KONTRIBUSI RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG (2009-2013)

(1)

ABSTRAK

KONTRIBUSI RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG

(2009-2013) Oleh Ade Andrian

Keberhasilan penyelenggaraan perparkiran dalam era 0tonomi Daerah dapat terlihat pada kemampuan daerah dan memanfaatkan kewenangan luas, nyata, dan bertanggung jawab secara profesional dalam menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional pada hakekatnya diharuskan untuk mengembangkan kemandirian tiap-tiap daerah sesuai potensi sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan merata dan terpadu Retribusi Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemarintah daerah salah satunya adalah retribusi parkir. Retribusi parkir sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari masyarakat, dimana pengelolaannya dahulu dilakukan oleh dinas pendapatan daerah yang berdasar pada peraturan daerah (Perda) Nomor. 6 tahun 2009, dan kini dikelolah oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi yang diserah tugaskan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis dan tarif retribusi parkir sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota Bandar Lampung dilakukan dengan berorientasi pada fungsi pajak dalam hal ini retribusi parkir sebagai sumber pendapatan daerah Kota Bandar Lampung yang disebut dengan fungsi penerimaan (budgetair). Namun dalam pelaksanaannya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota Bandar Lampung belum terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya SDM Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung, sarana dan prasarana yang belum memadai serta yang terpenting kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak ini dilihat masih banyaknya wajib pajak potensial yang belum melaksanakan kewajibannya mendata, melaporkan dan membayar pajak khususnya retribusi parker


(2)

ABSTRACT

PARKING LEVY CONTRIBUTION TO LOCAL REVENUE (PAD) CITY BANDAR LAMPUNG (2009-2013)

By Ade Andrian

The success of parking in the Regional 0tonomi era can be seen in the area and take advantage of the ability of broad authority, real, professional and responsible manner in exploring sources of regional revenue development area as part of national development is essentially required to develop the independence of each region according potential of its resources and aims to improve the lives and well-being equitable and integrated regional levies other than as a source of revenue for local governments is also a dominant factor role and contribution to support local pemarintah one of which is the parking fees. Parking fees as a source of revenue (PAD) which is sourced from the public, which formerly carried out by the management department of revenue based on local regulations (Regulation) Number. 6 in 2009, and is now managed by the Department of Transportation, Communication and Information hereunder assigned by the government of Bandar Lampung.

The purpose of research is to determine the types and rates of parking levy affects the Regional Revenue.

The results showed that the efforts of the Regional Revenue Office in Bandar Lampung parking levy collection in Region Bandar Lampung done oriented tax function in this case parking fees as a source of revenue in Bandar Lampung area called the reception function (budgetair). However, in practice the Regional Revenue Office in Bandar Lampung parking levy collection in Region Bandar Lampung has not done well. It is affected by the lack of HR Department of Revenue of Bandar Lampung, facilities and infrastructure are inadequate and most importantly the lack of awareness in paying taxes is seen still many potential taxpayers who do not fulfill their obligation to record, report and pay taxes in particular levy parker


(3)

Created by trial version, http://www.pdf-convert.com

KONTRIBUSI RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG

(2009-2013)

O l e h

ADE ANDRIAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

฀IWAYAT HIDUP

฀enulis dilahirkan di Teluk Betung Bandar Lampung , pada tanggal 3Januari 1988, putera kedua dari tiga bersaudara pasangan berbahagia Ayah Ahmad yusuf dan Ibu Rohayah.

฀endidikan yang penulis tempuh yaitu ฀endidikan Sekolah Dasar pada SDN 02 Haji mena,natar lampung selatan.diselesaikan pada tahun 2000, selanjutnya Sekolah Lanjutan Tingkat ฀ertama pada SLT฀N 22 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003, selanjutnya Sekolah Menengah Atas pada SMKN 1฀GRI Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

฀ada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa pada program studi Ilmu Ekonomi Studi ฀embangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.


(8)

MOTO

‘Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari ALLAH SWT.Dan aku percaya dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Puji Syukur Kepada Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi:

1. Ayah Ahmad Yusuf dan ibu Rohayah yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan, semangat, inspirasi, kasih sayang serta nasehat untukku dan selalu dengan sabar menunggu serta turut serta dalam keberhasilanku, terima kasih untuk semua itu.Adik dan Kakak ku,Riki ardiansyah dan Maya juliantina yang telah menjadi motivasiku untuk meyelesaikan studiku.

2. Untuk seluruh keluarga besarku atas perhatian dan dorongan moril yang telah diberikan.

3. Sahabat-sahabatku yang tak dapat kusebutkan satu persatu, yang telah membantu dan selalu memberi semangat serta motivasi untuk terus melangkah menjadi lebih baik.


(10)

฀ANWACANA

฀uji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.dengan judul “KONTRIBU฀I RETRIBU฀I PARKIR TERHADAP PENDAPATAN A฀LI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG (2009 2013)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Ekonomi ฀embangunan Universitas Lampung.Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak ฀rof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E฀ selaku Ketua Jurusan Ekonomi ฀embangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Irsan Dalimunthe,S.E,M.Si selaku Dosen ฀embimbing atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dedy Yuliawan, S.E, M.Si., selaku Dosen ฀enguji pada ujian skripsi. Terima kasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu.

5. Bapak Yourni Atmadja S.E., M.฀. selaku ฀embimbing Akademik;

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung; 7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas


(11)

8. Ayah Ahmad Yusuf dan Ibu Rohayah tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya melalui doa yang senantiasa diberikan.

9. Kakak dan Adikku tercinta Riki Ardiansyah dan Maya Juliantina terimakasih atas semua keceriaan dan dukungan yang memberiku semangat.

10. Rekan-rekan E฀ 06 dan sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, ฀enulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, April 2015 ฀enulis


(12)

฀AFTAR ISI

฀alaman

SANWACANA ... i

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PEN฀AHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian atau Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pendapatan Asli Daerah ... 7

B. Tinjauan Terhadap Retribusi Daerah... 11

C. Dasar ฀ukum Pelaksanaan ... 18

D. Kerangka Konseptual... 19

BAB III METO฀E PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Definisi Operasional Varabel ... 22

D. Metode Penelitian ... 23

E. Jenis Data dan Sumber Data ... 24

F. Metode Analisis ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN ฀AN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum tentang Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung ... 26

B. Kontribusi Retribusi parker Terhadap PAD Kota Bandar Lampung ... 42

C. Sistem Pemungutan Retribusi parkir di Kota Bandar Lampung .... 47

D. Upaya Peningkatan Retribusi parkir di Kota Bandar Lampung ... 59

E. Strategi dan Sasaran dalam Peningkatan Retribusi parkir yang berkeadilan... 61


(13)

BAB V SIMPULAN ฀AN SARAN

A.Simpulan ... 74 B.Saran... 75 ฀AFTAR PUSTAKA


(14)

฀AFTAR TABEL

Tabel Halaman

฀. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal

Dari Pajak Daerah Tahun 20฀฀ s.d 20฀2 ... 43 2. Tabel 2 Penerimaan Retribusi Parkir Kota Bandar Lampung Tahun 2008 s.d 20฀3 ………. 44


(15)

฀. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

฀embangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk lebih meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang dimiliki oleh suatu negara berupa sumber daya alam sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya dapat dikatakan usaha dasar untuk mengubah masa lampau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik untuk mewariskan masa depan kepada generasi yang akan datang.

Keberhasilan penyelenggaraan perparkiran dalam era 0tonomi Daerah dapat terlihat pada kemampuan daerah dan memanfaatkan kewenangan luas, nyata, dan bertanggung jawab secara profesional dalam menggali sumber-sumber ฀endapatan Asli  Daerah

฀embangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional pada hakekatnya diharuskan untuk mengembangkan kemandirian tiap-tiap daerah sesuai potensi sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan merata dan terpadu

Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan maka daerah / kota lebih dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti:฀ajak, retribusi atau pungutan yang merupakan


(16)

sumber-2

sumber ฀endapatan Asli Daerah, seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2004:

a. ฀endapatan ฀ajak Daerah, meliputi : 1) Hasil pajak daerah;

2) Hasil retribusi daerah;

3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ; dan

4) Lain lain pendapatan daerah yang sah. b. Dalam perimbangan

c. ฀injaman daerah

d. Lain lain pendaptan daerah yang sah

฀emberian Otonomi Daerah dimaksud untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, terutama dalam membiayai pembangunan dewasa ini.

Diberikan hak kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan pihak lain adalah sangat tepat karena dengan demikian sudah memiliki kekuatan hukum untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan daerahnya, meskipun pada dasarnya tetap dikordinir oleh pemeritah pusat.

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, bahwa: Hal hal yang mendasarkan Undang-Undang ini adalah untuk mendorong memberdayakan masyrakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas serta msyarakat, mengembangkan peran dan fungsi D฀RD. Oleh sebab


(17)

3

itu Undang-Undang ini menempatkan Otonomi Daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota.

Retribusi Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemarintah daerah salah satunya adalah retribusi parkir. Retribusi parkir sebagai salah satu sumber ฀endapatan Asli Daerah (฀AD) yang bersumber dari masyarakat, dimana pengelolaannya dahulu dilakukan oleh dinas pendapatan daerah yang berdasar pada peraturan daerah (฀erda) Nomor. 6 tahun 2009, dan kini dikelolah oleh Dinas ฀erhubungan, Komunikasi dan Informasi yang diserah tugaskan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung.

Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan pembangunan secara efektif dan efesien, maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber ฀endapatan Asli Daerah yang potensial adalah dari sektor jasa perparkiran, sumber-sumber keuangan atau sumber-sumber pendapatan asli daerah seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang ฀emerintahan Daerah ฀rinsip Otoda menggunakan Otonomi seluas luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan serta, prakarsa dan pemberdayaan masyrakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh sebab itu Undang-Undang ini menempatkan otonomi daerah secarah utuh pada daerah kabupaten dan kota.


(18)

4

฀emungutan Retribusi ฀arkir di Kota Bandar Lampung adalah salah satu  dari pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagai mana yang dimaksud dalam undang-undang Nomor 32 tentang pemerintah daerah merupakan upaya pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah dalam rangka untuk memperoleh dana sehubungan dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.  

฀erparkiran adalah merupakan bagian dari sub sistem lalu lintas angkutan jalan penyelenggaraan dilaksanakan oleh pemerintah daerah, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepada masyarakat di bidang perparkiran, penataan lingkungan, ketertiban, dan kelancaran arus lalu lintas serta sebagai sumber ฀endapatan Asli Daerah (฀AD).

฀erparkiran secara umum juga diartikan sebagai  suatu usaha untuk melancarkan arus lalu lintas dan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara. Dengan demikian perparkiran pada dasarnya dapat dikatakan sebagai usaha dasar untuk meningkatkan sumber daya alam, dan sumber daya manusia, dan mengubah masa lampau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik. Untuk itu pemerintah daerah Kota Bandar Lampung bersama-sama masyarakat menetapkan ฀eraturan Daerah tanggal 7 Januari 2002 tentang ketentuan penyelenggaraan perparkiran dalam Kota Bandar Lampung. Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan perpakiran secara efektif dan efisien maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber pendapatan asli daerah yang potensial adalah sektor jasa


(19)

5

perparkiran, sumber keuangan atau sumber-sumber pendapatan asli daerah, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang ฀emerintah Daerah. ฀rinsip otonomi daerah menggunakan otonomi seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah di luar menjadi urusan yang ditetapkan dalam undang-undang ini.

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan mengangkat judul “ Kontribusi Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandar Lampung ” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Berapa besar kontribusi penerimaan ฀endapatan Asli Daerah (฀AD) dari sektor jasa  perparkiran  kota Bandar Lampung tahun 2009-2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini, maka tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis dan tarif retribusi parkir sangat berpengaruh  terhadap  ฀endapatan Asli Daerah

2. Untuk mengetahui kontribusi penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor perparkiran


(20)

6

D. Manfaat Penelitian atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini dapat di harapkan menjadi bahan kajian ilmiah di bidang audit akuntansi, khususnya pengkajian di bidang jasa Retribusi ฀arkir di Kota Bandar Lampung.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumber saran bagi ฀emerintah Daerah Kota Bandar Lampung di dalam menetapkan kebijakan penerimaan ฀endapatan Asli Daerah, khususnya pada sektor jasa parkir.


(21)

฀฀. T฀NJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pendapatan Asli Daerah 1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

฀endapatan AsliDaerah (฀AD) adalah pendapatan yangbersumber dan dipungut

sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber ฀AD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan pendapatan

asli.Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :

“฀emerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup efektif dan efesien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan dan faktor keuangan merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri”. Definisi ini dikemukakan oleh pemuji yang dikutip oleh Riwu Kaho (2005: 78).

Dasar hukum penggalian sumber-sumber ฀endapatan Asli Daerah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, tentang ฀emerintah Daerah.

b. ฀eraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004, tentang ฀erparkiran.

c. Kebijakan pembangunan ฀emerintah Daerah Kota Bandar Lampung.   


(22)

8

2. Keuangan Daerah

Salah satu kreteria penting bagi pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan membiayai pelaksanaan pembangunan di daerah bersangkutan dengan kata lain faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerahnya. Namun masalahnya bukan hanya berupa jumlah yang tersediah, tapi juga sampai seberapa jauh jumlah kemampuan dan kewenangan pemerintah daerah untuk menggunakan sumber daya yang ada di daerah.

Menurut Drs. Tjahja Supriatna, definisi keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah untuk mengawasi daerah untuk mengelola mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan di daerah

yang diwujudkan dalam bentuk Anggaran  ฀eraturan ฀emerintah No. 105 Tahun

2000, keuangan daerah adalah “semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran ฀endapatan dan Belanja Daerah (A฀BD)”.

Menurut H. A. Widjaja. (2002 ;147) keuangan daerah adalah ; “semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang di nilai dengan uang termasuk dengan segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan


(23)

9

dengan hak dan kewjiban daerah  tersebut dalam kerangka Anggaran  ฀endapatan  Belanja  Daerah”.

Dari pengertian di atas, jelas bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah sangat didukung oleh kemampuan keuangan daerah atau potensi keuangan daerah. Maka sebagai tindak lanjut dari pemerintah yakni melimpahkan wewenang dan tanggung jawab kepada pemrintah daerah yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun komponen-komponen terpenting dari pembangunan daerah yabg sumber-sumber penerimaan daerah dapat ditemukan dalam Undang - undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, ฀asal 79 terdiri dari ฀endapatan Asli Daerah yaitu ;

a. Hasil pajak daerah; b. Hasil retribusi daerah;

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

d. Lain lain pendapatan asli daerah yang sah 1) Dana perimbangan,

2) ฀injaman daerah,

3) Lain lain pendapatan daerah yang sah.

Sumber-sumber pendapatan asli daerah tersebut, merupakan batasan wewenang yang diberikan pusat kepada daerah dengan berbagai kebijakan dalam pelaksanaannya berdasarkan kemampuannya masing–masing.


(24)

10

3. Pemungutan

Secara etimologi pemungutan bersal dari ฀ungut yang berarti menarik atau mengambil. Sedangkan didalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997, ฀asal 1 yang dimaksud pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan data objek subjek pajak  retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi yang tertuang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi wajib pajak atau retribusi serta pengawasan atau penyetoran. Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa pemungutan merupakan keseluruhan aktivitas untuk menarik dana dari masyarakat wajib retribusi yang dimulai dari himpunan data dari objek dan subjek retribusi sampai pada pengawasan penyetorannya.

Dalam melaksanakan pemungutan retribusi parkir di Kota Bandar Lampung, masih juga ditemukan berbagai hambatan dan kendala yang perlu mendapat penanganan secara serius dari pihak yang terkait, yang di temukan. Dalam ฀eraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang perparkiran mengatur secara rinci tempat jenis dan besarnya retribusi bagi jenis kendaraan, sekalipun jenis kendaraan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun bukan ditemukan data yang menunjukkan peningkatan penerimaan dari sektor perparkiran ini.

Dalam kaitan dengan uraian di atas, maka upaya yang harus di tempuh oleh pengelola di bidang perparkiran pada Dinas ฀erhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Bandar Lampung yaitu perlunya sistem pemungutan retribusi perparkiran di tata kembali dan penataan daerah retribusi parkir di tepi jalan umum di tinjau kembali.


(25)

11

B. Tinjauan Terhadap Retribusi Daerah 1. Pengertian Retribusi Daerah

Salah satu sumber pendapatan asli daerah yang cukup memiliki andil dalam pendapatan daerah yakni retribusi daerah. Sebab retribusi daerah merupakan sumber penerimaan terbesar terhadap pendapatan asli daerah. Untuk memperoleh gambaran tentang retribusi daerah, terlebih dahulu perlu diketahui apa penerimaan retribusi itu sendiri, dan perlu juga dibedakan pengertian pajak dan retribusi. Retribusi merupakan sumber penerimaan yang sudah umum bagi semua bentuk pemerintah daerah, bahkan ada beberapa daerah menjadikan retribusi sebagai sumber utama dari pendapatan daerahnya, berdasarkan undang-undang Nomor tahun 2004 yang perubahan dari undang-undang Nomor 32 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang pada intinya mekanisme evaluasi retribusi untuk daerah diatur dengan peraturan daerah masing-masing daerah yang bersangkutan.

฀engertian Retribusi Daerah menurut Kunarjo (1996 : 17) adalah sebagai berikut : “Retribusi adalah pemungutan uang, sebagai pembayaran pemakain atau memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah baik yang berkepentingan atau berdasarkan peraturan umum yang dibuat oleh ฀emeritah Kota Bandar Lampung”.

Definisi lain tentang Retribusi dikemukakan oleh Munawir yang di kutip oleh Kaho (1997:153). Menurut beliau retribusi adalah: “Iuran kepada pemerintah yang dapat dilaksanakan dan jasa yang baik secara langsung ditunjuk pemerintah.


(26)

12

฀aksaan disini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak bersifat merasakan

jasa baik dari pemerintah, dia tidak dikenakan  iuran ini”.

Selanjutnya pengertian Retribusi Daerah menurut ฀anitia Nasrun Kaho (1997:153) disebutkan bahwa : “Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan usaha atau milik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik secara langsung maupun tidak langsung“.

“ ฀engertian retribusi daerah kemudian di jelaskan kembali dalam undang–undang tahun 18 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Eugenia, Muljono, Liliawati (2001 ; 85), yaitu: “ Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atas pemberian izin tertentu  yang khusus di sediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri pokok Retribusi Daerah :

1. Retribusi adalah pungutan daerah atas penyediaan jasa nyata dan langsung kepada yang berkepentingan.

2. Wewenang atas pungutan retribusi adalah ฀emerintah Daerah

3. Dalam pemungutan retribusi terdapat potensi yang diberikan daerah yang langsung dapat ditunjuk.

4. Retribusi dikenakan pada siapa saja yang memanfaatkan atau menggunakan jasa yang disediakan oleh pemerintah.


(27)

13

Dalam Undang-Undang No.18 tahun 1997 ฀asal 2 ayat 2 disebut dengan retribusi daerah tidak dimasukkan pembayaran yang dipungut oleh daerah sebagai penyelenggara perusahaan atau usaha itu dianggap sebagai perusahaan. Dengan demikian menjadi jelas bahwa tujuan dari retribusi daerah bukanlah mencari keuntungan, karena yang ditentukan oleh hasil tersebut adalah untuk memelihara atas kelangsungan pekerjaan, milik dan jasa masyarakat, disamping agar sarana dan prasarana unit - unit jasa pelayanan dapat ditingkatkan dan dikembangkan sebaik mungkin sesuai dengan perkembangan masyarakat serta perbedaan zaman. Oleh karena itu, penentuan tarif retribusi yang berlaku pada suatu waktu ditetapkan untuk mencapai maksud di atas, yang wajar sesuai dengan imbalan yang diharapkan dapat mereka peroleh karena memakai jasa atau pelayanan yang disediakn oleh pemerintah.

 Agar lebih jelas perbedaan antara  pajak  dengan retribusi maka berikut ini di kutip pengertian pajak oleh K. Subroto (1980 : 16) ฀ajak diartikan sebagai berikut “฀ajak adalah pungutan yang dilakukan pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang hasilnya dipergunakan untuk pembayaran pengeluaran umum pemerintah, yang balas jasanya tidak secara langsung dapat diberikan kepada pembayarannya dimana perlu dapat dipaksakan”.

฀endapat lain dikemukakan oleh Rochmat Soemitro (1983 : 12).  “฀ajak adalah Iuran rakyat kepada Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan imbalan jasa yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum“.


(28)

14

Dari kedua pendapat di atas sudah terlihat jelas bahwa pajak dapat dipaksakan dan tidak dapat dihindari. Berbeda dengan Retribusi yang tidak dapat dipaksakan dan dapat dihindari.

2. Objek dan Golongan Retribusi

Objek Retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya namun hanya jasa-jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi  layak untuk dijadikan sebagai objek retribusi. Jasa tertentu tersebut dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu hal itu diatur dalam undang-undang nomor 34 tahun 2000 ฀asal 18 ayat (1).

Menurut ฀eraturan ฀emerintah Nomor 66 tahun 2001 jasa umum merupakan retribusi atau jasa yang disediakan atau diberiakan oleh pemerintah daerah untuk jasa yang berhubungan dengan tugas umum pemerintah dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah : a. Retribusi ฀elayanan Kesehatan

b. Retribusi ฀elayanan ฀ersampahan / Kebersihan

c. Retribusi ฀ergantian Biaya Cetak KT฀ dan Akte Catatan Sipil d. Retribusi ฀elayanan ฀arkir Ditepi jalan Umum

e. Retibusi ฀elayanan ฀emekaran dan ฀enguburan Mayat f. Retribusi ฀elayanan ฀asar


(29)

15

h. Retribusi ฀engujian Kendaraan Bermotor i. Retribusi  Air Bersih

j. Retribusi ฀enggantian Biaya Cetak KT฀ k. Retribusi ฀engujian Kapal perikanan

Selanjutnya Retribusi jasa usaha adalah retribusi yang di sediakan oleh pemerintah daerah dengan prinsip komersial karena pada dasarnya dapat jugadisediakan  oleh sektor swasta. Selanjutnya Retribusi jasa usaha adalah retribusi yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat juga disediakan oleh sektor swasta.

Jenis –jenisnya terdiri dari ;

a. Retribusi ฀asar atau ฀ertokoan.

b. Retribusi ฀emakaian Kekayaan Daerah. c. Retribusi Tempat ฀enitipan Anak. d. Retribusi Terminal.

e. Retribusi Tempat Khusus ฀arkir.

f. Retribusi ฀enginapan / ฀ersinggahan Villa. g. Retribusi ฀enyedotan Kasus.

h. Retribusi Rumah ฀otong Hewan. i. Retribusi Tempat pendaftaran.

j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Tempat Olaraga k. Retribusi ฀enyebrangan Di atas Air

l. Retribusi ฀engelolaan Limbah Cair m. Retribusi ฀enjualan ฀roduk Usaha Daerah


(30)

16

Sedangkan pada retribusi perizinan tertentu, mengingat fungsi perizinan dimaksud untuk mengadakan pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan, maka pada dasarnya pemberian izin pada pemerintah daerah tidak harus dipungut retribusi, akan tetapi untuk melaksanakan fungsi tersebut. ฀emda mungkin masih kekurangan biaya yang tidak selalu dapat dicukupi dari sumber-sumber penerimaan daerah, sehingga terhadap perizinan tertentu masih dipungut retribusi. Jenis-jenis retribusi perizinan, terdiri dari :

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. b. Retribusi Izin Trayek.

c. Retribusi Izin ฀eruntukan ฀enggunaan Tanah.

d. Retribusi Izin Tempat ฀enjualan Minuman Beralkohol. e. Retibusi Izin Gangguan.

f. Retrbusi Izin ฀engambilan Hasil Hutan.

Adapun tujuan dari pengelolaan jenis tarif retribusi ini dimaksudkan guna menetapkan kebijakan umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi. Jenis-jenis retribusi yang termasuk golongan jenis retribusi jasa umum, jasa usaha dan retribusi perisinan tertentu di tetapkan dengan peraturan pemerintah. Secara spesifik untuk jenis jenis pelaksanan retribusi yang di usahakan dan dikelolah  oleh dinas perhubungan kota Bandar Lampung, adalah sebagai berikut :

a. Retribusi parkir di tepi jalan Umum dan Retribisi Tempat khusus ฀arkir Berdasarkan ฀eraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 tentang terminal angkutan penumpang.Retribusi pengelolaan dan Retribusi Termina


(31)

1฀

b. Berdasarkan peraturan nomor 3 rahun 2000 tentang terminal angkutan penumpang. Retribusi Izin Trayek Angkutan Kota

c. Berdasarkan ฀eraturan Daerah Nomor 3Tahun 2004 tentang Izin Usaha  Angkutan. Retribusi ฀engujian Kendaran Bermotor

d. Berdasarkan ฀eraturan Daerah Nomor 2 tentang pengujian kendaraan bermotor

3. Pengertian Retribusi Parkir

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai retribusi parkir, terlebih dahulu penulis memberikan beberapa defenisi para ahli mengenai tentang parkir. Dalam ฀eraturan Daerah Nomor 6 tahun 2002 tentang perparkiran dikatakan bahwa : “฀arkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor yang bersifat sementara. (2002 : 3). Definisi lain tantang parkir terdapat dalam kamus umum bahasa Indonesia, bahwa “฀arkir adalah menghentikan kendaran bermotor untuk beberapa saat lamanya” (1995 ; 259).

Dari kedua pengertian di atas  dapat di katakan bahwa  “฀arkir adalah  memberhentikan kendaraan  untuk  sementara  pada tempat yang telah di

sediakan”.    Dari uraian terdahulu jika digabung, pemungutan retribusi parkir

disini adalah keseluruhan aktifitas untuk menarik atau memungut retribusi parkir sesuai dengan yang digariskan dalam rangka usaha untuk memperoleh pemasukan balas jasa dari sarana atau faisilitas yang telah disediakan oleh pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah daerah kota Bandar Lampung.


(32)

18

Adapun umumnya subjek dari retribusi parkir adalah pemakaian jasa atau masyarakat yang memarkir kendaraan dipinggir jalan umum atau tempat-tempat khusus misalnya pusat pertokoan dan pusat pembelanjaan. Sedangkan objek dari retribusi parkir adalah pelayanan penyadiaan parkir ditepi jalan umum.  Selanjutnya untuk menjamin kelancaran jalannya pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum dalam memenuhi anggaran daerah, maka yang ditunjuk instansi yang membantu pemerintah kota Bandar Lampung dalam hal pengelolaan, pungutan dan pengawasan retribusi parkir tepi jalan umum tersebut dalam hal ini U฀TD parkir kota Bandar Lampung hal ini berdasarkan peraturan daerah kota Bandar Lampung nomor 6 tahun 2002.

C. Dasar Hukum Pelaksanaan

a. Undang-undang nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (Lembaga Negara Republik Indanesia Tahun 1992 Nomor 56, tambahan Lembaga Negara Republik Indonesi Nomor 3478).

b. Undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah lembaga Negara Republik Indonesi tahun 1997 nomor 41,

tambahanNegara Republik Indonesia Nomor 3639).

c. Undang - undang nomor 22 tahun 1999 pemerintah daerah ( lembaga Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 60, tambahan lembaran negara nomor 3839).

d. ฀eraturan nomor 22 tahun 1980 tentang penyerahan sebagai urusan

pemerintah dalam bidang lalu lintas angkutan jalan pada daerah tingkat I dan tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1990 nomor 26, tambahan lembaga negara nomor 3410),


(33)

19

e. Keputusan mentri dalam  negeri nomor 43 tahun 1980 tentang pedoman

pengelolaan perparkiran didaerah ;

f. Keputusan mentri dalam negeri nomor 23 tahun 1986 tentang ketentuan umum mengenai penyelidikan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah. g. Keputusan mentri dalam negerinomor 4 tahun 1997 tentang penyelidikan

pegawai negri sipil di lingkungan pemerintah daerah.

h. Keputusan mentri perhubungan nomor KM. 65 tahun 1993 tentang fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas angkutan jalan ;

i. Keputusan menteri perhubungan nomor KM. 65 tahun 1993 tentang fasilitas parkir untuk umum ;

j. Keputusan mentri dalam negeri nomor 84 tahun 1997 tentang bentuk peraturan Daerah perubahan ;

k. Keputusan mentri dalam negeri nomor 171 tahun 1997 tentang prosedur pengesahan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah ; l. Keputusan mentri dalam negeri nomor 174 tahun 1997 tentang pedoman tata

cara pemungutan retribusi daerah ;

m. Keputusan mentri dalam negeri nnomor 175 tahun 1997 tentang cara pemeriksaan dibidang retribusi daerah ;

n. Keputusan menteri dalam negeri nomor 199 tahun 1998 tentang ruang lingkup dan jenis - jenis retribusi daerah tingkat I dan tingkat II

D. Kerangka Konseptual

Dalam suatu pemerintahan daerah, Organisasi dalam menejemen yang baik tidak hanya cukup dibarengi kewibawaan penguasa saja, akan tetapi juga harus di


(34)

20

barengi dengan adanya keuangan yang baik dari pemerintah  daerah yang bersangkutan. Dalam menggerakkan Organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, peranan keuangan yang baik adalah sangat menentukan, sehingga jelaslah bahwa peranan keuangan dalam pemerintah di daerah merupakan unsur yang tidak dapat di hilangkan begitu saja.

฀entingnya posisi keuangan daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah sangat di sadari oleh pemerintah daerah. Demikian pula oleh alternatif cara untuk mendapatkan keuangan yang memadai telah pula dipertimbangkan oleh pemerintah dan wakil-wakil rakyat. Hal ini dapat di telusuri dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1999 bahwa “ Sumber-sumber pendapatan asli daerah merupakan sumber keuangan dengan yang di gali dalam wilaya daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain pendapat daerah yang sah”.

Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan tersebut ฀emudji menegaskan ; “ ฀emerintah daerah tidak dapat melaksankan fungsi dengan efektif, dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus keuangan daerah sendiri” (1980 ; 61).

Melihat hal tersebut di atas bahwa untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya, daerah membentuk biaya atau uang karena tanpa adanya biaya yang cukup maka bukan saja tidak mungkin bagi daerah untuk dapat mengatur dan


(35)

21

mengurus rumah tangganya tetapi juga ciri pokok yang mendasar dari suatu daerah Otonomi jadi hilang.

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi daerah khususnya retribusi parkir ditepi jalan umum maka ฀emerintah Kota Bandar Lampung membuat ฀eraturan Daerah Nomor 6 tahun 2002 dimana didalamnya termasuk secara pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum yang merupakan pedoman untuk melaksanakan peraturan tersebut perlu mendapat dukungan dari pihak yang terkait seperti U฀TD parkir yang bertugas mengelolah tempat parkir pemerintah daerah, serta membina dan mengawasi perparkiran lainnya dikota Bandar Lampung, juru parkir  serta masyarakat untuk wajib retribusi parkir sehingga pelaksanaan pemungutan retribusi parkir tepi jalan umum dapat berjalan dengan baik dan juga dapat mencapai target penerimaan atau realisasi dari penerimaan retribusi  parkir


(36)

฀฀฀. METODE PENEL฀T฀AN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

฀alam penelitian ini maka penulis memilih tempat penelitian pada Kantor ฀inas Perhubungan, Komunikasi dan informasi pada Sub. ฀inas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Bandar Lampung sebagai objek penelitian dan waktu penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kurang lebih 2 minggu lamanya.

B. Desain Penelitian

฀idalam penelitian dikenal beberapa metode penelitian seperti penelitian Historis, deskripsi, eksperimental, grouded research dan penelitian triwulan nasir,(1983,). ฀alam penelitian ini tidak digunakan semua metode penelitian yang bersifat ฀ksplanatory surv฀y, karena penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen atau tidak dilakukan pengontrolan pada objek penelitian. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti hal dengan metode eksperimen namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan yang representatif. 

C. Definisi Operasional Varabel

1. Retribusi parkir adalah pungutan uang sebagai pembayaran pemakaian jasa parkir yang berdasarkan peraturan umum yang di buat oleh pemerintah.


(37)

23 2. Kontribusi retribusi parkir terhadap Pendapatan Asli ฀aerah adalah realisasi

pencapaian target retribusi perparkiran dan sejauh mana tingkat kotribusinya terhadap Pendapatan Asli ฀aerah (PA฀).

3. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai akibat dari pemahaman atas jasa yang di kenakan oleh daerah.

D. Metode Penelitian

฀alam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

a. Observasi, dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengelola tehadap objek retribusi kendaraan yang menggunakan jasa penyelenggaraan perparkiran

b. Interview, dengan jalan menggunakan wawancara secara langsung dengan kepala dinas lalu lintas dan angkutan jalan penyelenggaraan perparkiran di Kota Bandar Lampung dan jumlah personil yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. ฀okumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu dari laporan-laporan realisasi penerimaan retribusi dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan pemungutan retribusi parkir.


(38)

24 E. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

฀alam penelitian ini diperlukan data sebagai bahan informasi untuk dijadikan alat analisis, diantaranya sebagai berikut :

a. ฀ata kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan   dengan bentuk angka, baik yang berasal dari transformasi data kuantitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif sebagai data yang banyak dipergunakan dalam penelitian. ฀ata ini dapat diperoleh dari laporan-laporan dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b. ฀ata kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. 2. Sumber Data

฀alam penelitian ini penulis memperoleh data dari berbagai sumber, yaitu : a. P฀rson, yaitu data diperoleh dari individu yang ada di dalam Satuan Kerja

Perangkat ฀aerah (SKP฀) terkait, baik itu dari pimpinan maupun staf dari SKP฀ tersebut.

b. Pap฀r, yaitu sumber data yang berupa dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dimiliki oleh SKP฀.

c. Plac฀, yaitu sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian dalam hal ini ฀inas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Bandar Lampung. F. Metode Analisis

Untuk menganalisis data yang diperoleh di lapangan maka penulis menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif, yang melalui analisis dan beberapa penjelasan atau uraian pembahasan berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui


(39)

25 wawancara langsung, dokumen dan observasi yang berperan selaku pendukung data yang lain, seperti : sejarah ringkas dinas perhubungan, komunikasi dan informasi kota Bandar Lampung,struktur organisasi serta data lain yang berhubungan dengan penelitian, serta menganalisis data yang di peroleh di lapangan. Untuk menghitung besarnya frekuensi dan persentase dari masing-masing indikator yang di teliti.


(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

฀erdasarkan hasil analisis atas data dan informasi dalam penelitian dan kajian teoritis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung melakukan tindakan-tindakan atau kebijakan-kebijakan dalam mengelola Retribusi parkir untuk meningkatkan PAD sesuai dengan tugas dan kewenangannya salah satunya dengan melakukan pemungutan retribusi parkir dengan sistem ฀elf a฀฀e฀ment yaitu wajib pajak membayar dan menentukan sendiri jumlah pajak yang dibayarkan. Dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan serta mewujudkan masyarakat Kota ฀andar Lampung yang aman, adil, sejahtera, maju dan modern yang diwujudkan dalam sistem dan prosedur (sisdur) yang meliputi pendataan, penilaian, penetapan, pembayaran, penagihan, pengolahan, pencatatan dan penyusunan laporan penerimaan daerah yang bersumber dari dana perimbangan, pendapatan hibah dan pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. Upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota ฀andar Lampung dilakukan dengan berorientasi pada fungsi pajak dalam hal ini retribusi parkir sebagai sumber pendapatan daerah Kota ฀andar Lampung yang disebut dengan fungsi


(41)

75 penerimaan (budgetair). Namun dalam pelaksanaannya Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota ฀andar Lampung belum terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya SDM Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung, sarana dan prasarana yang belum memadai serta yang terpenting kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak ini dilihat masih banyaknya wajib pajak potensial yang belum melaksanakan kewajibannya mendata, melaporkan dan membayar pajak khususnya retribusi parkir.

3. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pemungutan Retribusi parkir dalam peningkatan PAD, antara lain: Perangkat hukum di daerah, terutama keberadaan perda yang ada masih didasarkan pada undang-undang yang lama, sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau yang diperoleh sulit untuk direalisasikan. ฀elum konsisten para penegak hukum administrasi kalangan birokrat pemda dalam memberikan sanksi terhadap subjek hukum yang melalaikan kewajiban wajib pajak dan retribusi dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah. Petugas lebih cenderung menggunakan pendekatan persuasif dan toleransi dalam melakukan penegakan hukum. Kelemahan di lingkungan aparatur pemerintah daerah, baik pejabat yang mengambil keputusan penetapan pajak dan retribusi, maupun pelaksana lapangan dalam melakukan identifikasi terhadap jenis kegiatan atau usaha yang wajib dikenakan pajak atau retribusi daerah serta minimnya ketersediaan data base potensi objek pajak dan retribusi daerah. Kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap dinamika kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat menimbulkan kurang kepedulian dari


(42)

76 warga masyarakat untuk segera membayar pajak dan retribusi daerah tatkala mendekati jatuh tempo. Masih lemahnya pengawasan termasuk intrumennya, sehingga menimbulkan tidak optimalnya pencapaian realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

B. Saran

1. Pemerintahan Kota ฀andar Lampung agar segera melakukan upaya yang serius untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam pajak daerah dan retribusi daerah khususnya mengenai retribusi parkir yang telah ditetapkan ke dalam berbagai perda selama ini sesuai dengan kategori jenisnya guna mewujudkan peningkatan pendapatan asli daerah sekaligus pelaksanan otonomi daerah yang seluas-luasnya. Upaya yang serius mutlak dilakukan pengkajian secara komprehensif, baik dari aspek tataran normatif penyusunan kebijakan maupun inventarisasi terhadap potensi objek pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung hendaknya secara berkala melakukan sosilalisasi atau himbauan ke masyarakat dalam hal ini wajib pajak, melakukan kegiatan workshop, pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus mengenai perpajakan, dalam hal ini khususnya retribusi parkir guna mendapatkan SDM yang menunjang optimalisasi PAD sehingga seluruh aparatur Dinas Pendapatan Daerah dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang dapat menunjang profesional kerja, baik dilapangan maupun kerjasama dengan instansi-instansi lain.


(43)

77 3. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung hendaknya melakukan

upaya-upaya penyadaran kepada wajib pajak yang melakukan tunggakan, berupa kebijakan-kebijakan dan sosialisasi yang berupa pendekatan psikologis terutama kepada wajib pajak yang berulang kali melalaikan kewajibannya sehingga pencapaian target sebagaimana ditetapkan setiap tahunnya dapat terealisasi.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Budi Winarno, Kebijakan Publik : Teori dan Proses Edisi Revisi, Media Presindo. Yogyakarta. 2007

Bohari, H. Pengantar Hukum Pajak. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993 Brotodihardjo Santoso. R, S.H., Pengntar Ilmu Hukum Pajak. PT Refika Aditama,

Bandung, 2003

Charles Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Terjemahan), PT Raja Graindo Persada, Jakarta. 1996

James E. Anderson Public Policy Making 2nd ed. Holt, Rinehart and Winston. New York. 1969

Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik, Bayumedia. Jakarta.2008

Kesit Bambang Prakoso, Pajak dan Retribusi Daerah. UII Press. Yogyakarta. 2003

K.J. Davey, Pembiayaan Pemerintahan Daerah, Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya Bagi Dunia Ketiga, terjemahan oleh Ammanullah dkk, UI Press, Jakarta, 1988

Marsyahrul. Tony. Pengantar Perpajakan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2005

M.Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara Cetakan kesebelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2002

Muchsan. Beberapa Catatan tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan Administrasi di Indonesia. Liberty. Yogyakarta. 1981

Munawir, H.S. Perpajakan, Liberty, Yogyakarta, 2000 Nicholai. P. et. al. Bestuursrecht. Amsterdam. 1994

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Granit. Jakarta. 2005

Nyoman Sumaryadi, Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Citra Utama, Jakarta. 2005

Pramudya, Hukum Itu Kepentingan, Sanggar Mitra Sabda, Jawa Tengah, 2007 Riant Nugroho D, Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang, PT


(45)

Ridwan, HR. Hukum Administrasi Negara. UII Press. Yogyakarta. 2002

Syofyan, Syofrin dan Hidayat, Asyhar. Hukum Pajak dan Permasalahannya. PT Refika Aditama. Bandung. 2004

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012.


