15
F. Evaluasi Pembelajaran
Guba dan Lincoln dalam Zainal 2012: 8 mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menggambarkan evaluan orang yang dievaluasi dan
menimbang makna dan nilainya. Ralp Tyler dalam Arikunto 2011: 1 mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Sedangkan menurut Mardapi 2008, evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas
suatu satuan lembaga dalam melaksanakan suatu program. Menurut Sudijono 2005: 2, evaluasi pendidikan mempunyai dua konsep pengertian bahwa
evaluasi pendidikan adalah: a proseskegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan, b usaha untuk
memperoleh informasi berupa umpan balik feed back bagi penyempurnaan
pendidikan. Menurut Sudijono 2005: 16, secara umum tujuan evaluasi belajar
adalah untuk: a menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, b mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Dari beberapa pendapat ahli tersebut di atas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk mendefinisikan sejauh mana tingkat keberhasilan dari suatu program
yang telah dilaksanakan dalam hal ini pendidikan.
16
G. Model Pengembangan Media Pembelajaran
Menurut Muhammad Faza 2010, diperlukan berbagai cara untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik. Salah satu upaya yang dilakukan
agar diperoleh media pembelajaran yang baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat dipilih dan diikuti. Beberapa model pengembangan
media pembelajaran antara lain: 1. Model Pengembangan Prata dan Lopes.
Model pengembangan Prata dan Lopes terdiri dari 9 tahap yaitu: a Analisis keberlangsungan, b Analisis kebutuhan, c Desain
pembelajaran, d Desain detail komponen, e Produksi komponen, f Penyatuan komoponen, g Pemasangan prototype dan tes, h
Implementasi akhir dan kesimpulan, dan i Pemeliharaan.
2. Model Pengembangan Luther. Model pengembangan Luther terdiri dari 6 tahap yaitu: a Konsep,
b Desain, c Material collecting, d Assembly, e Testing, dan f
Distribution. 3. Model Pengembangan ADDIE.
Model pengembangan ADDIE terdiri 5 tahap yaitu: a Analisis, b
Desain, c Development, d Implementation, dan e Evaluasi. 4. Model Pengembangan 4D Four D.
Model pengembangan 4D terdiri 4 tahap yaitu: a Define, b
Design, c Development, dan d Desiminate.
H. Adobe Flash