BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Seni Lukis dan Pembelajarannya di Sekolah Dasar 1. Pengertian dan Jenis Seni Lukis
Seni lukis merupakan bagian dari bidang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi, sehingga seni lukis merupakan karya yang terlepas dari unsur-unsur kegunaan
praktis. Lebih jelas lagi seni lukis merupakan suatu pengucapan pengalaman artistik seseorang yang dicurahkan ke dalam bidang dua dimensi dengan menggunakan garis,
warna, bidang, dan tekstur. Seni lukis adalah salah satu lingkup seni murni berwujud dua dimensi. Karya seni lukis yang juga sering disebut dengan lukisan, umumnya dibuat
di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya. Objek dan gaya lukisan sangatlah beragam. Karya seni lukis bergaya naturalis potret
dibuat persis seperti objek aslinya, seperti pemandangan alam, figur manusia, binatang, atau benda lainnya. Karya lukis bergaya ekspresionis penuh perasaan memiliki objek
benda atau figur yang dibuat dengan garis dan warna yang bernuansa emosi pelukisnya. Lukisan bergaya abstrak berasal dari khayalan kreatif senimannya, bentuknya tidak
nyata, tersamar, bahkan kurang dimengerti oleh orang awam, tetapi mengandung berbagai alternatif rupa yang baru Soedarso, 2006: 97.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Seni Lukis
Salah satu jalan untuk membentuk pribadi anak yang sensitif, kreatif, dan ekspresif adalah melalui kegiatan berkarya seni rupa, salah satunya adalah dengan
berkarya seni lukis. Dalam proses membuat karya seni lukis, anak akan dapat mengenal berbagai bahan, alat, dan teknik sehingga mereka dapat membuat berbagai karya lukis.
Untuk melaksanakan pembelajaran seni lukis pada peserta didik, perlu diketahui bahwa
6
pada dasarnya setiap anak mempunyai potensi berkarya seni rupa yang berbeda-beda. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran seni lukis anak di sekolah dasar
menurut Ricci 1960: 302-307, agar dapat berkarya sesuai dengan minat, perhatian, dan gairah anak untuk berkarya.
a. Pemberian Motivasi
Pemberian motivasi merupakan upaya yang dilakukan untuk membangkitkan semangat dan minat anak terhadap tugas-tugas yang akan diberikan untuk dikerjakan.
Model-model motivasi sangat banyak tergantung pada tingkat usia anak, keadaan lingkungan atau suasana, dan arah tujuan dari pembelajaran. Motivasi yang dapat
diberikan untuk anak usia sekolah dasar misalnya: berupa cerita baik cerita dongeng maupun cerita yang sesuai dengan keadaan lingkungan mereka, nyanyian, sentuhan
suasana yang aktual, ataupun sebuah rekaman yang dapat mereka ungkapkan kembali.
b. Pemberian Peragaan
Peragaan merupakan mempertunjukkan atau menampilkan sebuah objek yang dapat diamati dan diperbincangkan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakan oleh anak.
Objek yang dapat dipertunjukkan dapat berupa contoh-contoh karya lukisan, baik karya orang dewasa maupun karya anak-anak. Contoh karya tersebut bukan semata-
mata untuk dicontoh, melainkan untuk memperjelas keterangan dan sekaligus memberikan daya tarik bagi anak. Dalam kegiatan ini anak juga dapat langsung diajak
mengamati dan menghayati karya-karya atau benda-benda yang ada disekitar mereka. Proses interaksi antara pendidik dan peserta didik harus selalu dikondisikan dalam
suasana segar, bebas, dan gembira. Hal ini dilakukan agar anak selalu termotivasi untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
7