Metode dan Strategi Pendidikan Akhlak bagi peserta didik menurut

60 Pemikiran Hamka tentang pendekatan atau metode pendidikan dapat dicermati dalam menafsirkan ayat al- Qur’an dalam Q.S. Nahl ayat 125, dimana Hamka menyimpulkan bahwa setidaknya terdapat tiga pendekatan dalam pendidikan, pertama, al-hikmah yaitu bahwa proses pendidikan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, menggunakan akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, serta menarik perhatian peserta didik. Pendekatan al- hikmah ini menuntut adanya konsistensi antara ucapan, tindakan dan sikap dengan pandangan hidup, dalam setiap pelaksanaan proses pendidikan. Kedua, al- mau’izhah hasanah yaitu bahwa suatu proses pendidikan memerlukan kelemahlembutan dan kehalusan dalam bertutur kata, agar pesan-pesan masagemateri pendidikan dapat terkomunikasikan secara efektif. Ketiga, jadilhum billati hiya ahsan yaitu bahwa proses pendidikan harus dilakukan secara dialogis, yang dalam pelaksanaannya selalu memerhatikan prinsip-prinsip persamaan, kesetaraan, demokratis, dan rasional. 10 Adapun metode-metode mengajar akhlak adalah sebagai berikut: menurut Prof. Dr. Hamka. metode pendidikan akhlak ialah: 1. Metode Alami Sebagai berkat anugrah Allah, menusia diciptakan telah dilengkapi dengan akal, syahwat dan nafsu marah. Semua anugrah tersebut berjalan sesuai dengan hajat hidup manusia yang diperlukan adanyab keseimbangan. Metode 10 Nur hamim, Manusia Dan Pendidikan Elaborasi Pemikiran HAMKA, Sidoarjo: Qisthos digital press, 2009, h. 123 61 alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman ataupun latihan, tetapi diperoleh melalui insting atau naluri yang dimilikinya secara alami. Sebagaimana firman Allah: َ ۚا ۡيلع ساهنل رطف يتهل هَ ترۡطف ۚاٗفينح نيِ لل ك ۡج ۡمقأف و ل ۡعي َ ساهنل رث ۡكأ هنكل مِيقۡل نيِ ل كل ۚ هَ قۡلخل لي ۡبت ٣٠ Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu. QS. Ar-Rum: 30 Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. Pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik, seperti halnya berakhlak yang baik. Sebab bila dia berbuat jahat, sebenarnya sangat bertentangan dan tidak dikehendaki oleh jiwa hati yang mengandung fitroh tadi. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi paling tidak metode alami ini jika dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan 62 kebaikan pada anak, karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kebaikan tinggal bagaimana memelihara dan mengajarnya. 2. Metode Mujahadah dan Riadhoh Orang yang ingin dirinya menjadi penyantun, maka jalannya dengan membiasakan bersedekah, sehingga menjadi tabiat yang muidah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi sebuah kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu guru harus memberikan bimbingan yang kontinyu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan. 3. Metode Teladan Akhlak yang baik tidak hanya diperoleh melalui mujahadah latihan atau riadhoh dan diperoleh secara alami berdasarkan fitrohalami,akan tetapi juga bisa diperoleh melalui teladan, yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi tinggi. 63 Pergaulan sebagai salah satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan memberikan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka 1984 bahwa “ alat dakwah yang paling utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari, maka meneladani nabi adalah cita- cita tertinggi dalam kehidupan muslim. Metode ini sangat efektif untuk pendidikan akhlak, maka seyogianya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid dalam segala hal, misalnya kelembutan dan kasih sayang banyak senyum dan ceria, lemah lembut dalam tutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah laku sesuai misi yang dimebannya. Jadi metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran sulit dicapai. Selain metode-metode diatas masih banyak metode-metode lain yang cocok untuk pendidikan akhlak. Misalnya metode tidak langsung, yaitu cara tertentu yang bersifat pencegahan, penekanan terhadap hal-hal yang merugikan pendidikan akhlak antara lain: koreksi dan pengawasan larangan serta hukuman. Ini semua tergantung guru dalam mengemas materi pengajaran akhlak dan menerapkan metode-metode yang ada baik sendiri-sendiri atau gabungan. 11 11 Cahbib thoha, dkk. Metodologi pengajaran agama, semarang: IAIN walisongo semarang pustaka pelajar, 1999, h. 123 64 Dengan menggunakan metode-metode di atas hendaknya pendidik juga mengiringi pembelajaran dengan pemberian hukuman atau pujian yang memiliki nilai edukatif. Hukuman dan pujian dapat dikatakan sebagai salha satu bentuk metode pendidikan. Pada dataran operasional, pendekatan ini dapat menggugah dinamika setiap peserta didik untuk berkompetesi dan berupaya meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Hamka hukuman dalam pendidikan islam memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah a Mencegah peserta didik untuk berbuat kejahatan. Diharapkan ketika disaksikan orang lain, maka akan timbul rasa malu dalam dirinya dan berjanji untuk tidak melakukannya. b Menimpakan rasa sakit kepada yang berbuat salah, setimpal dengan rasa senangnya dan bagganya dengan kejahatan yang dilakukannya. c Memperbaiki prilaku dan mentalitas orang yang melakukan kesalahan, sehingga tumbuh keinginan untuk mengubah prilakunya kepada akhlakul karimah. 12 Menurutnya, hukuman dan pujian dalam pendidikan islam hendaknya dilakukan secara adil dan porposional, sesuai kemampuan, serta tingkat kebaikan prestasi atau kesalahan yang telah dilakukan peserta didik. Jangan memberikan pujian atau hukuman yang tidak pada ada tempatnya atau diluar batas kemampuannya. Sikap yang demikian itu tidak akan memberikan arti pendidikan 12 Samsul nizar, memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang pendidikan islam, Jakarta: Kencana, 2008, h. 183 65 apapun padanya. Disini terlihat jelas bagaimana peranan hukuman dan pujian dalam pendidikan. Pertama, bagi pembinaan kepribadian dna intelektual peserta didik. Kedua, peningkatan mutu dan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