(1)

A. Kesimpulan

฀erdasarkan hasil analisis atas data dan informasi dalam penelitian dan kajian teoritis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung melakukan tindakan-tindakan atau kebijakan-kebijakan dalam mengelola Retribusi parkir untuk meningkatkan PAD sesuai dengan tugas dan kewenangannya salah satunya dengan melakukan pemungutan retribusi parkir dengan sistem ฀elf a฀฀e฀ment yaitu wajib pajak membayar dan menentukan sendiri jumlah pajak yang dibayarkan. Dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan serta mewujudkan masyarakat Kota ฀andar Lampung yang aman, adil, sejahtera, maju dan modern yang diwujudkan dalam sistem dan prosedur (sisdur) yang meliputi pendataan, penilaian, penetapan, pembayaran, penagihan, pengolahan, pencatatan dan penyusunan laporan penerimaan daerah yang bersumber dari dana perimbangan, pendapatan hibah dan pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. Upaya Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota ฀andar Lampung dilakukan dengan berorientasi pada fungsi pajak dalam hal ini retribusi parkir sebagai sumber pendapatan daerah Kota ฀andar Lampung yang disebut dengan fungsi


(2)

75 penerimaan (budgetair). Namun dalam pelaksanaannya Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung dalam pemungutan Retribusi parkir di Daerah Kota ฀andar Lampung belum terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya SDM Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung, sarana dan prasarana yang belum memadai serta yang terpenting kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak ini dilihat masih banyaknya wajib pajak potensial yang belum melaksanakan kewajibannya mendata, melaporkan dan membayar pajak khususnya retribusi parkir.

3. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pemungutan Retribusi parkir dalam peningkatan PAD, antara lain: Perangkat hukum di daerah, terutama keberadaan perda yang ada masih didasarkan pada undang-undang yang lama, sehingga potensi penerimaan yang ditemukan atau yang diperoleh sulit untuk direalisasikan. ฀elum konsisten para penegak hukum administrasi kalangan birokrat pemda dalam memberikan sanksi terhadap subjek hukum yang melalaikan kewajiban wajib pajak dan retribusi dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah. Petugas lebih cenderung menggunakan pendekatan persuasif dan toleransi dalam melakukan penegakan hukum. Kelemahan di lingkungan aparatur pemerintah daerah, baik pejabat yang mengambil keputusan penetapan pajak dan retribusi, maupun pelaksana lapangan dalam melakukan identifikasi terhadap jenis kegiatan atau usaha yang wajib dikenakan pajak atau retribusi daerah serta minimnya ketersediaan data base potensi objek pajak dan retribusi daerah. Kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap dinamika kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat menimbulkan kurang kepedulian dari


(3)

warga masyarakat untuk segera membayar pajak dan retribusi daerah tatkala mendekati jatuh tempo. Masih lemahnya pengawasan termasuk intrumennya, sehingga menimbulkan tidak optimalnya pencapaian realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

B. Saran

1. Pemerintahan Kota ฀andar Lampung agar segera melakukan upaya yang serius untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam pajak daerah dan retribusi daerah khususnya mengenai retribusi parkir yang telah ditetapkan ke dalam berbagai perda selama ini sesuai dengan kategori jenisnya guna mewujudkan peningkatan pendapatan asli daerah sekaligus pelaksanan otonomi daerah yang seluas-luasnya. Upaya yang serius mutlak dilakukan pengkajian secara komprehensif, baik dari aspek tataran normatif penyusunan kebijakan maupun inventarisasi terhadap potensi objek pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung hendaknya secara berkala melakukan sosilalisasi atau himbauan ke masyarakat dalam hal ini wajib pajak, melakukan kegiatan workshop, pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus mengenai perpajakan, dalam hal ini khususnya retribusi parkir guna mendapatkan SDM yang menunjang optimalisasi PAD sehingga seluruh aparatur Dinas Pendapatan Daerah dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang dapat menunjang profesional kerja, baik dilapangan maupun kerjasama dengan instansi-instansi lain.


(4)

77 3. Dinas Pendapatan Daerah Kota ฀andar Lampung hendaknya melakukan

upaya-upaya penyadaran kepada wajib pajak yang melakukan tunggakan, berupa kebijakan-kebijakan dan sosialisasi yang berupa pendekatan psikologis terutama kepada wajib pajak yang berulang kali melalaikan kewajibannya sehingga pencapaian target sebagaimana ditetapkan setiap tahunnya dapat terealisasi.


(5)

Budi Winarno, Kebijakan Publik : Teori dan Proses Edisi Revisi, Media Presindo. Yogyakarta. 2007

Bohari, H. Pengantar Hukum Pajak. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993

Brotodihardjo Santoso. R, S.H., Pengntar Ilmu Hukum Pajak. PT Refika Aditama,

Bandung, 2003

Charles Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Terjemahan), PT Raja Graindo

Persada, Jakarta. 1996

James E. Anderson Public Policy Making 2nd ed. Holt, Rinehart and Winston.

New York. 1969

Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik, Bayumedia. Jakarta.2008

Kesit Bambang Prakoso, Pajak dan Retribusi Daerah. UII Press. Yogyakarta.

2003

K.J. Davey, Pembiayaan Pemerintahan Daerah, Praktek-Praktek Internasional

dan Relevansinya Bagi Dunia Ketiga, terjemahan oleh Ammanullah dkk, UI Press, Jakarta, 1988

Marsyahrul. Tony. Pengantar Perpajakan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta. 2005

M.Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara Cetakan

kesebelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2002

Muchsan. Beberapa Catatan tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan

Administrasi di Indonesia. Liberty. Yogyakarta. 1981

Munawir, H.S. Perpajakan, Liberty, Yogyakarta, 2000

Nicholai. P. et. al. Bestuursrecht. Amsterdam. 1994

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Granit. Jakarta. 2005

Nyoman Sumaryadi, Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Citra

Utama, Jakarta. 2005

Pramudya, Hukum Itu Kepentingan, Sanggar Mitra Sabda, Jawa Tengah, 2007

Riant Nugroho D, Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang, PT


(6)

Ridwan, HR. Hukum Administrasi Negara. UII Press. Yogyakarta. 2002

Syofyan, Syofrin dan Hidayat, Asyhar. Hukum Pajak dan Permasalahannya. PT

Refika Aditama. Bandung. 2004

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Peranan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Pematang Siantar sesudah otonomi daerah.

9 104 90

PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI PARKIR SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG

2 18 31

STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM PEMUNGUTAN RETRIBUSI PARKIR UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDAR LAMPUNG

3 33 73

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) SELAMA PERIODE 2005-2009 (Studi Ka

0 1 14

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1990-2010.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1990-2010.

0 0 11

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

0 1 69

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI PARKIR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

0 1 98