai maupun katagori baik, cukup baik, dan kurang baik.

Menurut Arikunto (2007;59) bahwa : nilai yang diperoleh waktu ulangan bukan menggambarkan partisipasi tetapi menggambarkan hasil belajar.

Dari pendapat diatas bahwa hasil belajar menunjukan dua sisi proses keberhasilan yaitu pada siswa dan bagi guru.Sebagai guru hasil belajar diakhiri dengan tes evaluasi hasil belajar dapat diketahui bagaimana proses belajar mengajar berjalan dengan baik atau tidak, sedangkan bagi siswa hasil belajar merupakan puncak dari rangkaian belajar. Hasil belajar yang baik menunjukan selama proses pembelajaran siswa mengikutinya dengan baik.

2.7. Penelitian yang Relevan

Menurut Nunung Nurdiah(2012:56) Penerapanstrategi Cooperative Lerning tipe NHT dapat meningkatkan pembelajaran Matematika,halitu ditandai dengan adanya peningkatan presentase aktivitas belajar siswa . Meningkatkan presentase aktivitas belajar siswa seiring dengan ketuntasan hasil belajar siswa,terlihat pada presentase siswa tuntas pada gan meningkatnya siklus Isebesar 48 % atau sebanyak 12 orang siswa pada siklus II sebesar 88% atau sebanyak 22orang siswa ,hal tersebut menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 36%.


(27)

17

Menurut SriSuryati (2012:25) 1.Penggunaan model NHT dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil dan keaktivan belajar siswa kelas IVSD, 2. Penggunaan model NHT dapat meningkatkan kreatif siswa,3. Dengan penggunaan model NHT siswa dapat bekerja dengan mandiri,4. Penggunaan Kooperatif tipe NHT dapat memberikan pemahaman pada pelajaran Matematika dan tersimpan dalam ingatan jangka panjang mereka.

2.8. Kerangka Pikir

Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian masih kerap ditemui dalam proses belajar mengajar guru menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran lebih mengandalkan metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan kurang aktif.

Mata pelajaran Matematika sebagai mata pelajaran yang menuntut kemampua menghitung. Diduga untk meningkatkan proses belajar dan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas IV SDN 1Kedamaian yaitu dengan melakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Skema Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan proses belajar dan hasil belajar pada peserta didik kelas IV SDN 1Kedamaian adalah sebagai berikut:


(28)

18

Tabel 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kondisi awal Guru /peneliti belum

menggunakan model NHT

Siswa yang diteliti hasil belajarnya rendah

Tindakan Memanfaatkan model pembelajaran NHT

Siklus I

Memanfaatkan model NHT yang didemontrasikan gurusiswa melihat

Kondisi Akhir

Diduga dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan proses belajar dab hasil belajar siswa

Siklus II

Memanfaaatkan model NHT yang didemontrasikan guru siswa mengikuti dan mencoba


(29)

19

2.9 Hipotesis

Ha : Ada hubungan yang positif antara proses belajar dengan hasil belajar siswa Menggunakan model pembelajaran tipe NHT dalam pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung

Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara proses belajar dengan hasil belajar siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe NHT dalam pelajaran


(30)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 kedamaian , kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Mata pelajaran Matematika . Penelitian ini dilaksanakan ditempat tugas masing-masing agar tidak mengganggu tugas.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dillaksanakan pada semester I, Tahun pelajaran 2013/10134 Penelitian Terdiri dari beberapa siklus.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian Bandar Lampung, semester II Tahun Pelajaran 2012-2013. Jumlah siswa kelas IV adalah 24 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 orang siswa perempuan sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Numbered Head Together.


(31)

21

Siswa//siswi SD Negeri 1Kedamaian mayoritas orang tuanya bekerja sebagai buruh di gudang dan kurang perhatian terhadap pendidikan anak , karena mereka berprinsip yang penting sekolah.

a. Sumber Data

Data primer berasal dari pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa berbentuk lembar observasi dan lembar hasil kerja siswa, sesuai subyek penelitian.

Data sekunder berasal dari dokumentasi sekolah, guru dan orang tua siswa ,cara memperolehnya dengan pengamatan lansung ke sekolah dan angket untuk orang tua siswa.

3.4Teknik Pengumpulan Data

a. Pengamatan

Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Matematika kelas IV. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

b. Tes Hasil Belajar.

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang telah diberikan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.


(32)

22

3.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Non Tes (Observasi)

Data kualitatif diperoleh dari data non-tes yaitu data yang didapatkan dari observasi terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru yang diberikan kepada siswa. Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa

2. Tes

Data kuantitatif di peroleh dari tes yang diberikan kepada siswa . Tes disusun berdasarkan bahan ajar yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3.6Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi siswa dan kinerja guru,sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui tes formatif yang diberikan kepada siswa.

3.6.1 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Dalam pengumpulan data aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas belajar diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran.


(33)

23

Keterangan :

Klasifikasi Aktivitas siswa sebagai berikut :

86% - 100% adalah aktifitas siswa yang sangat baik. 71% - 85% adalah aktivitas siswa baik.

56% - 7% adalah aktifitas siswa cukup. 41% - 55% adalah aktifitas siswa kurang. 26% - 40% adalah siswa sangat baik.

3.6.2Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator. Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis sebagai berikut:

P = Skor yang diperoleh X 100% Skor maksimal siswa

Jumlah Skor Benar NA =

Jumlah Skor seluruhnya


(34)

24

3.6.3 Analisis Uji Hipotesis

Analisi Uji Hipotesis menggunakan rumus Product Moment yaitu:

Keterangan :

r_xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

xy = Jumlah perkalian antara variabel x dan Y

x^2 = Jumlah dari kuadrat nilai X

y^2 = Jumlah dari kuadrat nila Y

x)^2 = Jumlah nila X kemudian dikuadratkan

y)^2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan Sumber : Mason, R.D & Douglas A. Lind. 1996.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti proses belajar dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran NHT . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka proses belajar dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II

(1) Proses belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran NHT nilai presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I katagori kurang aktif. Nilai rata-rata presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama di siklus II mendapat katagori cukup aktif . berdasarkan rata-rata presentase siswa pada siklus I dan siklus II menggunakan model NHT dapat meningkatkan proses belajar siswa.

(2) Hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran NHT .nilai rata-rata presentase hasil belajar siswa berdasarkan tes hasil belajar siklus I mendapat katagori kurang baik.

(3) Hubungan antara proses belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian menunjukan ada hubungan yang positif kendatipun kurang erat.


(36)

43

B. Saran

Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II maka saran-saran untuk penelitian selanjutnya menggunakan model Numbered Head Together adalah :

(1) Proses pembelajaran difokuskan terlebih dahulu pada waktu proses belajar siswa didalam kegiatan dikelas.

(2) Pemanfaatan menggunakan waktu yang efesien dalam membagi nomor siswa, aktivitas diskusi, presentasi, dan tanya jawab

(3) Pembagian kelompok pada pembelajaran NHT paling banyak terdiri dari 4 siswa agar mudah mengawasi tiap-tiap individu siswa.

(4) Model pembelajaran Numbered head Together agar selalu diterapkan dalam pembelajaran karena akan meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Ariandawati, 2010. Model Pembelajran NHT, Tersedia Pada

http://www.Sarjanaku.Com/2011/03/Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Stad.Thml. Diakses Pada 23 Juni 2013

Mason, R.D & Douglas A. Lind. 1996. Teknik Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mudjiono, Dimyati, 2009. Belajar Dan Pembelajaran : Pt. Rineka Cipta.

Mulyono, Anton M. 2013. Altivitas Belajar . Tersedia Pada http://Ainamulyana.Blogspot.Com/2012/02 Aktivitas-Belajar. Html.Diakses Pada 23 Juni 2013

Muhammad Surya, 1997. Belajar dan Pembelajaran. Pt. Rineka Cipta.

Nunung Nurdiah, 2012. Penggunaan Model Nht Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sdn 3 Brebes , Bandar Lampung,

Skripsi

Rachmadiarti. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT . Tersedia Pada http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe nht.html. Diakses Pada 23 Juni 2013

Roestiyah.2001. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .Tersedia Pada

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html.Diakses Pada 23 Juni 2013

Sanjaya Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Slavin, 1995. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.

Sri Suryati, 2012. Pengaruh Model Pemnelajaran Nht Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Sdn 2 Campang Raya, Bandar Lampung, Skripsi Sardiman, 2007, Aktivitas Siswa Dalam ProsesBelajar


(38)

Trianto, 2010. Cooperative Learning, Teori, Riset, Dan Praktik. Nusa Media, Bandung


(1)

Keterangan :

Klasifikasi Aktivitas siswa sebagai berikut :

86% - 100% adalah aktifitas siswa yang sangat baik. 71% - 85% adalah aktivitas siswa baik.

56% - 7% adalah aktifitas siswa cukup. 41% - 55% adalah aktifitas siswa kurang. 26% - 40% adalah siswa sangat baik.

3.6.2 Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator. Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis sebagai berikut:

P = Skor yang diperoleh X 100% Skor maksimal siswa

Jumlah Skor Benar NA =

Jumlah Skor seluruhnya X 100 %


(2)

24

3.6.3 Analisis Uji Hipotesis

Analisi Uji Hipotesis menggunakan rumus Product Moment yaitu:

Keterangan :

r_xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y xy = Jumlah perkalian antara variabel x dan Y

x^2 = Jumlah dari kuadrat nilai X y^2 = Jumlah dari kuadrat nila Y

x)^2 = Jumlah nila X kemudian dikuadratkan y)^2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan


(3)

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti proses belajar dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran NHT . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka proses belajar dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II

(1) Proses belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran NHT nilai presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I katagori kurang aktif. Nilai rata-rata presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama di siklus II mendapat katagori cukup aktif . berdasarkan rata-rata presentase siswa pada siklus I dan siklus II menggunakan model NHT dapat meningkatkan proses belajar siswa.

(2) Hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran NHT .nilai rata-rata presentase hasil belajar siswa berdasarkan tes hasil belajar siklus I mendapat katagori kurang baik.

(3) Hubungan antara proses belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Kedamaian menunjukan ada hubungan yang positif kendatipun kurang erat.


(4)

43

B. Saran

Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II maka saran-saran untuk penelitian selanjutnya menggunakan model Numbered Head Together adalah :

(1) Proses pembelajaran difokuskan terlebih dahulu pada waktu proses belajar siswa didalam kegiatan dikelas.

(2) Pemanfaatan menggunakan waktu yang efesien dalam membagi nomor siswa, aktivitas diskusi, presentasi, dan tanya jawab

(3) Pembagian kelompok pada pembelajaran NHT paling banyak terdiri dari 4 siswa agar mudah mengawasi tiap-tiap individu siswa.

(4) Model pembelajaran Numbered head Together agar selalu diterapkan dalam pembelajaran karena akan meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Ariandawati, 2010. Model Pembelajran NHT, Tersedia Pada

http://www.Sarjanaku.Com/2011/03/Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Stad.Thml. Diakses Pada 23 Juni 2013

Mason, R.D & Douglas A. Lind. 1996. Teknik Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mudjiono, Dimyati, 2009. Belajar Dan Pembelajaran : Pt. Rineka Cipta.

Mulyono, Anton M. 2013. Altivitas Belajar . Tersedia Pada http://Ainamulyana.Blogspot.Com/2012/02 Aktivitas-Belajar. Html.Diakses Pada 23 Juni 2013

Muhammad Surya, 1997. Belajar dan Pembelajaran. Pt. Rineka Cipta.

Nunung Nurdiah, 2012. Penggunaan Model Nht Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sdn 3 Brebes , Bandar Lampung, Skripsi

Rachmadiarti. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT . Tersedia Pada http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe nht.html. Diakses Pada 23 Juni 2013

Roestiyah.2001. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .Tersedia Pada

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html.Diakses Pada 23 Juni 2013

Sanjaya Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Slavin, 1995. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.

Sri Suryati, 2012. Pengaruh Model Pemnelajaran Nht Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Sdn 2 Campang Raya, Bandar Lampung, Skripsi Sardiman, 2007, Aktivitas Siswa Dalam Proses Belajar


(6)

Trianto, 2010. Cooperative Learning, Teori, Riset, Dan Praktik. Nusa Media, Bandung


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL Penerapan Strategi Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Tawangmangu Tahun 2014/2015.

0 2 14

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL Penerapan Strategi Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Tawangmangu Tahun 2014/2015.

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) PADA Upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupate

0 0 15