D. Media Pendidikan Akhlak bagi peserta didik menurut HAMKA

Media mengajar adalah alat perlengkapan mengajar untuk melengkapi pengalaman belajar bagi guru.. Dalam menggunakan media mengajar ini, guru hendaklah selalu mengingat bahwa tujuan utama menggunakan media tersebut adalah mendekatkan siswa kepada kenyataan. Oleh karena itu, dalam mendesain media untuk sebuah pesan, harus diperhatikan karakteristik dari penerima pesan, umur,latar belakang budaya, pendidikan, kondisi fisik dansebagainya dan kondisi belajar,khususnya faktor-faktor yang merangsang timbulnya aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian yang dimaksud media pendidikan akhlak ialah seperangkat alat baikberupa alat-alat cetak maupun elektronik yang digunakan untuk menyampaikan isi pelajaran akhlak. Sebagaimana yang dibahas dimuka, bahwa pendidikan akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpujidan tercela menurut ajaran agama,membicarakan berbagai halyang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang. 13 maka ada beberapa media pendidikan yang dapat membantu pencapaian pendidikan akhlak, antara lain: 13 Cahbib thoha, dkk. Metodologi pengajaran agama, ibid, h. 130 66 a. Melalui media bacaan atau bahan cetak Melalui bahan ini siswa akan memperoleh pengalaman dengan membaca, belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indra penglihatan. Yang termasuk media ini buku teks akhlak, buku teks agama pelengkap, bahan bacaan umum seperti, majalah, koran dan sebagainya. b. Melalui alat-alat audio visual AVA Melalui media ini siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung dan mendekati kenyataan, misalnya dengan alat-alat dua dan tiga dimensi, maupun dengan alat-alat tehnologi modern seperti televisi, radio, internet dan sebagainya. Ini semua untuk mempercepat sasaran yang ingin dicapai. c. Melalui contoh-contoh kelakuan Melalui profil guru yang baik, dalam menyampaikan bahan pengajaran diharapkan siswa bisa meniru tingkah laku guru, misalnya mimik, berbagai gerakan badan dan anggota badan, dramatisasi, suara dan prilaku sehari-hari. Melalui contoh-contoh ini guru dapat mengajarkan bagaimana sifat-sifat terpuji yang diperankan tokoh-tokoh, yang menjadi panutan. Misalnya bagaimana bicara yang baik bergaul dengan teman,dan sifat-sifat terpuji lainnya. d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar Untuk memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman yang komprehensif, guru dapat membawa anak ke luar kelas memperoleh pengalaman langsung dan masyarakat maupun alam sekitar. Bentuk-bentuk media yang dimaksudkan, diantaranya: